CHAPTER 5: ALLI

8.8K 124 12
                                    

Eve sedang mengeringkan rambutnya yang basah. Well, ia harus membiasakan diri dengan kehadiran Calvin diapartemennya. Ah, maksudnya, apartemen lelaki itu. Ia hanya menumpang. Eve tidak terlalu dekat dengan lelaki. Ia tidak terlalu akrab dengan ayahnya. Terakhir kali ia berbicara dengan ayahnya adalah saat ia berumur 7 tahun. Lalu ayahnya meninggal karena kecelakaan kereta api.

Lalu ia bekerja dan bertemu Gerry, lelaki dewasa yang sangat ingin memiliki anak perempuan, ia sangat penyayang dan selalu ada untuk Eve, Eve juga tidak hanya sekali dua kali meminjam uang pada Gerry bila ia kesusahan. Namun, untuk masalah tunggakan apartemennya kemarin, ia tidak mau merepotkan Gerry lagi, sudah cukup ia memberi uang untuk Eve. Dan ia bersyukur Calvin mau meminjamkan apartemennya.

Ia tidak bisa menilai seseorang begitu saja, meskipun Calvin seorang DJ, minum alkohol, selalu bergaul dengan wanita murahan dikelab, ia pasti memiliki sisi baik, dan ia tidak bermaksud jahat pada Eve. Calvin juga dikenal baik dan ramah dengan para pengunjung, ia tidak segan-segan mengobrol dengan lelaki-lelaki lainnya, hanya sekedar membaur.

Ah, ia rindu orang tuanya. Namun ia hanya sendiri saat ini. Eve mematikan hairdryernya dan mengambil handuknya yang basah dikasur. Lalu ia berjalan keluar kamar. Samar-samar, ia mendengar suara dari kamar sebelah. Kamar yang ditempati Calvin.

"Ya, im not really well.."

"Aku.. aku ada diapartemenku yang lama. Kingsley Apartement"

"Bagaimana kalau besok? Kita bisa bertemu di restoran biasa bukan?"

"Err, baiklah terserah kau saja, datanglah, kau tahu apartemennya kan?"

"Ya, sampai jumpa"

Eve menjauhkan dirinya dari pintu kamar itu, apa.. Calvin baru saja mengundang seseorang kesini? Lalu, ia harus apa? Ia lebih baik menyiapkan makanan kecil dan kopi. Ia bergegas kedapur dan mulai membuat sesuatu. Sedangkan Calvin masih ada dikamarnya.

Saat ia sedang mengaduk-aduk kopi, ia mendengar suara pintu kamar yang terbuka. "Eve?" suara Calvin menggema diapartemen, "ya? Aku ada didapur" jawabnya. Gadis itu membuka pintu lemari paling atas untuk mengambil persediaan gula. Sial, ia sangat pendek, bahkan untuk mengambil gula pun sulit, ia sampai loncat-loncat beberapa kali untuk menggapainya.

Sebuah tangan muncul diatasnya, ia menoleh kebelakang, Calvin.

Lelaki itu menyodorkan kemasan gula yang ia ambil tadi, "bagaimana mungkin kau bisa meletakkannya namun kau tidak bisa mengambilnya?" tanyanya dengan kening berkerut. Eve terkekeh, "aku menaruhnya sambil naik kursi kecil, aku saja yang malas mengambil kursi untuk mengambilnya," Calvin tertawa mendengar jawaban Eve yang sangat jujur itu.

Gadis ini... pikirnya.

Tampaknya akan sangat menyenangkan bisa satu apartemen dengan Eve. "Kau sedang apa?" tanyanya. Eve menuangkan gula kekemasan plastik kecil, "mmm, membuat kopi" Calvin duduk dikursi makan, "bisa kau buatkan dua gelas kopi untukku, please? Temanku akan datang kesini," Eve pura-pura terkejut, "oh, ya, tentu saja" lalu ia pura-pura memanaskan air. Tak lama dari itu bel apartemen Calvin berbunyi.

"Sepertinya itu temanku, tunggu saja disini," lalu ia pergi meninggalkan dapur, dengan cepat Eve mengaduk kopi hangatnya untuk Calvin dan temannya.

Dilain sisi,Calvin membuka pintu apartementnya dan langsung kaget setengah mati karena seseorang memeluk dirinya dengan kuat, "astaga, Alli, lepas" rintihnya sambil mencoba meleraikan pelukan gadis itu. Alli melepas pelukannya. Alli adalah teman tidur lama Calvin. Dan entah mengapa ia kembali menghubungi Calvin, yang pasti ia memiliki tujuan.

Ia bertemu dengan Alli di Paris, gadis ini sangat mencolok dengan rambut hitamnya yang lebat, alisnya tebal alami, kulitnya yang putih bersih, dan badan yang seksi. O-oh, sekilas rambutnya persis seperti Eve! Jerit Calvin dalam hati.

Alli mengelus wajah Calvin dengan kuku panjangnya yang dicat coklat tua, "I miss you," ucapnya dengan manja. Calvin tersenyum paksa, ia menarik tangan Alli ke sofa ruang tamunya, baru saja ia duduk, ia langsung kaget karena Alli langsung duduk dipangkuannya dengan kaki disamping badan Calvin, langsung gadis itu menunduk dan mencium Calvin dengan ganas.

