Rey, Aku & Ibu

7.2K 474 7
                                    


hehehe update update, ohya makasih buat review, coment, and vote, ehm... kritik juga, kritiknya membangun banget :) , Author bakal coba memperbarui kata2 yang terlihat kolot buat kenyamanan, karena author orang cupu (culun punya) maaf kalau beberapa kalimat terliat begitu katrok dan jadul :v :v (pokok'e author kate belajar, tolong di ajari yo)

cos alapiu my reader and vote'er and reviewer.

(Jagn sungkan2 ngasih kritik ya kalau author banyak kesalahan, author masih belajar)

monggo di vote & di komen
~)o(~








Bag 10



Rey, Aku dan Ibuku

__________

Aku bingung dan harus kemana mencari Farel yang brengsek itu, dan aku tak berfikir sampai sejauh ini jika Farel akan balas dendam karena ku tonjok kemarin. Aku meminta Intan juga Jevi untuk membantuku mencari Rey, tempat pertama yang aku satroni apartemen Farel. dan hasilnya nihil.

WHAT THE FUCK, YOUR ASSHOLE FAREL!!

Ku hubungi Anto juga Steve, aku yakin jika mereka berdua tau dimana Farel sekarang. Dan payahnya mereka berdua tak bisa di hubungi, apa seperti ini yang namanya teman?

Ketika aku, Intan & Jevi melaju menuju kerumah Farel, satpam yang bekerja di rumah itu menghampiri, dan memberikan padaku sebuah kertas yang berisi alamat.

Oh Tuhan, apa lagi sekarang!!

Intan sepanjang perjalanan terus-terusan menenangkanku yang terlihat emosi, dan kesal. kearah puncak yang begitu dingin disana yang tertulis di kertas putih yang di berikan oleh satpam di rumah Farel. Jevi yang duduk di belakang berulang kali memukulkan kepalan tangannya, dan wajahnya terlihat begitu emosi. Bahkan Jevi bersungut-sungut jika nanti dia bertemu Farel, dia akan mematahkan tangan Farel. Mengerikan.

Sampailah kami bertiga di depan sebuah bangunan Rumah bagus bergaya minimalis, pandangan mataku menjelajah pada bangunan itu hingga aku melihat sebuah jendela yang tertutup Gorden dengan lampu yang menyala.

DRRRRTTTTT DRRRRTTTT

Handphoneku bergetar, ku rogoh sakuku mengeluarkannya dan menempelkan benda plastik itu di telingaku.

"Keluar lo Rel, Gue udah di depan?"

Gorden di jendela itu di sibak, seseorang mengintip disana, Dia Farel yang sedang melambaikan tangannya.

"Tak perlu marah begitu, sekarang lo denger apa yang gue lakuin ke cowok ini, Astaga Rafael... tubuhnya benar-benar menggiurkan"

Terdengar kecupan dari teleponku, Darahku seperti di pompa dengan cepat dan kepalaku terasa panas, Ku tendang pintu gerbang yang terbuat dari kayu itu hingga terdengar suara debaman dari pintu gerbang itu.

"BRENGSEK!!!" aku mengumpat sambil menendang-nendang pintu itu, kulihat di jendela itu Rey sedang di peluk, tapi tubuh Rey begitu lemas, Farel menciumi pipi Rey. aku semakin kesal dan sedikit nekat kupanjat pintu gerbang itu dan di ikuti si Jevi.

Ku buka pintu gerbang itu dan menyuruh Intan untuk masuk, kami bertiga mengendap-endap seperti pencuri yang hendak menyatroni sebuah rumah dan mengambil sesuatu.

Buak!!!

Sebuah Tinju mendarat ke wajahku dan aku sedikit kelimpungan, begitu Juga Jevi yang mengekor di belakangku ia juga mendapat sebuah tinjuan, Intan berteriak dan kemudian Pingsan. Aku dan Jevi mencoba berdiri namun kedua tangan kami di pegang oleh dua orang, kemudian salah satu dari orang itu memukul tengkuk leher Jevi dan dia pun mengikuti Intan yang pingsan. Lalu setelah itu giliran tengkuk leherku yang di pukul dengan cukup kuat sehingga aku limbung dan pandangan mataku mengabur begitu saja.

I love u officeboy (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang