SAG - 3

2.4K 166 4
                                    

Ara melangkah ke kasur Eci dan duduk sambil menyilangkan kakinya. Ia menyenderkan punggungnya ke dinding kamar Eci kemudian bergumam dan berbisik sendiri, sedang berpikir pikir dan merasa aneh dengan akhir akhir ini disekolah dan tadi siang. Eci sedikit terganggu mendengar bisikan dan gumaman Ara, diapun menutup novelnya dan berbalik mendongak kearah Ara yang duduk diatas kasurnya.

"Kenapa sih, Ra.. dari tadi ham hem ham hem terus bisik bisik gitu. Lagi mikirin apa?" Ara tersadar kemudian menatap Eci.

"Lo ngerasain gak sih ada yang salah akhir akhir ini?" Eci memutar mutar matanya berpikir mencari jawaban dari pertanyaan Ara dan tak lama dia menggeleng tidak menemukan jawaban.

"Emang akhir akhir ini ada apa?"

"Aiishh.. lo gak ngerasa aneh gitu kalau Akhir akhir ini gue dikasih kejutan terus? Sama orang yang sampe sekarang gue gak tau siapa orangnya?. Pertama bunga sama coklat, kedua seragam sekolah sama cupcake, dan tadi dikasih cake starbucks." Terang Ara panjang. Eci terdiam sebentar kemudian mengangguk baru menyadari.

"Iya juga sih.. aneh juga akhir akhir ini lo dapet kejutan begitu."

Ara dan Eci sama sama terdiam memikirkan hal yang misterius tersebut. Siapa sih yang memberikan kejutan itu semua? Ara tidak begitu dekat dengan cowok cowok disekolahnya, Ara hanya mengobrol dengan cowok cowok disekolahnya jika memang ada yang harus diobrolkan. Lalu siapa? Levi? Aldo? Anton? Atau...... ah tidak mungkin 'dia' yang memberikan semua kejutan tersebut. Tidak mungkin Ari yang memberi itu semua karena Ara dan Ari tidak dekat sedikitpun, mengobrolpun baru sekali saat dilocker kemarin. Jadi, tidak mungkin kan kalau Ari?

Ara mendesah panjang membaringkan tubuhnya dikasur kemudian memeluk guling Eci.

"Yaudah lah, Ci. Gak usah dipikirin kita tidur aja lah besok udah Senin." Ucap Ara yang langsung disetujuin oleh Eci. Eci berdiri kemudian ikut membaringkan tubuhnya disamping Ara.

***

"Ci, lo mau ke locker gak?" Tanya Ara sambil terus berjalan masuk ke Sekolah. Eci menggeleng.

"Nggak, Ra. Gue mau langsung ke kelas aja. Lo mau ke locker?" Ara mengangguk.

"Okay. Tapi Sorry ya, Gue gak bisa nganterin" Ara mengacungkan jempolnya kemudian berbelok berpisah dengan Eci menuju locker.

Ara mengaduk aduk tas bagian depannya mencari kunci lockernya sambil berjalan. Ara menahan nafasnya kaget tidak menemukan kunci lockernya, tangannya semakin cepat mengaduk aduk tasnya sampai sampai barang barang kecil yang dia bawa berjatuhan membuat ruangan locker menjadi berisik.

"Hei kenapa?"

"Hehe kunci locker gue ketinggalan dirumah kayaknya." Jawab Ara tanpa menoleh dan terus mencari.

"Oohh.. ketemu nggak kuncinya?" Ara berhenti mencari, dia mendesah kemudian menoleh ke orang yang bertanya. Ara terkejut dan reflek menahan nafas melihat Ari-lah yang bertanya.

"Ng..nggak ketemu. Hehe" ucap Ara kikuk. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa canggung. seakan mendukung suasana dirinya dan Ari, locker sangat sepi dan sunyi.

"Tetep mau buka locker?" Tanya Ari. Ara ngangguk kecil sambil melirik lockernya. Masalahnya buku pelajaran hari ini ada didalam locker semua. Mana mungkin Ara ke kelas tanpa membawa buku satupun.

"Yaudah sini biar gue bantu. Gue tau caranya bobol locker." Ucap Ari berjalan cepat ke locker Ara. Ara lari buru buru ngikutin Ari.

"Eh eh tapi nanti locker gue jadi rusak dong!" Teriak Ara reflek menahan tangan Ari. Ari menoleh menatap tangannya yang dipegang Ara. Ara ikut melirik tangannya, ia tersadar kemudian langsung menarik tangannya. Ara berdeham kembali canggung.

Secret Admirer GiftTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang