Chapter 6 - It's about when you met a stranger

50 5 0
                                    

Ella's POV

Aku selesai belanja bersama Kristina. Senyum tercetak jelas di wajahku, namun kesedihan masih begitu kentara melingkupi sorot wajahku. Sigh, aku tidak seharusnya kembali melihat masa lalu. Ada yang menungguku di masa depan ini. Aku tidak boleh menyia-nyiakan hidupku.

"Um, Ella..." panggil Kristina ragu. Aku menoleh padanya.

"Ya? Ada apa?" tanyaku padanya.

"Aku ingin bertemu dengan temanku dulu di café itu. Apa...kau tak keberatan aku tinggal? Kau bisa kan pulang sendiri?" Kristina menatapku dengan wajah memelasnya. Aku memutar kedua bola mataku.

"Baiklah. Aku juga sudah besar, Kris. Dan jangan menatapku seperti itu okay? Pergilah sana. Aku baik saja sendiri." Aku mengangguk untuk meyakinkannya kembali. "Go."

Setelah kepergian Kris, aku berjalan pelan. Menyusuri keramaian di kota New York. Sampai mataku menatap salah satu objek yang menjadi pusat perhatian warga sekitar.

Argh! Bisakah dia tidak mempermalukan dirinya sendiri?!

"Zayn what are you—"

"Times will stop, and I'm gonna find my truly love~

Everything that I want...will happened~

Oh truly love kiss, truly love kiss~

We will have our happy ending...."

Sebelum Zayn menyanyikan lagu-entah-apa-itu kembali, segera aku membekap mulutnya dan membawanya menjauh dari kerumunan. Dan ternyata nyanyian Zayn tadi mengundang tepuk tangan riuh dari kerumunan tadi.

"Zaynie! What are you doing? Why you are here? With whom?" tanyaku beruntun pada Zayn dengan kesal.

Amarahku sudah sampai pada batasnya ketika Zayn dengan santainya menjawab pertanyaanku. "Aku hanya bernyanyi. Karena tadi kau meninggalkanku sendirian di rumah dan juga aku bosan menonton benda persegi yang bisa mengeluarkan gambar bergerak itu, jadi aku ingin berjalan-jalan. Oh aku sendiri ke sini tadi. Asistenku entah kemana."

"WHATSOEVER! Lebih baik kau enyah dari kehidupanku dan tidak merecoki hidupku yang sudah rumit ini." Dengan amarah yang memuncak aku mendorong Zayn dan berlari tak tentu arah.

Sudah cukup! Aku tidak mengenal siapa Zayn yang tidak jelas asal-usulnya. Kerajaan Colvery? Dimana itu? Tak pernah sekalipun aku mendengar kerajaan Colvery. Dan apa untungnya jika aku menampung orang sinting itu di rumah? Ugh aku menyesal seumur hidupku!

"ARGHH!!" dengan rasa frustasi aku menendang apapun yang ada di depan kakiku. Dan oops! Kaleng yang kutendang mengenai seseorang. Diam-diam aku membalikan badanku dan mencoba berjalan mengendap-endap agar tidak ketahuan.

"Hei! Apa kau yang menendang kaleng ini?" seseorang menarik badanku yang membuatku langsung berhadapan dengan si empunya tangan. Ouch! Dia yang tadi terkenan tendangan kalengku.

"Ma-maaf. Aku tidak bermaksud untuk menendang kaleng itu kepadamu. Tolong jangan laporkan aku." Aku menunduk memohon ampun pada orang itu.

Kudengar helaan napasnya yang terdengar menyerah. Yes! I know it, baby! "Baiklah. Lain kali jangan asal menendang kaleng yang akan menimbulkan korban." Putus lelaki itu. Kemudian lelaki itu mengulurkan tangannya padaku, "Oh namaku, Benjamin. Just call me, Ben." Lelaki itu—Ben mengenalkan dirinya padaku.

Aku membalas uluran tangannya dan tersenyum hangat, "Gabriella."

"Sial! Aku lupa ada pertemuan penting sekarang! Kalau begitu, Gabby, aku duluan ya! Sampai jumpa lagi!" Ben dengan tergesa-gesa berlari menjauhiku sambil melambaikan tangan singkat.

"Ya! Hati-hati, Ben."

Entah kenapa perasaan frustasi dan marah yang tadi menghinggapiku menguap begitu saja. Apa karena pengaruh sikap hangat seorang Benjamin? Dan apa ini? Kenapa jantungku bergemuruh dengan hebat? Tanganku juga terasa dingin sekarang.

Oh sial, Benjamin! Apa yang baru saja kau lakukan padaku? Mengapa aku seperti sedang lovey-dovey begini?!

Apa baru saja aku percaya pada love at the first sight?

Baru kali ini aku merasa berbunga-bunga ketika bertemu orang asing. Yang bisa saja dia adalah seorang buronan, teroris, perampok, atau mungkin pengedar narkoba.

Aku mengacak rambutku dan kembali berjalan tak tentu arah. Ini tentang ketika aku bertemu dengan orang asing. Aku sering merasakan debaran jantung yang berdetak menjadi cepat ketika bertemu seorang pria asing yang memiliki tutur kata yang sopan. Tapi tidak biasanya seperti ini. Entahlah aku merasakan something different to him and it's very special.

Kini aku menyesal karena tidak memperhatikan jalanku. Aku berada entah dimana sekarang. Di sekelilingku banyak bangunan kumuh yang entahlah bekas apa dulunya. Aku mengatur napasku, mencoba tenang. Aku mulai memperhatikan sekitar dan setelah meyakinkan diriku, segera aku berlari menuju jalan yang sekiranya dapat menghantarkanku kembali pulang.

Sudah bermenit-menit aku berlari dan aku mulai melihat keramaian di ujung jalan. Thank God! Buru-buru aku berjalan menuju keramaian dan yeah ini benar-benar keramaian kota New York. Lebih baik sekarang aku kembali ke rumah.

Oh yeah, benar. Persetan dengan makhluk bernama Zayn.


*************************


Long time not update this hella fanfict it's bc stuck idea and zayn out....

So i decided to keep this story and writin the next chapter. hopefully i can keep my promise


anyway, just skip that stupid lyrics that i've made

that was so suck


FOR THOSE PEOPLE WHO STILL READ THIS FANFICT TWO CHAPTER AGAIN HARRY WILL MEET ZAYN AND THERE WILL BE ANOTHER BIG CONFLICT. SO STAY TUNE :)



Am I Dreaming? || z.m (discontinued)❌Where stories live. Discover now