Embun Pagi

1.3K 39 1
                                    

Bagai tetes embun pagi

Sejuk di hati

Kau hapuskan sepi

(Tetes Embun - Glenn Fredly)

"Asa. Udah dong jangan nangis lagi."

Seorang anak laki-laki berusia 10 tahunan sedang duduk di bawah pohon flamboyan yang sedang berbunga. Anak itu sedang memeluk seorang gadis berusia 7 tahun, menenangkan gadis itu karena si gadis sedang terisak.

"Nanti aku minta Mamaku bikin cupcake ya? Atau kamu mau kita menghias cupcake sama-sama?" Bujuknya lagi.  Seperti biasa, ketika gadis cilik itu sedang menangis, dia selalu memberikan cupcake pada si gadis. Namun nampaknya kali ini tidak berhasil. Gadis berambut ikal itu justru menangis semakin keras.

"Aduh... Cup cup cup... Asa udah dong. Evan kan jadi sedih kalau Asa nangis." Evan semakin erat memeluk Asa. Baju depannya basah karena air mata Asa yang sepertinya tidak akan habis sebelum keinginannya dikabulkan. Akhirnya Evan hanya bisa diam dan memeluk Asa. Tangan kirinya membelai rambut Asa yang tergerai sampai ke punggung.

"Asa mau Kak Arka pulang." Akhirnya Asa mengatakan apa yang dia inginkan. Evan menghela nafas.

"Kan Kak Arka cuma sehari pikniknya. Besok juga pulang. Kalau Asa gak mau sendirian, kan masih ada Evan. Nanti kita bikin cupcake kesukaan Asa ya."

"Tapi Asa mau yang buanyaaakkk yaa.... Terus Asa mau pakai topping strawberry yang banyak juga..." Dengan mata berbinar, Asa berdiri dan menarik tangan Evan untuk segera membuat cupcake. "Ayooo Evan, kita buat cupcakenya sekarang ajaaa...." Katanya manja.

"Oke deh Princess Cupcake." Evan mendesah pasrah. Tadi gak mau, sekarang maksa. Batinnya. Evan menggandeng Asa, berjalan menuju rumah Evan. Namun Evan melihat Asa cemberut. Bibir yang tadinya terenyum lebar, kini sudah maju 5 meter.

"Asa kenapa manyun?" Tanyanya heran.

"Asa sebel sama Evan."

"Emang Evan kenapa? Kan Evan mau ajak Asa bikin cupcake."

"Tapi Evan juga panggil Asa Princess Cupcake! Asa ini kan Princess Aurora!"

Evan terbahak mendengar penuturan Asa. Membuat Asa semakin kesal saja. "Asa itu lebih mirip cupcake daripada Princess Aurora!"

"Ih Evan nakal ...." Asa mulai mencubiti tangan Evan membuat Evan lari menghindar. Jadilah mereka kejar-kejaran di halaman belakang rumah Evan yang sangat luas. Evan terus berlarian sambil sesekali menggelitik perut Asa dan membuatnya bahagia. Dia tak tahan melihat Asa menangis. Dia juga berjanji dalam hati, akan selalu membuat Princess Cupcake kesayangannnya itu bahagia.

Cinta terikat di hati

Janji terpatri

Jadi makna berarti

(Tetes Embun - Glenn Fredly)

***

 Tok tok tok

 Aku tersadar dari lamunan dan menoleh ke arah pintu. Kak Arka berjalan menghampiriku sambil mengerutkan dahi.

"Ada apa?"

"Harusnya Asa yang tanya. Ini kan kamar Asa. Ada apa kakak ke sini?" tanyaku pura-pura serius tapi gagal. Kerutan di dahi kakak kesayanganku itu semakin dalam. Kepalanya dimiringkan dengan bibir yang mengerucut, ekspresinya terlihat serius tapi sorotan matanya tak bisa menutupi rasa geli. Lucu sekali.

"Iya ya?" Aku tak bisa menahan tawaku. Dan kami pun tertawa bersama. Kak Arka selalu bisa membuatku tertawa. Aku sangat bersyukur memilikinya sebagai kakakku, terutama di saat-saat seperti ini.

Cerita Cinta KitaWhere stories live. Discover now