Kok bisa?

59 5 0
                                    

Kring kring

Bel sudah bunyi tapi sih Iqbal tetap saja narik lenganku sampai ketaman belakang. Sampai disana aku langsung duduk dan dia juga sepertiku.

"Lo gila apa? Sekarang ini udah masuk" kataku.

"Sejak kapan lo sekolah sini Za?" katanya yang diabaikan perkataanku.

"Hampir 2 minggu. Kenapa?"tanyaku. "eh, lo anak baru disini ya? Masalahnya gue baru lihat lo" lanjutku.

"Ngga. Gue bukan anak baru, gue sekolah sini sudah 2 tahun, gue ikut bonyok" katanya. Aku hanya ber-oh.

Hening.

"Eh, tapi kok gue baru ketemu lo ya?" tanyaku penasaran.

"Gue kemarin ke Landon, Oma gue kemarin sempet sakit" katanya.

"Tapi gue ada lihat lo dicafe sama sih brengsek itu? Dan sama cewe juga?"

"Brengsek? Kapan?"

"Waktu hari jum'at ngga salah, ya sih brengsek itu"

"Oh itu, ya gue kemarin ada kecafe sama sih Nopal, yang tentang sih cewe itu adiknya Nopal. Emangnya lo kemarin ada ke café?" katanya."Besoknya baru gue pergi ke Landon" lanjutnya.

Tunggu dulu, perasaan Nopal ngga ada adiklah? Coba nanya dulu deh.

"Adik Nopal? Perasaan sih Nopal ngga ada adiklah?" tanyaku penasaran.

"Ada kok, mungkin lo ngga pernah lihat kali. Masalahnya adiknya itu jarang pulang kerumah"

"Kok bisa?"

"Sejak kita masuk SMP sih adik Nopal pindah ke Bali ikut tantenya" jelas Iqbal.

"Kayaknya lo kenal deket deh sama sih brengsek itu?"

"Gue sepupunya kali Za" kata Iqbal sambil mutar bola mata. Sedangkan gue terkejut, mereka waktu SMP dulu kek orang saling ngga kenal masalahnya.

"Hati-hati tu mulut masuk gajah" candanya sambil ketawa.

"Mana mungkin kali masuk gajah" kataku sambil mukul bahunya.

"Iyadeh maaf"katanya."Za lo kesini sama siapa?" tanyanya.

"Tia sama Ulan. Kenapa?"

"Tia masih suka sama gue ngga?" katanya.

"Hah? Eh.. kalau masalah itu gue ngga tau Bal" kataku."Emangnya lo suka sama sih Tia?" tanyaku.

"Em.. sebenarnya, tapi lo ngga usah bilang ke siapa-siapa ya?" katanya. Aku ngangguk.

"Waktu dulu, sejak pertama gue lihat Tia saat kita MOS. Darisitu gue tertarik sama dia, dan bangganya gue bisa sama-sama ikut Volly tapi gue sempet kecewa juga karna ngga bisa sekelas sama dia. Dan kau tau? Betapa bangganya juga kalau Tia itu diam-diam suka sama gue, tapi gue sengajakan pura-pura ngga tau. Gue selalu tertawa sendiri saat lihat status facebooknya sih Tia kalau doi-doinya ngga peka-peka, dan dengan terangnya sih Tia nulis nama gue disitu, tapi gue pura-pura ngga tau" Cerita Iqbal panjang lebar. Sedangkan aku masih tak percaya.

"Serius lo?" kataku masih tak percaya."kenapa ngga lo pacarin aja sih Tia?"

"Waktu dulu, gue niat banget mau nembak sih Tia, tapi saat nyokap gue cerita kalau gue SMA nanti mau pindah kekota ini, gue sempet mentah-mentahan ngga mau"

"Tapi, kenapa lo akhirnya bisa kesini juga?"tanyaku.

"Itu karna gue terpaksa, kalau gue ngga nurut sama nyokap, atm gue diambil,sekolah gue nanggung sendiri, dan betapa teganya bonyok gue, gue harus tinggal di kos pakai uang gue sendiri"

Fath.. Why?(ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang