11

154 12 0
                                    

devy pov

dear my cute friend angga gabriel putra...

ini udah hari kedua kamu gak bangun. dasar jelek, bunda sedih mikirin kamu. harusnya kamu bangun. hari ini si doni marah-marah di sekolah. dia ngehajar brian sampe mukanya babak belur. kamu harus bangun. kamu harus liat betapa banyak orang yang sayang kamu.

devy merobek kertas yang baru saja ia tulis dan menyelipkan ketas itu di bawah vas bunga. devi berjalan keluar kamar perawatan angga. dilihatnya sarah yang udah nungguin devy untuk gantian jenguk angga.sarah tersenyum simpul ke devy dan menghela nafas panjang.

"gua udah denger semua dari doni. gua di satu sisi tetep ngebela angga dev, elo yang sabar ya"

aku hanya menggangungukkan kepala dan pergi pulang kerumah di depan rumah sakit aku melihat doni yang langsung masuk ke rumah sakit. aku sengaja tak memanggilnya karena aku sudah berada di dalam taksi.

dear my cute friend Angga Gabriel Putra...

ngga, ini udah hari ketiga kamu tidur. kamu kok betah sih tidur mulu. bangun dong, bunda sama ayahmu sedih. eeh jelek kamu besok pokoknya harus bangun ya, si ijo udah di benerin doni. trail ijomu udah sembuh, kamu kapan sembuhnya?

aku mendengar tante ira berbicara dengan dokter di depan. dokter bilang angga mengalami pendarahan di otak nya, jadi dia mungkin akan sedikit tertidur lebih lama. di butuhkan waktu untuk menunggu otaknya bereaksi. aku sedih, aku merasa frustasi. aku takut angga pergi, aku nggak mau angga pergi. setidaknya besok dia bangun. aku nggak peduli angga akan jahat apa enggak dengan aku yang penting angga bangun.

Aku belajar untuk tidak menengok ke belakang, karna aku ingin hidup untuk masa depan yang baik, dan tidak berdiam diri dalam kelamnya masa lalu. Terkadang cerita berjalan tidak sesuai dengan apa yang kita impikan. Aku percaya dengan kata-kata " rencana tuhan itu memang indah pada waktunya" 

dear my cute friend Angga Gabriel Putra....

ngga, aku udah capek nungguin kamu. kamu kapan bangun. ini udah hari ke empat kamu gak bangun-bangun. mungkin kamu gak mau bangun karena aku disini. okeee besok aku nggak dateng lagi kesini. tapi kamu janji kamu harus bangun ya. kita semua khawatir sama kamu. si ijo juga udah pengen dinaikin kamu.

 Entahlah, aku bisa saja tetap 'menggangumu'dengan pesan – pesan 'apa kabar?' atau 'lagi apa?'-ku. Aku bisa juga menelponmu hanya untuk mendengar suaramu dan membuatmu terbiasa dengan perbincangan sederhana kita maupun 'keberadaanku'. 

Apapun itu, selama aku bisa sekedar menyiratkan, "hai! Aku di sini. Aku ada.Lihat aku." Aku bisa saja tetap berharap kalau suatu saat kamu akan memberikan bunga atau boneka, mengatakan kalau kamu sadar, kalau kamu tahu dan kamu mengerti perasaanku. 

Dan... pastinya kamu merasakan hal yang sama. Harapan yang tidak juga hilang meski sudah berusaha berulang kali kulupakan. Mengabaikan orang-orang di sekelilingku. Karena hanya terfokus pada dirimu. Kamu, dan hanyakamu. Angga Gabriel Putra.

dear my cute friend Angga Gabriel Putra....

nyebelin. ini udah lima hari kamu gak bangun-bangun. maumu apa jelek?? bunda udah mulai rapuh. udah mulai gak mau makan. doni juga tambah benci sama si brian, si brian udah kena skors dan dia dimusuhin anak satu sekolah. kamu kapan bangun?? kamu gak kasian sama sarah ha? dia pulangnya sering sendirian, biasanya kan bareng kamu. dia habis di copet gara-gara pulang sendirian.angga jelek kalo kamu bangun kamu bakalan lebih bahagia. di sana kamu ngapain aja sih? udah. aku udah bosen nulis gini terus. nungguin kamu yang dari tadi diemin aku. aku tunggu kamu bangun ya...

aku seperti biasa menaruh sobekan kertasku di bawah vas bunga, aku melirik angga di sebelahku. wajahnya pucat dia lemah. kasian....aku sedikit membetulkan selimutnya dan ragu-ragu mengusap pipinya lembut. aku merasa jantungku berdesir ketika melakukan hal itu. aku cepat-cepat memutuskan keluar dari kamar angga. aku berjalan melewati lorong rumah sakit dengan sedikit bimbang.

di dalam ruangan angga masih terbaring tak berdaya, nampak seorang suster yang sedang mengecek keadaan angga. tiba-tiba jari manis angga bergerak pelan. sekali, dua kali, tiga kali. angga sedikit menggerakkan jarinya. matanya masih tertutup. suster yang mengetahui perkembangan angga langsung memanggil dokter.

Dalam hati aku sedang berperang dengan hatiku. Aku harus jujur dengan perasaanku.

Angga jelek, nanti ketika kamu bangun dan nanti kalau aku udah bertemu dengan kamu. aku ingin mengatakan, aku ingin mengakui, tanpa mempedulikan masa lalu, Perbedaan dan beban. Aku ingin mengaku, aku mencintaimu. Sesederhana itu. Angga Gabriel Putra.

Why, You ?Where stories live. Discover now