PART 2

28.2K 1K 12
                                    

Ah iya gue mau flashback di hari pertama gue memasuki lingkungan sekolah ini.
Gue nggak tahu keberadaan kelas gue dimana. Gue memutuskan untuk bertanya sama sekumpulan anak cowok yang lagi ngerokok nggak lupa nanya ruang kepala sekolah dimana

"Permisi kak, ruang kepsek sebelah mana, ya?"

Satu cowo menanggapi gue kemudian berdiri dan mematikan rokoknya dan mengambil sampo sachetan yang entah dari mana, lalu menumpahkannya ke tangan dan menggosok sampo itu layaknya hand sanitizer. Mungkin, biar dipandang baik sama kepala sekolah. Kakak cowo yang tak diketahui namanya ini mengantarkan gue ke ruang kepala sekolah. Setalah sampai kakak cowo itu main pergi aja, padahal gue belom mengucapkan kalimat terimakasih

Kepsek lagi asik membaca data diri atau apa gue nggak tau,tapi dia akhirnya menyadari gue berdiri sejak lima belas menit yang lalu
"kamu anak baru ya? Kalo nggak salah kamu keponakan pak adyan ya?

Dengan mantap gue menjawab, "iya, pak. Kok bapak bisa tau? Bapak peramal?"

Kepala sekolah hanya geleng-geleng kepala dan memghela nafas "sesuai keinginan om kamu, kamu akan saya daftarkan ke kelas delapan tiga. Kamu saya jadikan satu kelas dengan adik sepupu kamu. Mengerti?"

"Tentu saja mengerti, pak. Terimakasih,"

Gue keluar ruang kepala sekolah dan mencari sepupu gue, Hellen. "len, kelas 8.3 dimana?,"

Hellen yang melihat baju gue kebesaran kaget karna dia tau biasanya gue pake baju pas "hmm kak avel ikut aku aja. Lagian sepuluh menit lagi udah mau bel masuk."

Gue hanya membuntuti dia seperti anak bebek dengan barisannya. Well , anak anak kelas 8.3 ini sih keliatan nya baik baik bajunya juga rapi rapi, atribut lengkap. Tapi mukanya ada yang agak songong gitu. Ya udahlah ini baru permulaan, jadi terima aja dulu

Bel pun berbunyi, ketua kelas menyiapkan kami semua untuk berdoa sebelum pelajaran. Gue duduk sendiri tepat di belakang sepupu gue bukan tanpa alasan. Gue nggak bisa sok akrab sebagai murid baru. Menurut jadwal pelajaran yang tertempel di dinding, pelajaran pertama hari ini Biologi.

Gue memasang earphone ke telinga.
Tiba tiba om gue masuk, otomatis copot earphone dan memasukkan handphone gue ke dalam tas

"selamat pagi anak anak. Hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan diri kamu nak," gue maju untuk ngenalin diri. Dari sini gue merasa diperlakukan seperti siswa lainya, maksudnya di sama ratakan nggak kaya sekolah lama dulu

"Hai semua. Namaku Ravellita Madrier panggil aja Madre atau avel. Aku murid pindahan dari Lollipop School sekian,"

Setelah perkenalan, om adyan mengintrupsi gue supaya duduk di sebelah perempuan kuncir satu, berkacamata. Gue melihat nametag nya, Tiara Gabriela. LOH INI KAN..
Santai vel, santai berdoa aja semoga dia inget lu








'bel istirahat telah berbunyi
Bel istirahat telah berbunyi'

Karena bel udah berbunyi, sekian sudah drama anak baik baik gue, toh om adyan udah keluar kelas. Gue mengeluarkan baju seragam gue kemudian pergi ke kantin. Tiara tiara tadi malah mengikuti arah gue. Kok bisa bisanya cewe yang raut mukanya polos mau duduk sama gue?

"vel, lu mau pesen apa? Nanti biar gue pesenin," tanya tiara

Gue melihat menu kantin memutuskan untuk memesan siomay
"siomay enak kali,ti? Tujuh ribu aja. Kasih tahu coklat semua ya. Kembaliannya lu ambil"

Kantin langsung ramai, mungkin karna desas desus anak baru yang brandal tapi pindah ke sekolah negeri terfavorit. Apalagi waktu segerombolan cewek menor melihat ke arah gue dan langsung kayak lebah saat melihat penampilan gue yang udah nggak mirip anak sekolahan.

Gue duduk santai sambil mengipasi wajah dengan kipas milik titi. Sekolah ini rindang sih, tapi jarak bangku nya yang terlalu dekat membuat suasana menjadi panas dan pengap
"Eh anak baru udah berani ngeluarin baju."
Tanggapn gue cuma ngelirik doang. Yah lalat ijo salah cari mangsa.

Gue tentu saja tidak tinggal diam. Langsung aja gue tarik kerah seragam dengan kancing atasnya yang terbuka sengaja oleh si cewek ini "emang apa masalahnya gue ngeluarin baju? Emang ada yang ngelarang? Sok ngatur,lo"

Mata dia melebar kemudian berkaca kaca "ampun, gu- gue gasengaja. Gu.. Gue minta maaf..."

Perempuan menor ini langsung nangis tapi gue tahu, air mata nya itu palsu. Bukan karena menyesal atau rasa bersalah tapi karena kesal ada yang berani melawannya

"Aelah pake acara nangis segala lu. Yaudah gue maafin, dengan syarat. Lo nggak boleh laporin gue ke ruang BK" dan dia cuma mengangguk

Titi datang bawa siomay dan es susu coklat, dia makan soto dengan khidmat sesekali melihat facebooknya banyak minta pertemanan. Gue juga makan tapi nggak fokus sama sekali karna kepikiran satu hal

























































Attention
Cerita ini hanya cerita. Jangan sampai di bawa atau ditiru ke kehidupan nyata. Karna cerita ini bukan cerita yang baik, sebenernya gue bikin ini buat di jadiin pelajaran sama anak sekolahan, yang seharusnya sudah mengerti memisahkan cerita dengan realita. Okey? Jadilah pembaca yang cerdas

I Am A Bad Girl 「R E V I S I」Where stories live. Discover now