07 | (yourname)

Depuis le début
                                    

"Biarkan kami pergi."

"Sudah kuduga kau akan bilang begitu," imbuhnya malas. "Lebih baik kita buat kesepakatan, nona Asia. Daripada repot-repot pergi ke Liverpool, lebih baik kau menyerah sekarang. Biarkan aku membunuhmu dan pacarmu disini, lalu aku akan mendapatkan uang yang sangat banyak dari dia. Itu akan lebih gampang."

Napas YN sempat terhenti saat mendengar Tante Berotot menyebut "dia". Dia—siapapun itu—pasti otak dibalik semua kekacauan ini.

YN menyambar kesempatan untuk mencari informasi. Sekalian mengulur-ulur waktu. "Dia siapa? Informanmu? Atasanmu? Atau hanya orang yang ingin membunuh kami?"

"Semuanya, non. Dia adalah orang paling tengik. Aku pribadi mengakuinya sebagai pecundang paling menjijikkan karena bisanya menghancurkan hidup orang lain perlahan-lahan. "

"Bagus," YN tidak terlalu terkesan. "Kau membencinya, tapi bekerja untuknya?"

"Dia menjanjikan milyaran Poundsterling!" Mata hijau si tante berbinar-binar saat menyebutkan kata milyaran Poundsterling. "Di hari seperti ini, siapa juga yang tidak mau uang? Tugas begini mudah. Hanya membunuh dua bocah remaja yang malang dan selesai—aku jadi kaya."

Cocok banget deh, tante matre, pikir YN.

Namun tidak ada waktu untuk mengomentari kegilaan material pelayan ini. Padahal jika seandainya ada waktu, YN sudah punya banyak umpatan dan cemoohan untuk si tante matre. Prioritas YN sekarang bukan itu. Dia harus memikirkan cara agar bisa selamat hidup-hidup.

"Kau tadi bilang berunding," kata YN. "Baiklah, mari berunding, Mrs—?"

"Suzie. Jangan pakai Mrs, aku belum menikah. Sebenarnya nama asliku Susan, tapi mantanku suka memanggilku Suzie."

Gue gak nanya kok. Baper banget sampai bawa-bawa mantan, kata YN dalam hati.

Dia mengangguk. "Oke, Suzie. Kita berunding." dilihatnya Greyson yang tidak sadarkan diri dibelakangnya. Wajahnya baik-baik saja—tidak pucat, jadi YN tahu bahwa pacarnya hanya tertidur. Greyson tidur benar-benar lelap, seolah-olah dia sudah tiga hari begadang. Padahal kenyataannya, dia baru saja bangun tidur sekitar dua jam yang lalu. YN suka memandangi wajah terlelap Greyson. Dia tampak menggemaskan, begitu damai seperti anak-anak. Tidak ada gurat dingin, kaku, atau tegang yang selama ini selalu menghiasi wajahnya.

"Jadi kau setuju kalau kau dan dia mati sedangkan—"

"Tidak. Itu namanya bukan berunding, Suzie, melainkan kau memutuskan sepihak. Kita akan berunding dari awal hingga mencapai kesepakatan."

"Wah, wah, ternyata kau punya nyali juga, nona manis." Suzie mendecak. Alih-alih terkesan, dia justru menyesal. "Seharusnya gelas tehmu diisi obat tidur juga."

Obat tidur. Jadi begitu.

Seketika ingatan YN kembali pada hari dimana dia dan Greyson dibius oleh polisi bayaran Corbin, saat mereka berhenti pantai. Entah ini kebetulan saja atau...

"Bagaimana kalau selagi kita berunding, Greyson Chance tercintamu dipindahkan ke dapur? Tenang, dia tidak akan dimasak menjadi muffin. Para pelayan yang lain akan menjaganya, agar adil."

Perut YN mendadak mulas saat mendengar usul itu. Menghadapi seorang tante matre psikopat berbadan kekar seorang diri sudah membuat YN ketakutan, ditambah lagi satu-satunya penyemangatnya (Greyson) akan 'diasingkan sementara', jauh dari dirinya.

Dan sialnya, Suzie pastilah menangkap kekhawatiran di wajahnya.

"Takut, non?"

Tidak ada pilihan.

PUBLISHED: X I A T -g.c (AITN TRILOGY #3)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant