MAAF

11.8K 626 22
                                    


Bag 5

Maaf

* * *

Aku tak tau apa yang sudah kulakukan, menyalakan komputer tanpa mengerti apa yang tersaji di layar LCD komputer di mejaku. pikiranku masih menyangkut pada kejadian semalam ketika aku mencium bibir Rey.

Aku tau aku salah tapi, dia memang membuatku tergila-gila padanya. Aku kembali teringat denga kejadia semalam, dia duduk di sudut kamarnya ketakutan dan aku mencoba menenangkannya agar dia tidak ketakutan, tapi apa yang ku peroleh. dia malah menampik tanganku yang terulur padanya dan menyuruhku untuk keluar dari kamarnya dengan nada yang memilukan.

Puk

Sebuah tangan menepuk pundakku, aku menoleh kearah sang penepuk dan dia si Intan yang sudah berdiri di sampingku sambil mnyengir.

"Lo kenapa Raf?" Intan bertanya padaku. aku hanya diam dan berpura-pura sedang konsentrasi pada layar komputerku. Intan menarik kursinya dan dia mulai duduk di sebelahku.

"Sumpah ya, gue kesel ama lo Raf, napa si lo kayak marah gitu ke gue!" Intan menarik pundakku dan membuatku menatap dia.

"gara-gara lo Tan, si Rey marah ke gue!!" desisku sambil menatap Intan tajam. Sedangkan Intan dia hanya melongo membuka mulutnya lebar-lebar.

"Jadi lo" ucap Intan, dan aku hanya mengangguk seolah aku mengerti kemana arah pembicaraan kami.

"Astaga Rafa, emang lo apain si Rey?"

"Seperti yang ada di email lo Tan?" Intan terdiam, sepertinya dia mencerna apa yang aku katakan. tidak lama kemudian Intan tertawa terbahak-bahak sehingga orang di ruangan ini menatap kearahku dan Intan. Dia menarik handphoneku yang terbaring diatas mejaku.

"Lo ngapain si Tan"
"Gue mau liat foto lo ama Rey?"
Aku rebut kembali Handphoneku, dan Intan merengut ketika Handphoneku sudah berpindah tangan.

"Pelit!" gerutu Intan sambil menjlurkan lidahnya.

"Lo boleh lihat tapi ada syaratnya?"

"Cih, lo gitu sekarang ke gue Raf?"

Aku menyeringai, membuat Intan bergidik ngeri dan mau mendengarkan syarat yang aku berikan untuknya.

"Jadi lo pengen gue ngomong ke Rey kalau yang nyuruh nyium dia itu gue" cerocos Intan sambil mendengus kesal.

"Ia, lo mau liat foto gue ama Rey kan?" Intan mengangguk, dia menyeret kursinya dan kembali ke tempatnya, setelah itu Intan berjalan menuju pantry dimana Rey sedang bekerja.

Oh ayolah Intan, bukan sekarang juga harus bicara dengan Rey, dia pasti masih muak atau benci jika melihatku. Tapi tidak apa-apa jika Intan mau mencoba dan siapa tahu itu berhasil.

Aku sedikit melongok melihat kearah Pantry, dan yang kulihat Intan sedang bicara dengan Rey. Rey seperti ogah-ogahan mendengarkan Intan dan dia terlihat kesal dengan cewek fujoshi itu.

Intan terlihat kesal ketika ia kembali ketempat duduknya, dan menatapku tajam seolah berkata 'susah'.

"Gimana Tan?"

"Lo ngomong aja ndiri, gue bisa mati deket-deket kalian"

Aku harus minta maaf ke Rey bagaimanapun juga ini salahku, Aku tau itu. dan aku yakin kalau dia muak melihatku.

* * *

Jam makan siang, perut tidak juga lapar dan aku tak tahu apa penyebabnya, biasanya aku orang paling antusias jika sudah waktunya makan siang. Tapi hari ini berbeda, perutku masih terasa kenyang bahkan ajakan Intan untuk makan siang aku abaikan begitu saja.

I love u officeboy (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang