Prolog

851 26 0
                                    

Aku berlari sekuat tenagaku.Tak kupedulikan tatapan tak suka dari orang-orang yang kulewati. Tak kupedulikan peluh yang membasahi hampir seluruh kemeja kerja yang kugunakan.

Macet parah di daerah Teuku Umar membuatku terpaksa meninggalkan taksi yang kutumpangi. Secepat mungkin aku ingin sampai ke tempat tujuanku saat ini. Rumah Sakit.

"Ibu Raina sudah sadar.. "

Setelah menerima telpon dari pihak rumah sakit yang mengabarkan bahwa kakak tersayangku telah sadar dari koma selama delapan belas bulan lebih. Secepatnya pamit pada karyawan butikku, aku segera memanggik taksi. Karena dapat kupastikan bahwa aku tidak akan dapat mengendarai kendaraanku sendiri.,

Kutatap pintu kamar perawatan kakakku, sambil menarik nafas terengah-engah. Kuharap ini semua bukan mimpi. Kupanjatkan doa pada Tuhan semoga kakakku baik-baik saja. Kusiapkan diriku untuk menemuinya.

Perasaan haru membuncah karena akan bertemu kembali dengan kakakku setelah tidur panjangnya. Kutarik nafas panjang, perlahan kubuka pintu itu.

Kakakku menoleh, lalu memberiku senyum lemah nya, namun sangat cantik. Kakakku.. kakakku tersayang... kakak paling cantik didunia.

Segera aku mendekati dan memeluknya, menumpahkan kerinduan, kelegaan, bahagia dan segala perasaan yang sudah memenuhi dadaku hingga sesak selama delapan belas bulan terakhir. Tangannya yang kurus menepuk-nepuk pundakku. Mencoba menenangkan tangisku.

Sambil terisak-isak aku menatap wajahnya. Kurus. Tapi aku lega bahwa kakakku telah kembali ke sisiku.

Jemari lentiknya menghapus airmata di pipiku. Aku kembali memeluknya, kali ini dengan perlahan. Dia balas memelukku erat.

Dibelakangku terdengar suara pintu dibuka. Kakakku melepaskan pelukannya dan menangis terisak-isak. Tangannya membentang lebar untuk seseorang yang baru saja datang.

" Mas Raka....... " panggilnya lirih.

Kurasakan tubuhku menegang. Ku langkahkan kaki bergeser menjauhi tempat tidur kakakku. Tak berani aku menoleh kearah mereka, kakakku yang sedang memeluk Mas Raka.

Suaminya.

Yang juga suamiku selama tiga bulan terakhir.

*****

MiseryWhere stories live. Discover now