Meet Up

12 1 1
                                    

            Matahari senja menemani Dea dengan handphonenya yang sepi, entah mengapa hari ini rasanya berbeda dari hari yang lain, seharian tanpa Candaan Gutra, tanpa sapaan Gutra membuatnya tak selera melakukan apapun, ia ditinggal Gutra selama 3 hari untuk mengikuti lomba robotik.

From : Gutra

Jangan kangenin gue

'apaan coba?! Lu fikir gue bakal kangen gitu sama lo? haha! Iya gue kangen banget' celoteh Dea memerhatikan message Gutra

To : Gutra

Dih pede gila!

'kenapa ya gue selalu mikirin lo? padahal lo itu Cuma sekedar bocah tengik yang most wanted disekolah, udah itu aja! Tapi kenapa... kenapa gue bisa senyaman ini sama lo!' caci Dea memerhatikan Foto profil Line Gutra

'Kak turun dulu sini' ujar Mama Dea dari ruang tamu

'iya' teriak Dea dari kamarnya yang terletak dilantai 2

Ia menuruni anak tangga satu demi satu dengan malasnya, sesekali memerhatikan layar handphonenya berharap ada notification dari Gutra

'halo?' sapa suara yang tak asing ditelinga Dea

'hah?! Qorry! Kok lo ada disini?' kaget Dea melihat Qorry berdiri didepannya dengan beberapa barang bawaan

'iya mulai sekarang, gue pindah ke Indonesia' tutur Qorry cengir lebar

'serius? Asik! Gue gak kesepian lagi' teriak Dea kegirangan dan memeluk saudara kembarnya itu

'terus lo sekolah dimana entar? Disekolah gue?' tutur Dea antusias

'iya ini lagi diurus Mama usahain besok udah bisa sekolah' ujar Mama Dea

Dea dan Qorry berjalan memasuki kamar Dea yang berukuran sangat luas dan bisa ditempati dua orang bahkan lebih, mereka bercerita banyak tentang semua hal/

'oh ya terus gue seneng banget soalnya temen cowok gue disana itu yang udah lama gue taksir , ehh tapi dia belum pernah gue ceritain sebelumnya sama lo, jadi waktu gue mau pulang ke Indonesia satu hari full gue jalan-jalan sama dia, dan dia ngasih gue boneka, dan gue seneng banget!' ujar Qorry heboh

'grrr...grrr' suara petir berbunyi sangat nyaring

'perasaan cerah-cerah aja, kenapa ada petir?!' ucap Dea penuh pertanyaan

'jangan-jangan karena lo cerita bahagia nih jadinya petir' timpal Dea

'bahkan alam gak ngeridhoin gue buat bahagia' tutur Qorry menggelengkan kepala

'eh dari tadi handphone lo bunyi lho' sambung Qorry

'hah? Gutra ngapain nelfon' batin Dea penasaran

Dea : halo?

Gutra : suka banget ngilang, kenapa line gue gak dibales? Abis quota lo! dasar gak modal banget

Dea : setdah! Ngomel mulu sih, tadi gue lagi sibuk! Udahlah line aja

*tut..tut..tut*

'siapa? Cowok lo?' tanya Qorry

'bukan temen, oh ya lo masih inget gak sama Cendi?' tanya Dea

'Cendi? Siapa?' balas Qorry dengan wajah datarnya

'masa lo lupa? Itu dia anak cowok yang dulu tinggal disebelah! Dulu dia suka main sama lo khususnya, tapi beberapa bulan sesudah kepindahan lo, Dia juga ikut pindah ke luar kota' celoteh Dea

'oh dia, iya inget' balas Qorry memutar bola matanya

'lo masih bete sama dia? Gila lo awet banget betenya' balas Dea menggelengkan kepala

'enggak tuh, gue malah bersyukur kenal sama dia paling enggak gue, gue ngerti gimana rasanya dikecewain, gimana rasanya perpisahan, gimana rasanya di PHP-in' balas Qorry curhat

'oh jadi dulu lo suka sama Cendi? Dih cepet banget lo puber udah suka-suka aja' tutur Dea

'iya sempet dulu tapi ya dulu sekarang enggak tuh!' balas Qorry membela diri

'alah udahlah~ lagak lo sok-sok strong, sebenernya lo masih stalking instagram diakan?' jawab Dea memainkan handphone Qorry

'hah?! Kok lo tau?' ujar Qorry cemas

'iyalah, liat aja nih di instagram lo, dipencariannya itu nama Cendi yang paling atas kalo gak sering stalk, apa dong namanya? Ciee gamup nih' tutur Dea tertawa puas

'apaan sih lo! kemaren itu gue Cuma kepo aja soalnya fotonya masuk ke eksplor gue' balas Qorry mencari-cari alasan

'aduh kepencet love nih, gimana ni' jahil Dea

'Dea!!!!' teriak Qorry dengan suara yang nyaring


Cute DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang