KEMBALINYA CINTA

3.8K 531 16
                                    

Sudah dua hari Prilly selalu menghindari Ali. Namun Ali tak gentar mengejar Prilly agar kembali padanya.

"Bang, aku mau makan siang sama Cio, Abang mau ikut?" tawar Miciel saat jam makan siang.

"Tidak Dek, aku makan siang di kantor saja. Salam buat Rendra," tolak Ali halus agar tidak menyinggung perasaan Miciel.

Ruko (rumah dan toko) yang mereka sewa sebagai kantor cabang sementara perusahaan mereka di Jawa, sudah satu bulan ini dijalankan Ali dan Miciel. Banyaknya permintaan kayu jati dari tempat usaha di Jawa, membuat mereka membuka kantor cabang di sini, untuk memudahkan mereka berbisnis.

"Baiklah. Mau nitip sesuatu?" tanya Miciel Sebelum kelaur dari ruang kerja Ali.

"Nggak usah Dek makasih," tolak Ali kembali, akhirnya Miciel keluar dari ruangan Ali.

Ali melirik jam pada pergelangan tangannya. Ia sambar kunci mobil dan jas yang tergantung di kursi kerjanya. Ia menyusuri jalan kota Jogja siang itu. Teriknya matahari yang gagah menyengat kulit, tak mengurungkan niatnya. Dilajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju kesuatu tempat. Setelah ia sampai di tempat tujuan, tidak sengaja ia bertemu teman lamanya, lantas Ali menghampirinya.

"Hay Rik, nunggu Fiza ya?" sapa Ali menepuk bahu Riky yang sedang berdiri bersandar pada mobilnya.

Riky menoleh menampilkan barisan gigi putihnya, "Eh Mas Ali. Iya Mas, Mas sendiri mau jemput Prilly pasti," tebakan Riky tepat pada sasaran.

Ali tersenyum miring, niatnya memang mau menjemput, tapi, sudah dua kali dia menjemput, selalu ditolak Prilly. Entahlah, bagaimana dengan usahanya hari ini? Dia berharap, kali ini Prilly mau menemuinya.

"Iyalah Rik, siapa lagi? Kan gadis yang aku cinta cuma dia. Eh kamu jangan panggil aku 'Mas' lagi. Aku kan bukan atasanmu lagi. Panggil seperti dulu aja, waktu kita masih di UGM," ujar Ali pada Riky yang kini ikut bersandar di samping mobilnya.

"Oke deh Li." Riky mengacungkan kedua ibu jarinya ke arah Ali.

Ali menepuk bahu Riky diiringi senyuman terbaiknya, mereka mengobrol sembari menunggu pasangannya masing-masing keluar dari kampus. Sudah hampir 10 menit, mereka berdiri dan mengobrol, sesekali mereka tergelak tawa. Keakraban mereka tampak jelas, saat  bercerita tentang masa-masa kuliah dulu. Akhirnya saat mereka tertawa bersama, suara seseorang menghentikannya.

"Hai?" sapa Fiza yang baru saja datang menghampiri Riky dan Ali.

Fiza segera bergelayut manja di lengan Riky. Ali melihat Prilly yang masih mematung di hadapannya.

"Li, aku dan Fiza duluan ya?" pamit Riky yang memahami situasi Ali dan Prilly, agar mereka dapat leluasa untuk mengobrol.

"Iya Rik, hati-hati," balas Ali menjauh dari mobil Riky.

Riky membukakan pintu mobil untuk Fiza, lalu dia segera melajukan mobilnya pergi dari area kampus meninggalkan Ali dan Prilly. Sedangkan Prilly masih mematung di tempatnya, sedari tadi dia menatap Ali penuh kerinduan namun tetap menjaga sikap tak acuh.

"Kamu masih mau tetap di situ atau mau pulang?" Ali menggandeng tangan Prilly menuju ke mobilnya. Kali ini Prilly tidak memberontak. Dia hanya diam dan menurut.

Prilly hanya menurut saat Ali membukakan pintu mobil dan menyuruhnya masuk ke dalam. Hatinya tak bisa lagi ia bohongi. Rasa cinta dan rindunya kepada Ali terlalu besar hingga mengalahkan egonya saat ini. Dia sudah terlalu lelah mendustai hati dan menghindari cintanya, ternyata Ali begitu berkuasa dalam kekuatan hidupnya. Prilly bertahan, karena ada Ali, tanpa Ali dia rapuh dan kehilangan arah. Prilly menyadari itu, setelah beberapa minggu terakhir menjaga jarak darinya.

KAROJA [KARO-JAWA] (Komplit)Where stories live. Discover now