Chapter 11 : Maps

18 0 0
                                    

"Yuk kita lihat di balik batu ini," ajak James. Kami bersembunyi di balik batu besar. Sebelum memulai observasi, aku meyakinkan teman - temanku bahwa tidak ada yang melihat kita. Lalu James menyalakan senternya dan mengarahkannya ke kertas itu.

"Ini dia! Disini ada... garis dan... garis lalu... ya begitulah! Isinya garis, garis dan garis," kata James. "Jadi itu tidak berguna?" tanya Jonathan. Aku juga berependapat sama dengan Jonathan. Tapi Bryant menggeleng, "Tidak! Bukan hanya garis yang ada disini. Tapi disini juga ada sebuah lingkaran yang bertuliskan... JR High School. Dan ada garis yang mengarah ke lingkaran lainnya, yang bertuliskan... Green Air Forest. Hei! Apa artinya semua ini?" Semuanya kaget. JR High School itu kan nama sekolah kita. Lalu ada panah yang mengarah ke Green Air Forest. Kalian semua para readers harus tau! Green Air Forest adalah sebuah hutan yang dekat dengan rumahku. Ini aneh sekali! Dan apa artinya semua ini? Kami semua tengah berusaha mengeja arti kata - kata tersebut.

"Apakah artinya kebun sekolah kita ini terhubung ke Green Air Forest?" tanyaku. "Bisa jadi begitu. Bagaimana kalau kita teruskan saja menelusuri kebun ini?" kata Aldi. Semua setuju, kecuali Jonathan, karena dia punya keluhan, "Tapi ke arah mana supaya sampai di Green Air Forest? Barat? Timur? Selatan? Utara?" "Hmm... pasti ada petunjuk lainnya," jawabku. "Bagaimana kalau kita mencari petunjuk jalan lain? Kita berpencar saja, ada yang ke barat, timur, selatan dan utara. Nanti yang menemukan petunjuknya harus memberi tanda pada yang lain," jelasku. "Wow, itu ide bagus! Boleh juga tuh! Let's go!" James langsung heboh. Dia sudah mau pergi ke timur, tapi kuraih tangannya, "Dengarkan dulu James! Kita belum selesai. Oke, mari kita bagi arah dulu. Biar James ke timur. Aldi, kau ke utara. Jonathan, kau ke barat. Jadi Bryant, kau ke selatan. Biar aku berjaga - jaga disini. Tinggalkan saja barang - barang kalian disini, akan kujaga baik - baik. Kalau ada yang berhasil menemukan petunjuk, tepuk tangan tiga kali. Bagaimana?" "Baiklah! Ide bagus! Nih Vick, kuserahkan padamu," kata Joanthan menaruh tasnya di sebelahku. Lalu yang lain mengikutinya juga. "Sudah siap?" tanyaku akhirnya, waktu mereka semua sudah berbekal senter untuk digunakan bila perlu. Mereka mengangguk. "Oke, silakan pergi! Akan kujaga tas kalian disini baik - baik, tenang saja!" Akhirnya mereka berpencar.

Aku tidak takut sendirian disitu, hanya saja merinding. Banyak sekali suara burung hantu dan tikus. Burung hantu itu bersuara menyeramkan. Terkadang ada kelelawar juga yang tiba - tiba melesat cepat di dekatku. Hal itu selalu membuatku kaget setengah mati. Tapi setelah kelelawar itu pergi dan aku mendengar suara 'kres kres', aku sudah kembali tenang. Itu artinya kelelawar tersebut sedang asik makan buah - buahan, dan tidak suka menggigit orang. Lama - lama bosan juga, karena teman - temanku belum kembali. Jadi aku bermain - main mengais tanah di dekatku. Lalu aku merasakan sesuatu di dalam tanah itu yang berbeda, maka kutarik keluar. Kertas lagi! Aku amati kertas itu. Sepertinya ada tulisan di kertas itu. Jangan - jangan tulisannya menyangkut keluargaku lagi?!

Aku mengais - ngais tanah di sekitar tempat aku menemukan kertas itu barusan. Di dekat situ, ada kertas lagi! Apakah ini semua ada maksudnya? Mungkin sebaiknya aku memanggil teman - temanku.

Sori ga ada gambarnya! Aku nggak tau harus kasih gambar apa. Janji and suer deh, bab berikutnya akan jadi bergambar.

Vicky's LifeKde žijí příběhy. Začni objevovat