Keempat

1.4K 245 9
                                    

Orang itu berdiri dalam kesunyian, dalam kegelapan. Saat itu langit hitam, begitu pula dengan bumi. Namun ia bercahaya. Kuulangi, ia bercahaya. Ia bercahaya!

Aku meneriakinya, namun ia terdiam. Saat aku menyentuh pundaknya yang dingin, ia menoleh sambil tersenyum hangat. Kedua tangannya dilipat. Ia berkata, "Aku harap kau ingin pergi bersamaku."

"Ke mana?"

"Ke sini."

Aku tertegun mendengar ucapannya. Ke sini, ke tempat menyedihkan ini? Dan baru saat ini aku merasakannya... rasa kesepiannya, seperti yang kurasakan. Tidak, dia lebih menyedihkan.

"Aku mau saja...."

Ia mendongak dengan mata yang berkaca-kaca. "Sungguh?"

Aku mengangguk, "Untukmu."

Orang ItuWhere stories live. Discover now