MAPALA

4K 561 21
                                    

Sore ini Ali mendatangi rumah Prilly. Ali turun dari mobil dan segera memencet bel. Dia sudah bertekat malam ini akan membawa Prilly datang makan malam bersama keluarganya. Seperti apa yang disarankan Miciel.

Ting tong ... ting tong ....

Terlihat Mbak Ambar membukakan pintu. Ali sangat gugup, bagaimana dia akan menjelaskan kepada Reza?

"Eh, Mas Ali, silakan masuk Mas. Ibu sama Bapak ada di ruang tengah," terang Mbak Ambar membuka pintunya lebar.

"Oh iya Mbak, terima kasih," ucap Ali masuk ke dalam rumah, jantungnya berdebar sangat kencang, takut jika Reza akan kecewa padanya.

Ali bergegas masuk ke rung tengah menghampiri Reza dan Azkia yang sedang menonton televisi. Dia menarik napasnya, apa pun yang terjadi, dia akan menghadapinya.

"Assalamualaikum." Ali memberi salam, lalu mencium punggung tangan Reza dan Azkia.

"Waalaikumsalam," jawab Reza dan Azkia bersamaan.

"Maaf, saya ingin menjelaskan sesuatu kepada Bapak dan Tante," tukas Ali langsung pada tujuan awalnya.

"Duduklah dulu, Ali. Kenapa buru-buru seperti itu? Tenanglah," titah Reza di luar dugaan Ali, dia kira Reza akan menolak kehadirannya.

Ali yang masih berdiri di samping sofa pun duduk di sofa depan Reza dan Azkia. Dia mulai menjelaskan semua yang terjadi padanya dan tentang hubungannya bersama Miciel. Reza dan Azkia mendengarkan dengan baik dan memahaminya.

"Iya sudah, saya sebagai orang tua hanya dapat mendoakan dan memberi restu saja. Sudah waktunya kamu dan Prilly berusaha yang terbaik untuk kebahagiaan kalian," ucap Reza bijak setelah selesai mendengar penjelasan Ali.

"Saya malam ini berniat akan memperkenalkan Prilly pada keluarga saya. Entah apa nanti tanggapan mereka, saya akan tetap bersama Prilly Pak, Tan," izin Ali kepada Reza dan Azkia.

"Bapak dan Tante percaya padamu. Jangan kecewakan kepercayaan kami," wanti-wanti Reza sungguh-sungguh pada Ali.

Ali mengangguk meyakinkan Reza. Selama Reza mengenal Ali, anak ini tak pernah mengecewakannya. Dalam hal pekerjaan maupun Ali selalu dapat membuat Reza bangga.

"Tante panggilkan Prilly dulu ya Li?"
Azkia segera berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Prilly.

Sesampainya di depan kamar Prilly Azkia mengetok pintu.

Tok tok tok

"Sayang ini Mama, apa Mama boleh masuk?" panggil Azkia dari depan pintu.

"Iya Ma, masuk saja," sahut Prilly dari dalam kamar.

Azkia masuk ke kamar, melihat Prilly sedang bersandar di kepala ranjang.

"Pril, are you okay baby?" tanya Azkia saat berjalan mendekati tempat tidur Prilly, lalu dia duduk di tepi ranjang.

"Yes Mam ... I'm fun," jawab Prilly memandang Azkia dengan mata sendu dan sembab karena habis menangis seharian ini.

Azkia mengelus kepalanya penuh kasih sayang, dia mencium kening Prilly agar perasaan puterinya itu lebih baik.

"Kamu turun ya? Ada Ali di bawah menunggumu, Sayang. Hadapilah bersama dia, kalau memang dia pilihanmu, Mama dan Papa akan selalu memberi restu, asal kamu bahagia," ujar Azkia sambil mengelus lembut kepala Prilly.

"Iya Ma, terima kasih ya Ma?" Prilly memeluk Azkia membagi kegundahan hatinya saat ini.

"Sudah, jangan menangis lagi. Sekarang kita turun yuk!" Azkia menyibak selimut Prilly dan membantunya berdiri.

KAROJA [KARO-JAWA] (Komplit)Where stories live. Discover now