secrets ↪ idr a.u

◀◀ throwback vi: he's avoid me

"Do you want me, to hide the feelings, and look the other way?"

-

Halo, ini (namakamu). Salahin mulut Namira yang kencengnya minta ampun.

Iqbaal. Tau. Gue. Suka. Sama. Dia.

DAN LO TAU APA, J? Dia, ngejauh :) Dia ngeliat gue dengan tatapan-nya yang nolak banget, dia gak pernah mau seruangan sama gue, kalo kira-kira kita bakal papasan di koridor, dia lebih milih muter jauh asal gak papasan sama gue. Dan, kita udah bener-bener kayak orang gak kenal. GILA KAN!!

Gue suka sama lo, tapi kenapa lo giniin gue? :(

(Namakamu), 16 September 2009.

Dianty melihat (Namakamu) dengan tatapan sedih, lalu melihat ke arah Iqbaal yang sedang memainkan ponselnya.

"Kasian banget lo, asli." ujar Dianty sedih, tetapi dengan nada mengejek.

"Gak usah sok ngasianin gitu, deh," (Namakamu) berdecak sebal, "Iqbaal belom keluar?"

"Belom, tuh, lagi mainan henpon." jawab Dianty.

"Gimana Iqbaal bisa tau lo suka sama dia?"

"Ya, gara-gara waktu itu, Namira, temen gue gak sengaja baca tulisan yang gue tulis di belakang buku gue." jawab (namakamu) sambil cemberut.

"Lagian, lo mah apa-apa ditulis, sih!" Dianty menatap (namakamu) dengan tatapan, bego.

"Abisnya gue mau cerita bingung, Dant. Gue mau cerita ke Steffi, Steffi kayaknya suka sama Iqbaal juga. Dan, gue gak punya temen cewek lagi, selain Steffi."

"Namira?"

"Nggak deket," ujar (Namakamu), "Maksut gue, ini 'kan rahasia, gue gak bisa main cerita gitu aja, lah."

"Tapi, lo tulis di buku, Genius. Sama aja!"

"Gak tau, ah!" ujar (Namakamu) sambil menenggelamkan wajahnya di meja.

"Terus, dia ngejauhnya gimana?" tanya Dianty lagi.

"Biar sekarang rasa suka gue ke dia cuma tiga persen, tapi kalo lo nyuruh gue ceritain gimana dia dulu, gue masih suka nyesek, Dant."

"Ayolaaah." Dianty memainkan jemari (Namakamu).

(Namakamu) memandang Dianty tajam, gadis berjilbab itu memasang wajah memelasnya.

"Ck."

◀◀

"(namakamu), pinjem buku Bahasa Inggris lo, dong." ujar Namira.