10

147 12 0
                                    

Angga Pov

Hari ini aku terbangun dengan perasaan damai. tenang. ini dimana? aku menatap kesekelilingku memahami apa yang sebenarnya terjadi. 

aku menatap tempat ini, rumput yang kupijak terasa sangat halus. terdengar suara burung-burung kecil yang hinggap di suatu pohon. tempat ini seperti taman yang mempunyai banyak bunga-bunga indah di dalamnya. aku terus berusaha menginggat tempat ini. aku tetap diam mematung di tempat yang kupijak tadi. ini bukan jakarta, iya jekardahku tidak sesejuk ini. ini dimana? lalu...bunda, dimana bundaku dimana Papaku? aku berusaha memahami apa yang terjadi. ini dimana? aku mulai frustasi mencari bunda. tempat ini begitu sepi aku benar-benar jadi takut sendiri.

aku menyusuri jalan yang beralaskan rumput ini. aku berjalan mencari sesuatu yang bisa ku kenali. aku mulai takut dan mengeluarkan air mata frustasi, bahkan aku tak dapat mengingat lagi apa yang terjadi. hanya tumbuh-tumbuhan dan tanaman ini yang menjadi saksi piluku disini. aku terus berjalan, sampai pada sebuah pohon besar aku melihat sebuah ayunan mengayun. dari jauh dapat kulihat seorang wanita sedang bermain ayunan diatasnya. aku sedikit merasa lega. pasti itu bunda pikirku dengan sedikit berlari. aku berlari menuju ayunan tadi, aku berlari dan ku panggil dia dengan sebutan bunda.

"bunda....bunda..." wanita yang kupanggil ini menghadap ke arahku. dan...tunggu dulu? ini bukan bunda. iya wanita ini bukan bunda. aku terpaku melihat sosok ini. dia adalah wanita yang hampir tiga tahun ini tak bisa kulihat. yang sosoknya selalu ku rindukan dan ku nantikan kehadirannya. aku berlari dan mendekap wanita ini aku memeluknya dengan erat tanpa mau aku ingin melepaskan wanita ini. cindy.

aku menangis di pelukan wanita ini. aku menyadari apa yang sebenarnya terjadi. cindy menatapku dengan lembut, di membalas pelukan hangatku. 

"angga, kamu kenapa main-main sampai kesini?"

"aku nggak tau cin, tapi aku senang akhirnya aku bisa ketemu kamu disini. jangan tanya aku kenapa bisa disini? jangan suruh aku pergi cin? jangan biarkan aku sendiri lagi? biar aku disini ya?" ucapku pelan masih di pelukannya. cindy tetap diam dan menopang pipiku. dia tersenyum padaku. jujur aku merindukan senyum indah itu.

"angga, aku rindu kamu. rindu...sekali. aku juga pengen kayak gini terus sama kamu."

"iya cin, maafin aku. maafin aku yang ninggalin kamu sendirian waktu itu. maafin aku yang goyah akan cintaku. maafin aku yang biarin kamu berjuang sendirian di meja operasi. maafin aku yang mulai kebuka hati aku untuk devy. maafin aku cin." tangisku pecah tanpa tahu malu di depan devy aku hanya bisa menangis saat ini. di satu sisi aku juga merasa lega telah menyatakan ini pada cindy. sesuatu yang kutahan lama di hatiku yang membelenggu.

"angga...kamu lelaki pertama yang membuatku jatuh hati. kamu lelaki pertama yang merebut cintaku di dalam hati. kamu yang selalu bisa bikin aku nyaman di sanubari. kamu lelakiku yang mau menemaniku bahkan disaat ajal datang mendekati."

"Udah cin...aku tulus sama kamu. aku berharap kita bisa sama-sama lagi."

"angga, aku udah bahagia disini dan aku berharap kamu juga bahagia disana." Cindy menunjuk sesuatu bercahaya di pojok sana.

"aku selalu berharap kamu bahagia di sana, disana banyak orang yang mencintai kamu. disana ada seorang wanita yang sedang memperjuangkan kamu dan kamu harus tau kamu nggak pernah salah. jadi kamu nggak perlu merasa bersalah dan terus menyesal."

"enggak cin, aku tulus sama kamu. kita harus bersama lagi."

"aku mau kamu bahagia, aku mau liat kamu dengan trail hijau mu memenangkan berbagai kompetisi lagi."

"enggak cin, aku gak mau ninggalin kamu lagi"

"Angga, semoga kamu bahagia disana dan aku juga bahagia disini." seketika itu cindy menghilang entah kemana. aku akan berlari mencarinya, sampai aku mendengar suara dari sebuah cahaya yang ditunjuk cindy tadi. aku mendengar suara seorang wanita menangis memanggil namaku. antara tangisan pilu itu dan mencari sosok akan cindy, aku benar-benar ragu.....


TBC






Why, You ?Where stories live. Discover now