***

Tanpa mereka sadari ada seorang lelaki dengan tangan terkepal menonton semuanya. Sialan. Calvin merebut Eve darinya! Bukankah laki-laki itu tahu ia menyukai Eve? Oh, tampaknya ia mencoba untuk merebut gadis itu, berengsek. Matanya tak lepas dari pemandangan didepannya, Calvin mulai menyusuri badan gadis itu dengan tangan besarnya.

Daniel merasa aneh. Apa.. Eve tidak sepolos yang ia kira? Atau..

Ia menyernyit sambil mengintip dibalik pintu itu, Eve memakai blouse biru muda dengan jeans ketat. Lalu ia memakai heels berwarna hitam. Rambutnya juga bergelombang. Sial, apa itu benar Eve? Atau ia salah sangka?

Baru saja selangkah ia masuk kedalam untuk menghentikkan perbuatan keduanya, mereka semua dikagetkan dengan suara pecahan gelas. Sontak Calvin, Alli, dan Daniel menatap Eve disudut ruangan dengan pecahan gelas dan kopi panas dikakinya. Eve jatuh terduduk dan meremas-remas kakinya yang terasa perih dan panas.

Daniel langsung berlari dan menarik gadis itu agar menjauh dari kopi panas tadi. "Hey, kau tidak apa-apa? Tenang.. ayo, kubawa kau kekamarmu" lalu ia menggendong gadis itu kekamar terdekat.

Sedangkan Calvin dan Alli masih dengan posisi sebelumnya, hanya saja menatap adegan tadi tidak percaya. Alli menatap Calvin sengit, "siapa gadis itu?" tanyanya. Tersirat nada tidak suka. Calvin membuang napas kesal, "dia temanku, ada apa?" Alli mencibir, lalu memindahkan tubuhnya dari atas tubuh Calvin.

"Dan siapa lelaki tadi? Pacarnya?" Calvin menggeleng, "entahlah, seharusnya ia tidak ada disini, apa ia baru datang?" gumam Calvin pada dirinya sendiri. Calvin berdiri dan menyusul mereka berdua. Alli langsung berdiri dan mengekori Calvin kekamar Eve.

Daniel sedang mengoleskan obat ketelapak kaki Eve, sedangkan Calvin menatap mereka, "Dan,bagaimana kau bisa ada disini?" Daniel tergagap, ia yang awalnya menghajar Calvin habis-habisan langsung terdiam. Sungguh! Ia mengira gadis penggoda itu Eve, dan ia bersyukur ternyata bukan Eve.

Suara rintihan terdengar saat Daniel meneteskan cairan merah sebagai obat untuk luka dikakinya karena terkena pecahan beling. "Maaf, memang sakit, tahan, oke?" suara Daniel lembut membuat Eve tenang sejenak. Calvin rasanya ingin memutar bola matanya melihat adegan opera antara bos dan karyawannya.

"Umm, baiklah,Eve, Daniel, aku harus mengantar Alli pulang," Calvin permisi dan keluar sambil menarik lengan Alli. "Ayo, kau kuantar pulang, aku lelah,"

***

"Daniel, aku bisa makan sendiri," ucap Eve sambil menolak suapan Daniel, "ayolah, kau akan kesusahan," ia kembali menyodorkan sesendok berisi sup hangat. "Yang sakit itu kakiku, bukan tangan" bela Eve, "apa salahnya aku menyuapimu? Anggap saja aku ini ibumu, oke?" Eve ingin tertawa, namun ia tahan, baiklah, apa boleh buat.

Ia membuka mulutnya dan menelan krim sup jagung yang dibeli Daniel di restoran bawah. "Bukankah kau sedang ke Calfironia?" Daniel mengangguk, "ya, sudah selesai, aku bisa kembali ke Las Vegas lebih cepat," ucapnya. Eve mengangguk. "Oh ya, bagaimana kau bisa ada disini? Kau tiba-tiba muncul begitu saja..." ucap Eve bingung. "Err, aku baru saja akan masuk keapartement dan tiba-tiba gelas-gelas yang kau bawa jatuh" jelasnya.

Eve mengangguk, ia kembali makan sup yang disuapi Daniel. "Besok kau tidak perlu bekerja dulu," Eve kaget, ia menggeleng, "tidak apa-apa, aku bisa jalan perlahan," Daniel menatapnya sengit, "jangan membantah,"

"Tapi, aku baru saja cuti, tidak mungkin aku libur lagi,"

"Ssst, kubilang tidak usah bekerja!"

"Tapi, aku tidakbisa, besok malam Minggu, pasti ramai sekali,"

"Eve, aku bosmu dan aku mengizinkan kau untuk tidak bekerja, get over it" ucap Daniel kesal.

"Tapi.." ucapan Eve terhenti saat bibir Daniel menyentuh bibirnya. Lalu perlahan.. bibir lelaki itu bergerak.

P.s yang di mulmed itu Daniel ya aka Zac Efron hihi ganteng kan?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dark NightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang