1. The Deal

22.9K 1.2K 36
                                    

BETH

Aku tidak pernah menyangka akan melihat Alfa Alexander duduk di sofa merah marun dan emas yang di design khusus dan mewah hanya untuk keluarga Haze, keluargaku. Walau tubuhnya menegang kaku, kerutan dikeningnya melipat dalam ketika berhadapan dengan kedua orangtuaku, lelaki itu tetap memesona.

Rambut hitam ikalnya selalu seperti itu. Berantakan. Mengundang keinginan tangan-tangan wanita untuk menyapunya, merapihkan atau sekedar menambahnya berantakan ketika angan mereka berpacu dalam gairah, yang pasti akan terbit hanya karena berdekatan dengan lelaki itu. Dan aku tidak bisa menahan bayangan semalam, ketika rambut itu ada disela-sela jariku, saat dia mempersembahkan kenikmatan manis yang meledakanku.

Mata birunya selalu menatap dalam, seolah bisa menyelami jiwa-jiwa orang yang ditatapnya, membuat seakan orang yang ditatapnya telanjang, tanpa topeng apapun, tanpa kepalsuan apapun yang bisa menyembunyikan dirinya. Tapi mata itu lebih memesona ketika menatap sayu, dipenuhi kabut gairah.

Lalu, hidung dan bibir itu... berpadu dengan rahang kotak yang selalu ditumbuhi bakal janggut. Sungguh pesona yang mematikan. Pantas saja seluruh wanita di Houston, Texas –kecuali Ibuku, mungkin–, bertekuk lutut di kakinya. Termasuk aku, mengingat setiap kecupan panas bibir basahnya. Atau ketika nafas panas lelaki itu menyapu setiap titik sensitifku.

Lututku gemetar, merasa remasan femiliar pada perut bagian bawahku. Membuat aku... basah. Sial!

Bodoh memang. Disaat keluargaku berperang dingin dengan keluarganya, aku justru merasakan gairah panas oleh pesonanya. Mau dikata apa? Aku hanya wanita biasa, yang tidak tahan dengan pesona luar biasa Alfa.

"Apa yang kau mau sekarang?" tanya Mr. Haze, Ayahku, dengan suara dingin yang menggetarkan lututku. Suara itu sudah menghujamku berkali-kali sejak pagi tadi. Sejak aku menginjakan kakiku ke mansion keluarga kami, sepulang dari pesta gila yang menjerumuskanku pada masalah besar.

"Pertanggung jawaban putrimu tentu saja! Dia membuat harga saham-sahamku turun!" lelaki itu menoleh padaku, dan pada saat itu juga seolah ada yang mencuri semua udara di sekelilingku. Aku sulit untuk bernafas.

"Kenapa ini jadi salah putriku?!" tanya ayahku gusar. Dia sudah cukup malu, ketika foto putrinya yang sedang mencium seorang lelaki dengan penuh nafsu, terpampang di depan semua surat kabar yang beredar pagi ini, serta menjadi berita paling dicari di situs berita online. Dan yang lebih parah, foto kami ketika secara bergantian kami memasuki satu kamar yang sama. Sudah cukup buruk seluruh manusia di muka bumi ini tau jika aku tidur dengan seorang lelaki yang ditemui di satu club, di tambah lelaki itu salah satu dari Alexander. Ini baru disebut kiamat.

"Karena ketika menggodaku, dia pasti mengenal siapa aku! Sementara aku tidak tau apa-apa tentang dirinya!"

"Siapa yang menggodamu?!" potongku langsung. Mencoba menutupi malu dengan nada tinggi marah yang nampaknya gagal. "Kau yang menghampiriku!"

Dan ketika mendapati tatapan tajam dari kedua orangtuaku, aku langsung tertunduk diam.

Sungguh sial sekali aku. Kenapa ada paparazi di nightclub yang semalam aku datangi?

Ya, Alfa benar. Ketika lelaki itu mendekati, dan bahkan menciumku, aku seratus persen sadar siapa dia. Siapa yang tidak kenal dia? Bahkan, ketika dari kelas tujuh aku diungsikan ke Ingris, aku masih tau apapun yang dilakukan lelaki itu dari surat kabar di Inggris. Bagaimana Alfa bisa menggandeng model-model Victoria Secret, sampai dengan aktris Hollywood.

Jika ketika belia aku sudah mengangumi ketampanannya yang seperti dewa-dewa Yunani itu, maka menginjak dewasa bisa dikatakan aku menggilainya. Dan mengambil kesempatan untuk bersenang-senang kala lelaki itu mendatangi mejaku semalam.

ALFA - BETH ✔️ (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang