PART 6

1.1K 89 0
                                    

-NAYLA POV-


"Kamu yakin, nay.. orang itu beneran tulus mau nolongin kita?! Hati-hati loh, banyak orang yang awalnya bilang ikhlas nolongin... eh ternyata dibelakangnya ada maunya. Gimana kalau ternyata orang itu punya niat jahat sama kamu. " Aku mengerutkan keningku mendengar pendapat Umi saat kuceritakan tentang tawaran kerja dari Dr. Junior yang bisa mengatasi masalah biaya pengobatan kak Yusuf.

Kami sedang sarapan pagi diruang makan sekarang. Dan saat aku menceritakan tentang tawaran dari Dr. Junior itu, Umi dan Abi langsung berhenti menyuap makanannya dan terfokus kepadaku.

"Bukannya suud'zon ya, tapi di zaman sekarang gak ada sesuatu yang gratis tanpa imbalan, nay. Kamu harus berhati-hati... jangan mudah percaya pada omongan orang, apalagi omongan laki-laki... banyak modusnya!! " Abi menambahkan.

Emang iya sih, bener kata Abi. Zaman sekarang ini gak ada yang gratis, apalagi kalau hubungannya dengan uang puluhan, bahkan mungkin ratusan juta.
Tapi masak iya sih dokter itu mau nolong kami karna ada maunya?! Kalo emang iya, apa coba yang bisa dia dapat dari nolongin ngebiayain pengobatan kak Yusuf. Kayaknya gak ada untungnya buat dia, iyakan!!

"Tapikan ini nggak gratis, Abi. Nay harus buatin makan tiga kali sehari serta ngurus semua keperluan dia baru dia mau biayain pengobatannya kak Yusuf. " kucoba untuk berpikir positive.

"Tapi tetep aja nay... cuma kerja begitu, berapa sih gajinya?!! Gak sebanding sama biaya pengobatan nak Yusuf yang bisa mencapai jutaan seharinya!! Belum lagi kalau ada operasi mendadak." Hmmm... kalo dipikir secara realistis, yang dibilang Umi juga bener.

Trus, masak aku harus nolak kerjaan dari dokter itu sih?! Padahal akukan sudah menyanggupinya kemarin.

"Jadi Nay harus nolak tawaran dokter itu ya, Abi.. Umi?! Trus biaya pengobatan kak Yusuf gimana??! Apa om sama tante udah dapat uang buat ngebiayainnya??! " aku masih kepikiran. Selain karna orang tua kak yusuf yang kebingungan mencari uang untuk pengobatan kak Yusuf, aku juga tidak enak dengan Dr. Junior. Aku tidak ingin mengecewakan orang yang sudah berbaik hati ingin menolongku.

Abi dan Umi terdiam. Ikut kepikiran juga kayaknya.

"Emmm... gimana kalo gini aja. Nay akan coba kerja sama dia, tapi kalo dokter itu berani macem-macem... nay akan segera minta berhenti. Lagi pula Nay kerja sama dokter itukan cuma di rumah sakit, sampai kak yusuf sembuh aja... jadi Nay bisa sekalian jagain kak yusuf setiap hari. Dan rumah sakit itu tempat umum, insyaallah dokter itu gak mungkin berani macem-macem sama Nay. Tolong abi dan umi percaya sama Nayla... Nay cuma pengen nolongin kak Yusuf." Usulku berusaha meyakinkan kedua orang tuaku agar mengizinkanku mengambil pekerjaan dari Dr. Junior itu.

Abi dan Umi masih diam. Mereka lalu saling berpandangan dan mengangguk-angguk seolah baru menyepakati suatu hal. Kemudian Abi menoleh padaku dan menatapku lembut.

"Tapi kamu harus bisa jaga diri ya, hati-hati, abi akan ngubungin orang tuanya nak Yusuf buat ngejelasin masalah ini. Mungkin ini memang jalan yang diberikan Allah untuk mengatasi masalah yang tengah menimpa kita ini!! insyaallah!! " nasehat Abi segera kuangguki dengan semangat. Aku yakin orang tua kak Yusuf pasti tak keberatan dan malah terbantu dengan yang kulakukan ini.
Itung-itung belajar jadi menantu yang baik lah... hehe.

Dalam hati aku berdoa. Semoga yang kulakukan ini benar, dan ada rahmat Allah disetiap jalan yang kuambil. Insyaallah. Amin.

**

Hanya bawain makan pagi, siang, dan malam serta membatu mengurus keperluan dia kurasa itu pekerjaan yang normal. Normal layaknya pembantu pada umumnya, hanya bedanya dia seorang dokter yang sibuk sehingga terpaksa harus tinggal di rumah sakit... jadi aku harus pandai-pandai mengatur waktu dan bersabar menunggunya kalau-kalau jadwal operasinya sedang padat.

Assalamualaikum, Dr.J ^^Where stories live. Discover now