Versi Baru Mahar Terindah: Hans Revilo Routh

39.1K 1.2K 23
                                    


Selamat datang dicerita Mahar Terindah versi baru... :D

Dan ini lebih cepat dari yang seharusnya.... :D

Typo? So Sorry...

Happy reading, enjoy my story....

Don't be silent reader, please....

Mulmed: Keenan Pearce as Hans Revilo Routh

=============================================================================

Seorang lelaki menatap tajam deretan gedung-gedung pencakar langit dari jendela ruangannya yang berada dilantai 17. Tangannya sibuk memasang kancing tangan kemeja putihnya. Dengan tatapan tajamnya, ia menikmati pemandangan ibukota Jakarta yang penuh hiruk pikuk kendaraan umum ataupun pribadi. Tak ada pemandangan indah sebenarnya, hanya ada pemandangan menyesakkan yang semakin bertambah setiap harinya. Dan lelaki itu sudah terbiasa dengan pemandangan ini sejak 2 tahun yang lalu ia menempati ruangan ini. Setidaknya pemandangan itu sedikit mengobati rasa lelah karena terus menatap layar laptopnya atau laporan-laporan yang tertulis pada sebuah kertas yang membuat kepalanya sakit.

Deringan telepon membuyarkan pandangannya, kepalanya menoleh dan menatap telepon yang ada diatas mejanya. Dengan hanya tiga langkah, ia dapat meraih telepon tersebut. Ditekannya salah satu tombol yang ada, namun pandangannya kembali menatap tajam kearah gedung yang ada diseberang tempatnya.

"Ma'af, Pak, rapat akan segera dimulai."

Suara itu terdengar dari teleponnya. Suara seorang wanita yang menjabat sebagai sekretarisnya. Tanpa menjawab pesan sang sekretaris, ia memutuskan sambungan teleponnya. Tangannya mengambil jas hitam yang ia letakkan dipunggung kursi kekuasaannya, hanya dengan sekali gerakan, jas itu melekat sempurna ditubuh tegapnya. Menambah kesan maskulin yang akan memikat semua wanita yang menatapnya. Dan lelaki itu siap menghadapi rapat terbesar sepanjang hidupnya.

"Dengan ini, Hans Revilo Routh resmi menjadi Direktur Utama PT. Kencana Routh." Suara tepuk tangan terdengar dalam ruangan tersebut, sekitar 15 orang yang menghadiri rapat tersebut berdiri menyambut direktur baru mereka. Sang direktur baru melangkah dengan angkuh menuju sang kuasa hukum dan menjabat tangannya. Ia menatap dingin kearah peserta rapat lainnnya, ia menatap satu persatu wajah-wajah petinggi yang juga menginginkan jabatan yang sekarang dimilikinya. Tanpa perlu membalas senyum palsu mereka, lelaki itu hanya menganggukkan kepalanya tanpa memberikan senyumannya.

Satu persatu mereka mulai meninggalkan ruangan rapat, yang tersisa hanyalah sang direktur baru, sang sekretaris dan sang kuasa hukum. Sang direktur baru masih berbicara dengan sang kuasa hukum, sedangkan sang sekretaris tampak sibuk mengatur jadwal pekerjaan dan membereskan hasil rapat.

"Sekali lagi selamat, Pak Hans. Anda memang layak mendapatkan jabatan ini." Untuk pertama kalinya, ia mengeluarkan senyum tipisnya pada lelaki paruh baya yang sedang menjabat tangannya. Bagaimanapun, lelaki ini berusaha keras membantunya mendapatkan apa yang seharusnya menjadi miliknya.

"Ya, Pak. Stefan. Ini juga berkat bantuan anda." Lelaki paruh baya bernama Stefan Abimanyu itu mengangguk dan tersenyum puas. Puas karena perjuangannya tidak berakhir dengan sia-sia.

"Kuharap kau bisa membawa Kencana Routh menjadi salah satu perusahaan yang dipandang tinggi di negeri ini."

"Ya, akan kuusahakan." Mereka menatap kearah langit sore yang mulai menjingga. Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing. Tak ada yang tahu selain mereka sendiri apa yang menjadi suara hati dan kepala mereka tentang hal yang baru saja terjadi.

"Sherly, jangan biarkan direktur baru kita ini kehilangan jadwal makannya karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Kuharap kau bisa mengatur jadwalnya dengan baik." Sang sekretaris yang bernama Sherly Luciana itu mendongak menatap kearah Stefan, ia tersenyum tipis dan mengangguk. Lalu Stefan menepuk pundak sang direktur dan berjalan meninggalkannya.

"Pulanglah, saya masih ada pekerjaan. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu dirumah."

"Baik, Pak. Saya permisi dulu."

Mata sang direktur kembali menatap kearah langit sore, helaan nafasnya yang berat hanya ia keluarkan saat ia sendirian. Karena baginya, terlalu rumit saat orang lain tahu apa arti hela nafas itu. Dan sekalipun mereka tahu, mereka tidak pernah perduli dengan hal menyesakkan yang membuat hela nafas itu menjadi begitu berat.

"Kau bohong, kau tidak ada disaat aku berhasil seperti janjimu dulu, Lova."

============================================================================

Segini aja dulu, ya.... :D

Semoga ini bukan awal yang buruk...

Terima kasih buat yang udah baca... :)

Sampai jumpa di bab selanjutnya... :)






Mahar Terindah (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang