What happen?

389 13 6
                                    

haihaihai I'm back. ada yang menunggu story inikah? (ngarep). Ok, daripada aku ngoceh gak jelas lebih baik kita mulai. :) 

Namja yang terlihat menyebalkan ini, ternyata terlihat menyedihkan saat tidur.

-Haera-

Kenapa kejadian yang mengerikan itu selalu datang kembali dalam benakku?

-Sungjae-

Haera POV

Cahaya matahari telah tergantikan oleh cahaya redup dari sang rembulan. Itu tandanya, bahwa malam sudah tiba. Heuhh… aku menghela napas beratku. Kenapa aku harus serumah dengan namja yang memiliki sifat anak-anak seperti ini?

Aku mencoba untuk tidak ambil pusing dengan namja yang dapat membuatku naik darah. Namja itu memang menyebalkan dan dia tidak mempunyai nilai plus dimataku. Namja yang mempunyai sifat anak-anak di usianya yang sudah bisa dibilang dewasa, lebih menyebalkan dibandingkan anak berusia 3 tahun.

Browsing. Itulah yang aku lakukan sekarang. Aku browsing tentang oppa. Ne, oppa. Terkadang aku merasa iri dengan fans oppa, dibandingkan aku, mereka lebih mengetahui tentang oppa. Namja yang selalu aku rindukan. Aku sangat merindukan kehangatan yang selalu ia berikan kepadaku. Kehangatan yang membuatku merasa tenang dan damai ketika berada disisinya.

Drrrtttttttt…….

Handphone-ku berdering dengan indahnya. Aku segera melompat untuk mengambil handphoneku yang berada di nakas.

“Yeoboseyo.” Ujarku. Saking buru-burunya, aku tidak melihat nama orang yang meneleponku.

“Ra-ya.” Ujar suara disebrang sana.

“Ne.” ujarku, dari suaranya terdengar seperti oppa.

“Bogoshipoyo.” Aku melihat nama orang yang kini sedang berbicara melalui pesawat telepon. Dan disitu tertulis ‘Fishy oppa’.

“Nado bogoshipo. Oppa, kapan kita bertemu lagi? Aku sangat merindukanmu.” Aku benar-benar merindukanmu. Oppa, aku ingin bertemu denganmu sekarang. Seandainya kau tidak berada di Benua yang berbeda, pasti kau akan menemuiku. Karena aku tahu, sesibuk apapun dirimu, kau akan meluangkan waktu untuk bertemu denganku.

“Mollayo chagi, tapi oppa rasa bulan ini kita tak bisa bertemu. Jadwal oppa, memaksa oppa untuk tidak menemuimu bulan ini.” Kecewa. Ya, aku benar-benar kecewa. Bukan karena oppa tidak bisa menemuiku malam ini. Tapi, karena oppa tidak bisa menemuiku bulan ini. Padahal selama sebulan aku mengharapkan oppa berada disisiku, meski hanya satu hari saja. Tapi, untuk bulan ini, satu jam saja tidak bisa.

“Keundae, aku sangat merindukanmu.” Aku benar-benar merindukanmu oppa.

“Oppa juga sangat merindukanmu.”

“Oppa, apa sekarang kau mempunyai waktu luang untuk sekedar mendengar keluh kesahku?” Aku harap sekarang oppa meluangkan waktunya yang begitu padat untukku.

“Oppa mempunyai waktu luang. Hajiman, oppa hanya bisa mendengarkan keluh kesahmu lewat handphone saja ne. jarak antara kita terlalu jauh. Oppa tak bisa ke Jeju sekarang. Karena benua memisahkan kita.” Tak apa oppa, meskipun tak dapat bertatap muka, aku tetap bisa curhat pada oppa-ku.

“Arrayo. Oppa…”

“Ne?”

“Apakah kau pernah merasakan kesal hingga membuatmu naik darah?” Akhir-akhir ini aku naik darah karena anak teman appa.

“Pernah. Memang kenapa?”

“Sekarang aku tengah merasakannya.” Aku tengah merasakannya dengan jelas.

Love(Hate) In jejuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang