Tiket Pulang

342 20 2
                                    

"Perkenalkan.. ini Raisya.. manager butik yang baru.. mudah-mudahan kalian dapat berkerja sama dengan baik demi kemjuan butik ini.. " ucap Salma memperkenalkan Raisya pada beberapa karyawan d'chiq boutique, butik miliknya bersama Raina.

"Raisya ini baru dalam dunia fashion.. mudah2an kalian dapat membantunya.. " lanjut Salma lagi.. Para karyawan mengangguk atas perkataan Salma. Raisya dan Caraka diam sambil memperhatikan Interaksi Salma dan para karyawan.

Tak lama kemudian pertemuan berakhir dan ditutup dengan para karyawan beralaman dengan Raisya satu per satu. Raisya balas tersenyum ketika para karyawan mempekenalkan diri masing-masing.

Caraka berbincang santai dengan Salma, sesekali terlihat mereka tertawa bersama. Raisya mengedarkan pandangan keseluruh ruangan, kemudian beranjak keluar kantor untuk melihat-lihat keadaan butuk.

D'chiq boutique

Butik milik Raina yang sekarang akan dia pegang. Sesuai permintaan Mama Annisa beberapa hari yang lalu.

"Pegang butik ma?" Tanya Raisya mendengar permintaan Annisa agar Raisya memegang salah satu cabang butik milik Raina.

"Iya sya... Aluna sudah setahun lebih.. sudah besar.. sudah saatnya kamu kembali melihat dunia luar.. dimulai dengan lingkungan butik.. kamu mau kan?"

"Tapi gimana Aluna ma?" Tanya Raisya lagi.

"Aluna bisa sama mama sementara kamu dibutik... toh kamu juga gak full disana kan... "

"Ya udah ma.. Raisya bersedia asal ga mengganggu Aluna.. "

Raisya bekeliling melihat butik yang akan dikelolanya. Butik ini menyediakan berbagai pakaian wanita dari pakaian casual dan beberapa koleksi gaun pesta. Salma dan Raina adalah perancang di butik yang harganya masih terjangkau ini.

Caraka keluar ruang kantor diikuti Salma, lalu menemui Raisya.

"Gimana sya?"

"Aku coba deh mas.. mudah-mudahan aku sanggup.." jawab Raisya.

"Sanggup dong sya... aku bantu.. ga mungkin aku lepasin gitu aja kamu.. "

"Iya mbak.. makasih.."

"Okeyy.. jadi bisa mas tinggal kan? " tanya Caraka sambil menatap Raisya yang langsung mengangguk pasti, tapi kemudian terlihat keragu-raguan dimatanya.

"Tenang aja.. nanti sore mas jemput kok.. "

Raisya mendesah lega. Memang dia telah tinggal lebih dari satu tahun di jakarta, tetapi selama ini hanya di rumah saja bersama Aluna. Kalaupun keluar rumah, itu pasti bersama Caraka ataupun Annisa. Belum pernah sekalipun dia berada dijalanan ibukota ini sendirian.

Raisya mengangguk lagi, lalu tersenyum. Beranjak mengantarkan Caraka ke pintu masuk butik.

Dan kehidupan Raisya pun tambah berwarna dengan kesibukannya di butik.. Pagi hari berangkat ke butik bersama Caraka yang selalu datang ke rumah orangtuanya untuk menengok Aluna sebelum berangkat ke kantor. Sore sebelum matahari terbenam, ia sudah berada di rumah bermain-main dan menghabiskan waktu bersama Aluna.

Sebuah pesan masuk telpon selularnya. Dari Dewa.

Ohh.. betapa aku merindukan bang Dewa, keluhnya dalam hati.

From: My Love Dewa

Sya, aktivkan skype sekarang ya.

Rasya segera beranjak menuju kamarnya bersama Aluna. Diletakkannya Aluna kepangkuannya, kemudian menghidupkan laptop diatas temat didurnya dan mulai mengaktivkan Skype.

Terhubung.

Terlihat senyum tampan dewa dari layar laptop. Raisya membalas senyum itu sumringah dengan perasaan yang membuncah.

Rindu.

Rindu sosok yang hampir dua tahun ini berada sangat jauh dengannya. Ingin rasanya segera berangkat kesana menjemput mimpinya bersama Dewa.

"Hai sya..." Sapa Dewa sambil tersenyum manis. Pancaran matanya mengisyaratkan kerinduan yang dalam pada Raisya.

"Hai bang... "

"Na.. na.. na... " celoteh Aluna di pangkuan Rasya. Rasya meliriknya sambil tertawa. Dan disambut oleh tawa Dewa.

"Halo Aluna.... "

"Apa kabar bang? Gimana kuliah? "

"Kangen.."

"Ish.. ditanya kabar malah jawab kangen... " rajuk Raisya manja. Dewa tertawa.

"Kangen.."

Sontak pipi Raisya memanas dan bersemu merah. Bingung mau jawab apa dengan pernyataan kangen dari Dewa. Hubungan mereka memang sudah hampir dua tahun, tetapi untuk hal yg seperti ini masih baru bagi mereka.

"Gimana kabar kak Raina?" Tanya Dewa mengalihkan suasana canggung.

"Masih sama.. entah kapan keajaiban datang bang.."

"Sabar dan berdo'a ya sayang.. kabar ayah bunda gimana?"

"Baik bang.. baru sebulan yang lalu mereka menengok Aluna kesini.. "

"Sya..."

"Ya.."

"Sudah bicara dengan ayah bunda?"

"Soal??" Tanya Raisya belum paham, tetapi langsung menyadari arah pembicaraan Dewa dan langsung menggeleng.

Dewa menghela nafas, memahami apa yang terjadi dan berubah di kehidupan gadisnya itu. Gadis kecil yang ada dipangkuan Raisya, yang sedang bertepuk-tepuk tanganlah penyebabnya.

"Aku sudah dapat tiket pulang sya... dua bulan lagi... "

Raisya mengangguk paham. Tapi bimbang.

"Aku berharap semua selesai dengan kepulanganku besok, dan bisa kembali ke sini... bersama kamu... "

Raisya mengangguk lagi, tak dapat berbicara. Sunggu berada disana bersama Dewa adalah hal yang paling diinginkannya saat ini.

"Sya..."

"Beri aku waktu ngomong sama ayah bunda... secepatnya aku kabari abang ya.. "

Dewa mengangguk optimis. Perbincangan pun dilanjutkan, namun pikiran Raisya tidak sepenuhnya tercurah ada Dewa dihadapannya.

Dewa yang memahami hal itu segera undur pamit dan membiarkan Raisya memikirkan rencana mereka. Rencana dan janji yang telah terucap hampir dua tahun yang lalu.

*****

Haiiiiii.....

Part 5 selesai...

Mohon vote dan commentnya yaa...

Tengkiuu....

RIRIN
3november15

MiseryWhere stories live. Discover now