1 - Berita Duka

25.1K 1.9K 143
                                    

1 -  BERITA DUKA


Gadis tersebut membungkuk menahan rasa sakit dari punggungnya, wajahnya mengernyit sementara bibir tipisnya meringis kesakitan. Tubuh mungilnya gemetar hebat dan sedetik kemudian jatuh berlutut dengan dua tangan yang bertumpu di atas tanah berdebu. Isak tangis keluar dari mulutnya tatkala ia merasakan tulang rusuknya berderak dan menghasilkan suara yang pilu. Bahkan pada cuaca panas dan berdebu seperti saat ini yang ia rasakan adalah udara yang sungguh dingin mencekam, menusuk tiap persendian tulang hingga bagian terdalam.

Tiba-tiba darah mengucur deras dari punggungnya kala sesuatu yang tak kasat mata merobek punggungnya disusul dengan kaus hitamnya yang robek dengan posisi vertikal. Ia berteriak sekencang mungkin hingga pita suaranya bergetar hebat, menarik perhatian semua mahluk yang tengah berada di sebuah taman bermain tersebut. Mereka semua mengelilingi tubuh gadis mungil tersebut seraya memasang wajah ingin tahu mereka, tetapi tidak ada salah satu di antara mereka yang berniat menolongnya. Semua sudah terlanjur apatis justru mereka semua penasaran sekiranya apa yang terjadi dengan gadis mungil itu kelak.

Gadis mungil itu terus berteriak hingga air matanya mengucur deras dari sudut-sudut matanya, keringat dingin bagai butiran jagung keluar dari pori-porinya yang membuka lebar. Napasnya memburu bahkan mulutnya membuka berusaha meraup oksigen di sekitarnya. Ia kembali berteriak, kali in suara tulang belulang yang berderetak di punggungnya kembali terdengar pilu menyisakan suara terkesiap dari penonton yang mengelilinginya.

Tangannya mengepal kencang dan di detik itu pula kaus hitam belakangnya tercabik di bagian bawah dan keluarlah sepasang sayap hitam mungil dari balik punggungnya membuat semua mahluk menjerit ketakutan dan berlari pontang-panting ke sana dan kemari. Tubuhnya ambruk di atas tanah dengan kepala yang menghadap ke arah kanan, bola mata hitamnya melirik dan mendapati sepasang sayap di punggungnya membentang lebar dan dikelilingi oleh cahaya seperti kunang-kunang berwarna keemasan.

Tubuhnya kembali gemetar hebat, bahkan kedua tangannya kini telah terkepal, menggenggam butiran tanah merah. Mata hitam kelamnya berkilat tajam dengan raut wajah yang berubah menyerupai kesadisan nyata, bibirnya berkerut tajam kemudian menyeringai penuh makna. Mata hitam kelamnya berubah menjadi berwarna merah darah lalu berubah dengan pupilnya berwana hitam jelaga sementara irisnya berwarna kuning bercahaya.

Dan setelah itu, ia tak mengerti apa yang selanjutnya terjadi, karena yang ia ingat hanya di kedua tangannya telah berlumuran darah dengan sebelah tangan yang menggenggam pedang berwarna hitam legam.

---

Seana terbangun dalam keremangan lampu keemasan yang nyaris menyerupai gelap. Keringat sebiji jagung keluar dari pori-pori tubuhnya bahkan beberapa butir keringat jatuh dari pelipisnya menuruni hingga sekitar wajahnya. Napasnya memburu lelah, matanya membeliak lebar hingga kemudian sebutir air mata membuyarkan pandangannya.

Mimpi itu lagi, batinnya mengeluh.

Ia mengangkat kedua tangannya, menampilkan telapak tangannya yang gemetar hebat. Dalam ingatannya ia melihat darah yang melumuri kedua tangan tersebut membuat jantungnya berpacu cepat dan menghentak keras. Ia tertawa menyedihkan, kau seorang pembunuh, Seana.

Bunyi gedoran pintu kayu dari luar menyeretnya keluar dari lamunan membuatnya turun dari tempat tidur kecilnya lalu menyeret langkahnya dengan cepat. Joana Gareis berdiri dengan wajah ketakutan di depan pintu kamarnya, kedua tangannya memeluk selimut tebal lusuh miliknya dengan tubuh gemetar hebat.

"Ada apa, Jo?" Tanya Seana, wajahnya menunjukkan kernyitan bingung.

"Aku takut." Bisik Joana, matanya yang berwarna merah terang menyipit tajam menatap Seana seolah meminta pertolongan.

THE HALF BLOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang