Prolog

64.9K 2K 63
                                    

"Kya!!!!" Teriakan Aurora menggelegar ke seluruh rumah. Ia tak percaya dengan apa yang ia lihat.

"Kenapa De?" Rahma, Bunda Aurora datang masih menggunakan apron dengan tangan kanannya memegang penggorengan. Wajahnya terlihat khawatir menatap anak bungsunya yang terlihat begitu pucat pasi.

"Bunda hiks, hiks, hiks." Rengek Aurora menatap bundanya dengan pandangan mata yang patut dikasihani.

"Kamu kenapa? Sakit? Luka? Ranjang kamu roboh? Kenapa?!" jerit Rahma panik saat melihat Aurora kembali menatap benda yang ada di bawahnya tanpa tenaga.

Aurora masih menatap nanar benda kecil berskala yang ia naiki sama sekali tidak merespon ucapan Bundanya yang terlihat panik. "AURORA!! KAMU KENAPA?" teriak Rahma membuatnya tersadar

Teriakan Bunda menghantarkan Aurora kembali ke alam sadarnya. Sontak kakinya lemas. Aurora terduduk lemas sambil menangis sesegukkan. " Bunda.... Berat badan Ora naik lagi bunda.. hiks.. hiks" ucapnya menangis sesegukkan.

Rahma menghembuskan napasnya kesal. Raut muka panik yang ia perlihatkan tadi berubah menjadi geli melihat tingkah anak bungsunya yang terlihat begitu histeris hanya karena berat badan.

"Ye elah, Ra Bunda kira apaan? " ucap Rahma geli. Ia menatap timbangan yang sedang Aurora naiki, matanya terlihat serius menatap benda paling menakutkan untuk anak bungsunya itu.

"Ya elah, Ra. Baru naik satu kilo aja kamu paniknya udah seperti itu" ucap Rahma santai membuat Aurora menatap bundanya kesal.

"Hanya 1 kilo?" batin Aurora geram. Mungkin untuk wanita lain itu biasa, namun 1 kilo itu bagi menakutkan untuknya. Satu kilo tambahan yang membuat berat badannya menjadi dua kali lipat dari berat badan gadis kebanyakan. Membuatnya terlihat kembali menjadi ban berjalan.

"INI BENCANA!!!" teriaknya frustrasi mengacak rambut panjangnya geram.

*************************************************

Balik update yg lama aja ya...
Authornya perlu di strap soalnya




Fat in Love (New Edition)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang