Chapter 7

14.2K 1K 5
                                    

Mobil mewah itu memasuki pintu gerbang BLADE HOSPITAL, dan berhenti tepat di depan pintu msuk utama rumah sakit mewah itu, helsa keluar dari dalam mobil dan memasuki rumah sakit miliknya dengan wajah tersenyum, mencoba untuk terlihat tegar, dia tidak ingin orang-orang di rumah sakit itu melihat ia bersedih.

"Selamat pagi"sapa salah seorang pegawai.
"Pagi.."jawab helsa ramah,
Helsa berulang kali merunduk hormat memberi salam pada setiap pegawai yang ia temui, dia benar-benar tidak seperti pemilik rumah sakit itu.

"Helsa, kau kemari?" Senyuman dokter celena merekah begitu melihat sahabatnya datang.
"Iya.."
"Kau pasti ingin bicara denganku, aku tau kau sedang sedih," celena terlihat begitu memahami helsa. Helsa hanya diam, tidak mengelak atau membenarkan perkataan celena.

Celena mengajak helsa keruangannya, mereka duduk bersebelahan.
"Ada apa helsa? Kau tidak bisa menyembunyikan kesedihanmu didepanku. Katakan saja!" Celena berusaha membuat helsa bicara.
Helsa menangis, dan celena segera memeluknya,
"Helsa..."
"Aku benar-benar tidak mengerti dengan ayah, cucunya sedang diculik, tapi dia tetap melanjutkan pernikahanku.." curhatnya
"Tenanglah helsa, ayahmu pasti punya alasan melakukannya, aku yakin meskipun dia sangat keras, dia pasti melakukan yang terbaik untukmu dan juga cliff.."mencoba meyakinkan helsa.
Helsa diam sesaat, dan teringat dengan lelaki bermotor yang mirip dengan chad yang ia lihat di jalan tadi.

"setelah chad meninggal, aku berpikir benar-benar tidak akan peduli lagi dengan siapa aku akan menikah, aku sudah mati rasa, dan cliff adalah satu-satunya alasan aku tetap bertahan, tapi, sekarang dia berada entah dimana, aku tidak tau bagaimana keadaannya, apa dia sehat, apa makannya teratur, aku..." helsa tak mampu membendung air matanya.
"Helsa..."

*****

Helsa berbaring di ranjang dalam ruangan celena, celena tau helsa belum beristirahat semalam penuh dan memintanya untuk beristirahat di sana, dan meninggalkannya agar helsa bisa istirahat tanpa terganggu.

Helsa tidak bisa memejamkan matanya meskipun berulang kali uapan keluar dari mulut manisnya.
dia kembali teringat lelaki itu, wajahnya begitu mirip dengan chad,
Helsa memaksakan matanya untuk terpejam, kenangan tentang ia dan chad kembali muncul di kepalanya

Saat itu terdengar suara jeritan seorang gadis, lelaki berjaket hitam yang tadinya mengendarai motor segera menghentikan motornya dan mencari dimana asal suara tersebut.
Dilihatnya 3 orang lelaki mengganggu seorang gadis yang masih memakai seragam SMA, gadis itu menangis, memeluk seragamnya yang robek, mencoba menyembunyikan pakaian dalamnya yang terlihat.
"Apa yang kalian lakukan? Menyingkir dari dia!"
"Bukan urusanmu, kami sedang bersenang-senang sekarang"
"Hahh?Bersenang-senang katamu?"
Lelaki berjaket hitam itu Melihat gadis malang tersebut menangis ketakutan dan segera memukul 3 lelaki yang sama sekali tidak terlihat baik itu.
Mereka saling memukul, tapi lelaki berjaket hitam tersebut lebih unggul, 3 lelaki itupun segera berlari pergi..

"Kau tidak papa?"lelaki itu mengulurkan tangannya,
Gadis itu masih terlihat ketakutan dan memeluk tubuhnya agar lelaki itu tidak melihat tubuhnya yang hampir telanjang itu.
Lelaki itu melepaskan jaket yang ia kenakan dan melingkarkannya di tubuh gadis itu
"Jangan takut, aku bukan orang jahat"
Gadis itu menutupi tubuhnya dengan memakai jaket yang diberikan lelaki itu,

Dengan sedikit ragu ia menggapai uluran tangan lelaki yang baru ia temui tersebut.
"Namaku edward chad pierson" menyebutkan nama lengkapnya
"H helsa...." helsa hanya menyebutkan nama panggilannya.
Chad melihat luka di pipi gadis itu, luka yang gadis itu dapatkan saat ia mencoba mempertahankan diri dari 3 lelaki yang mengganggunya.
"Pipimu terluka, kita harus segera mengobatinya"
Helsa masih terlihat ketakutan.
"Aku akan mengantarmu ke rumah sakit"
"Jangan!!" helsa segera menahan lelaki itu,rumah sakit terdekat di daerah itu adalah milik keluarganya, ia tidak ingin ayahnya mengetahui kehormatan putrinya hampir direnggut orang.

Chad menatap wajah helsa dan menyadari gadis di depannya begitu cantik dan anggun,rambut hitam panjangnya yang tergerai, matanya yang coklat dan bulu matanya yang lentik, juga wajah tirusnya yang putih terlihat begitu sempurna,mirip dengan putri arwen di film lord of the ring yang sering ia tonton.

***

akhirnya helsa lebih memilih kerumah chad daripada harus kerumah sakit, lebih tepatnya sebuah mobil yang ditata sedemikian rupa hingga menjadi seperti rumah yang layak di tempati, helsa ragu untuk masuk kedalamnya, khawatir lelaki yang menolongnya tidak sebaik yang ia kira.
"E..ini tempat tinggalku, maaf tapi tunggulah diluar, akan ku ambilkan kotak obat, duduklah dikursi itu" menunjuk kursi yang tepat berada di bawah pohon.

Helsa bernapas lega karena lelaki itu tidak memintanya masuk kerumahnya, ia mulai percaya bahwa chad adalah lelaki baik-baik.
Ia pun duduk di kursi dan beberapa menit kemudian chad keluar dengan kotak obatnya,
Chad berjongkok didepan helsa, mencoba mengobati luka gadis cantik itu,
"Aww.."
"Maaf apa aku terlalu kasar?"
"tidak,tidak apa-apa"
Wajah mereka begitu dekat,jantung helsa berdebar kencang, debaran yang mungkin terdengar oleh chad.

"Sudah selesai, " ucap chad begitu selesai mengobati luka helsa
"Terima kasih, ...chad" ucap helsa. Chad hanya tersenyum
"Iya, oh ya, kenapa kau bisa bertemu 3 orang itu? Apa yang kau lakukan di daerah itu? Tempat itu cukup berbahaya untuk gadis SMA sepertimu"chad
"E...aku...aku bertemu seorang anak kecil dijalan, dia bilang dia takut pulang sendirian, jadi aku mengantarnya,tapi ternyata aku malah bertemu orang-orang itu" helsa menjelaskan.
"Lain kali ajak temanmu, jangan keluar sendirian,banyak orang jahat yang berkeliaran disekitar sini" nasehat chad, helsa tersenyum, lelaki tampan didepannya membuatnya merasa terlindungi dan diperhatikan.
"Iya.."

***********

Helsa menolak untuk diantar pulang chad menaiki motor, dia lebih memilih untuk menaiki bus,
Mereka berjalan sambil berbincang desepanjang jalan menuju halte
"Kau tinggal bersama siapa dirumahmu?"tanya helsa
"Sendirian" jawab chad
"Kenapa?dimana keluargamu?"
"Mereka membuangku"jawab chad,
Helsa menghentikan langkahnya, terkejut dengan apa yang barusan ia dengar.sementara chad terus berjalan,
Saat mengetahui helsa berhenti,chadpun berhenti dan menoleh
"Kenapa?"
"Eee...tidak..."
Helsa melanjutkan langkahnya,menemui chad didepannya.
"Memang mereka membuangku tapi aku yakin mereka mempunyai alasan untuk itu, aku yakin mereka melakukannya karena menyayangiku" chad tersenyum.
Helsapun ikut tersenyum,

Mereka sampai didepan halte bus,
"Terima kasih, aku akan segera mengembalikan jaketmu begitu aku mencucinya" helsa
"Iya,.."jawab chad ringan.
"Bismu sudah datang"
"Sampai jumpa"helsa melambaikan tangannya, begitu juga chad, helsa menaiki bis didepannya.
"T tunggu," chad ikut naik kedalam bus, membuat helsa memandangnya heran.

"Aku akan mengantarmu sampai kau benar-benar selamat sampai rumah" helsa tersenyum mendengarnya.
Mereka berdiri bersampingan karena semua kursi penuh.
"Dasar anak muda jaman sekarang.." ucap seorang penumpang tua, dia menyindir helsa dan chad yang terlihat seperti sepasang kekasih.
Merekapun tersenyum.
"Apa kita terlihat seperti sepasang kekasih?" Tanya chad, yang di jawab dengan senyuman malu helsa.

******
author berusaha memperbaiki gaya penulisan author yang sering terlihat terburu-buru.
Bagaimana? Beri vote, kritik dan saran ya ^^ trima kasih

1 vote sangat berarti bagi author, itu berarti ada yang mengapresiasi cerita author yang acak-acak.an ini.

5 november 2015

Nara Khiyou

My Good DaddyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang