In a Bad Humour

432 14 11
                                    

Haera POV

“Hya, jangan berteriak di depan telingaku.” Namja ini balik meneriakiku. 

“Kau akan tinggal 3 bulan disini?” Kalau namja ini tinggal selama 3 bulan disini, bagaimana dengan liburanku? Aku tidak ingin ada orang yang merusak liburanku.

“Memang kenapa? Apa kau keberatan?” Jelas aku keberatan akan kehadiranmu disini. Apakah kau tidak merasakan atmosfer ketidak sukaanku terhadapmu huh?

“Sangat. Aku sangat keberatan.”

“Walaupun kau keberatan, aku akan tetap tinggal disini selama 3 bulan.” Namja ini membuatku naik darah.

“Dasar namja…”

“Challada.” Mwo? Apa yang namja ini ucapkan? Challada? Apakah namja ini mempunyai tingkat kepercayaan diri diatas rata-rata?

“Percaya diri sekali kau.” Namja ini hanya tersenyum dan meninggalkan aku yang masih kesal atas sikapnya.

Sudah jam 2 siang, lebih baik aku pergi ke supermarket untuk membeli sayur, buah, dan beberapa lauk lainnya. Aku tidak ingin kelaparan malam ini. Dan aku tidak ingin memakan makanan instan seperti namja itu. Apakah namja itu tidak tahu bahayanya makanan instan bila di konsumsi setiap hari? Dasar babo namja.

Setelah membeli semua sayur , buah, beberapa lauk dan kebutuhan lainnya, aku mulai bermain dengan alat-alat dapur yang ada dirumah ini. Ya, aku bermain dengan pisau, minyak, air, spatula, panci, talenan dan masih banyak lagi. Hingga terciptalah:

Saengsoen Kasseu (Fish Mayonnaise)

Ada yang belum tau tentang masakan ini? Baiklah aku akan menjelaskan tentang makanan yang satu ini. Umumnya berupa nasi dengan ikan fillet yang digoreng tepung dengan mayones diatasnya. Nasi ini, selalu didampingi dengan sup. Rasa supnya hambar hanya berupa kuah dengan taburan daun bawang. Selain itu kita juga diberi kimchi (fermented vegetables) yang merupakan makanan khas korea selatan sebagai makanan pembuka. Rasanya asam karena merupakan hasil fermentasi.

Tepat pukul 5 PM KST, namja itu kembali kedalam rumahku. Aku rasa perutnya sudah minta jatah.

“Apa yang kau masak itu?” Namja ini menunjuk makanan yang berada di meja makan.

“Aku memasak Saengsoen Kasseu.”

“Apakah kau membuat 2 porsi?”

“Aku tahu kalau kau tidak akan kenyang bila memakan snack. Jadi, aku membuat 2 porsi.”

“Ok, kajja makan.” Dengan sekejap mata namja ini berada di kursi meja makan. Hey, bisa tidak kau mandi terlebih dahulu? Kau itu bau.

“Kau bau. Mandi dulu sana.”

“Shireo. Makan dulu. Cacing-cacing di perutku sudah berdemo sejak tadi. Apakah kau ingin melihatku mati kelaparan karena tidak boleh makan sebelum mandi?” Aku belum pernah menemukan kasus manusia yang mati kelaparan hanya karena tidak makan selama 12 jam saja.

“Kau itu tidak akan mati karena kelaparan. Mandi sana.” Tingkah namja ini benar-benar seperti anak kecil.

“Ne.” dengan langkah gontai, namja itu pergi menuju kamarku.

Skip…

*Makan Bersama*

“Masakanmu tidak terlalu buruk.” Apa aku tidak salah dengar? Namja ini (sedikit) memuji masakanku.

“Memang tidak terlalu buruk. Cepat habiskan.”

“Omong-omong namamu siapa?”

“Perlukah aku memberitahukan namaku kepadamu?”

“Tidak terlalu perlu sih. Tapi, bagaimana aku memanggilmu kalau kau tidak memberitahukan namamu? Begini saja, aku memanggimu ahjumma cerewet. Eotte?” Kau kira aku ahjumma appa? Aku ini baru lulus sekolah. Dan aku masih terlalu muda untuk menjadi ahjumma.

“Shireo. Aku masih muda, dan aku baru lulus sekolah.”

“Kalau begitu kau ingin kupanggil apa?”

“Nonya Lee.”

“Terdengar jelek, bagaimana kalo Nyonya Yook?” Mwo? Benar-benar babo namja. Aku ini trelahir dari ayah yang bermarga Lee. Bagaimana bisa marga itu diganti dengan marga lain. Dan apa aku tidak salah dengar? Dia ingin memanggilku dengan sebutan nyonya? Aku ini baru lulus sekolah,  wajahku pun tidak terlalu tua.

“Mwo? Aku ini bermarga Lee bukan Yook. Dan aku statusku belum menikah itu berarti aku dipanggil Nona bukan nyonya.”

“Ne, Nona Lee.” Namja ini kembali melanjutkan makannya.

“Bagus, kalau sudah selesai makan cuci piringmu sendiri ne.” aku kembali melanjutkan makanku. Aku melihatnya mengangguk. Tapi, kenapa namja ini berhenti memasukkan makanan kedalam mulutnya?

“Hya, kenapa tidak sekalian saja? Itu dapat menghemat tenagaku.” Ternyata namja ini baru menyadari ucapanku.

“Dasar lazy boy.”

“Mwo?”

“Aniyo. Palli habiskan.”

Makan malam yang tidak terlalu malam bahkan matahari belum berganti bulan ini akhirnya selesai. Meskipun namja ini pernah meremehkanku, tapi aku senang ketika namja ini memuji masakanku.

Sekarang, aku berada di kamar oppa-ku. Kamar yang sangat ingin kumiliki. Kamar yang menghadap langsung kearah barat. Dimana, arah barat adalah tempat matahari terbenam. Kalau kalian berpikir aku menyukai sunset, kalian benar. Aku sangat menyukai sunset. 

CEKLEK

“Bisakah kau mengetuk pintu dahulu?” Namja ini masuk kedalam kamarku tanpa mengetuk pintu. Namja ini benar-benar tidak sopan.

“Bisakah kau menutup kaca itu dengan gorden?” Namja ini balik menanyaiku.

“Tidak.” Aku tidak akan menutup jendela dengan gorden sebelum matahari benar-benar tenggelam dan tergantikan oleh bulan.

“Kalau begitu jawaban kita sama.” Namja ini benar-benar senang membuatku jengkel.

“Mau apa kau kemari?”

“Aku hanya ingin meminjam piyama anak teman appa yang namja.” 

“Memang piyama oppa yang kemarin kau apakan huh?”

“Aku taruh di tempat pakaian kotor. Oh ya, kalau kau ingin mencuci pakaian, jangan lupa mampir ke kamarmu untuk mengambil pakaian kotorku.” Hya, apa kau pikir aku adalah pembantumu?

“Aku bukan pembantumu.”

“Arrayo. Kalau pakaian kita dicuci bersama akan menghemat air dan waktukan? Coba kalau kita mencuci sendiri-sendiri, air akan terbuang 2 kali lebih banyak dan waktu pun akan terbuang sia-sia.” Namja ini benar-benar membuatku naik darah. Aku mencoba menghitup napas perlahan dan menghembuskannya dengan perlahan pula. Berharap dapat menurunkan darahku. 

“Nanti akan aku berikan padamu. Bisakah kau keluar dari kamar oppa-ku?”

Tao Baekhyun Chanyeol

Love(Hate) In jejuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang