Chapter 5 (REPOST)

60K 3.1K 55
                                    

"Kate, pelanggan setiamu menunggu disana." Teriak Tom padaku.
Aku menengok ke arah yang ditunjuk oleh Tom. Henry, pelanggan bar ini selalu ingin minuman yang dibuat olehku. Dia tidak akan memesan apapun jika bukan aku yang meracik minumannya. Itu bukan masalah besar bagiku, aku tidak keberatan lagipula dia suka memberikan uang tip padaku.
Aku berjalan menuju ke arahnya.
"Seperti apa suasana hatimu malam ini?" Tanyaku sambil menyiapkan gelas untuk minumannya.
"Sedikit penat karena pekerjaanku, sayang." Jawabnya dengan senyuman yang dapat menggoda setiap wanita disini, kecuali aku, tentu saja.
Oh, baiklah. Aku mungkin tergoda, tapi misiku selalu menang dan tidak ada satupun pria yang dapat mengubah niatku untuk tidak menjalin hubungan dengan siapapun.
Aku tertawa mendengar jawabannya dan berkata "Aku akan membuatkan minuman untuk suasana hatimu yang satu ini."
Aku meracik minuman dari beberapa botol yang paling populer di bar ini. Henry bukan pelanggan yang menyulitkan. Dia mempercayakan minumannya padaku.
Segelas minuman hasil racikanku tersaji dihadapannya. Dia meneguk setengah isi dari gelas itu dan berkata "Kemampuan meracikmu bertambah lebih baik setiap harinya."
Baru saja aku akan membalas perkataanya tiba-tiba Karl datang dan menepuk pundak Henry. "Maaf, tuan. Kau harus pindah ke tempat lain."
"Apa?" Henry bertanya dengan kaget karena tiba tiba didatangi oleh pria seperti Karl.
"Aku ditugaskan untuk menjaga nona Kate. Jadi anda harus pindah ke kursi lain."
"Apa maksudmu dengan ditugaskan? Dia seorang bartender disini. Tentu saja aku akan memesan minuman kepada seorang bartender. Apa kau gila?" Jawab Henry dengan sedikit emosi. Suasana hatinya ternyata memang sedikit buruk hari ini.
Bukan hanya Henry yang kaget, aku berkali lipat lebih kaget darinya. Namun tiba-tiba aku mengerti maksud ucapan Karl. Aku langsung mengambil tindakan.
"Karl, aku yang akan pergi. Henry tidak akan kemana–mana.  Kau ikut denganku sebentar."
Aku berjalan ke bagian belakang bar, menuju tempat sepi.
"Apa maksudnya itu?" aku menyilangkan kedua lenganku didepan dada.
"Aku sungguh-sungguh diperintahkan untuk mencegah anda berdekatan dengan pria manapun lebih dari lima menit, nona."
"Xander yang menyuruhmu?" aku bertanya sambil menyipitkan mataku.
Dia menganggukan kepalanya.
Tentu saja dia.
Siapa lagi yang berani melakukan itu padaku. Sialan.
Karl sangat ketat mengawasiku dari jauh. Jika terus seperti ini aku tidak akan bisa kabur dan pulang kerumahku untuk menghindari Xander.
Rasanya aku ingin memaki Karl, tapi aku tahu Karl hanya menjalankan perintahnya.
Aku menyerah dan melanjutkan pekerjaanku. Berhati hati untuk tidak bicara lebih dari 10 menit dengan semua pelangganku.
Beberapa orang mengernyitkan keningnya saat aku terburu buru meninggalkan mereka saat perbincangan seru sedang terjadi. Aku harus menahannya karena aku tidak ingin Karl membuat keributan dengan para pelangganku.
Pukul 12 lebih sedikit, Xander memasuki Bar. Aku dapat merasakannya saat dia berjalan dan memandangiku seolah olah disana hanya ada aku.  Aku memalingkan wajahku dan berpura pura membereskan gelas-gelas yang sudah rapi.
Dia duduk didepanku.
Aku mendatanginya dan bertanya. "Ada minuman yang kau inginkan, tuan?"
"Aku datang kesini untuk menjemputmu."
"Kemana?"
"Pulang."
"Jam kerjaku sampai jam 2 malam. Aku tidak bisa pulang sekarang."
"Aku sudah bicara pada atasanmu. Kau bisa pulang sekarang. Ayo."
"Apa yang kau lakukan kali ini?"
"Tidak ada, hanya mengubah jam kerjamu. Pulang sekarang, sayang."
Aku memutar mataku dan berbalik untuk mengambil tasku dibelakang bar. Lexy mengejutkanku dengan muncul tiba tiba dibelakangku dan bertanya kenapa Xander ada disini.
Aku hanya menjawab "Dia menjemputku, dan menyuruhku pulang."
"Itu tidak apa-apa?" tanyanya bingung.
"Ya, aku baik baik saja."
"Maksudku, kau kan tahu ini belum waktunya untuk kita pulang."
"Ah, dia sudah bicara dengan Max. Jadi aku pikir tidak masalah. Apa kau bisa pulang sendirian, Lex?"
"Tentu saja. Kate, jangan lupa gunakan pengaman." Lexy mengedipkan mata padaku.
Aku memukul bahunya. "Aku hanya akan pulang kerumah, bodoh."
Lexy tertawa dengan sangat puas setelah menggodaku. Sialan. Rencanaku untuk bersembunyi dan kabur darinya gagal. Aku tidak mengantisipasi dia akan datang menjemputku lebih awal.
♥♥♥
Aku bermimpi seseorang menciumku dengan sangat lembut. Jenis ciuman seorang suami kepada istrinya, sabar dan lembut. Lalu aku merasakan pria itu menciumi seluruh wajahku dan semakin lama ciuman-ciuman itu terasa sangat nyata.
Aku membuka mataku dan melihat Xander sedang menciumku dengan sangat intens dan lembut. Aku dapat merasakan embusan napasnya dikulitku.
Aku berusaha menjernihkan pikiranku, namun gagal karena bibir Xander terus merayu agar bibirku terbuka lalu lidahnya menyusup kedalam dengan sapuan lambat yang membuatku membalas ciumannya. Aku menyelipkan tanganku ke belakang leher Xander, tidak lama setelah itu tangan Xander pun menjelajah tubuhku. Ciuman Xander berubah dengan cepat, semakin panas dan nakal.
"Terima aku malam ini, Kate. Kumohon." Suaranya parau dan terengah-engah.
Aku harus berkonsentrasi. Konsentrasi. Konsentrasi.
Dan aku baru sadar bahwa aku tidak berada dikamarku. Ini kamar yang sama dengan saat pertama kali aku kesini. Ini rumahnya.
Aku mendorongnya, walaupun itu tidak menghasilkan perubahan apapun. Badannya seberat besi.
"Kenapa kau membawaku kesini?"
Sialan, aku tertidur saat dalam perjalanan pulang.
"Ini rumahmu."
"Ini bukan rumahku, Xander. Berapa kali aku harus mengatakannya?"
"Kate, tolong. Jangan berdebat denganku lagi tentang ini." Lalu dia mencium bibirku berusaha membangkitkan kembali gairah tadi.
"Xander, hentikan."
"Kau membalas ciumanku tadi, dan kau sama bergairahnya denganku."
"Itu karena aku kira aku sedang bermimpi."
"Kate, aku harus menandaimu segera."
Apa katanya? Itu terdengar kasar.
Aku melihat ke dalam matanya yang terlihat lebih gelap dari biasanya. Aku belum mendengarkan cerita detail tentang Werewolf dari Sara. Sara sangat banyak tahu tentang sejarah Werewolf. Aku tidak boleh gegabah dalam hal ini. aku harus menemuinya besok.
"Aku rasa ini terlalu cepat. Kenapa kita tidak memulainya dari awal dan benar?"
Dia mengerutkan keningnya."Seperti apa?"
"Seperti kebanyakan orang menjalin hubungan." Saranku. "Perkenalan, siapa namamu, asal usul, makanan kesukaan, apa yang kau kerjakan dan yang lainnya. Aku bahkan tidak tahu nama lengkapmu."
Dia menjauhkan wajahnya untuk menyelidiki wajahku lebih jauh. Dia terlihat ragu. Aku menepuk sisi kiri ku dan menyuruhnya membaringkan tubuhnya disana.
Setelah dia berbaring, aku pun menyandarkan kepalaku di dadanya. Dia memeluk dan mencium rambutku.
"Jadi, siapa nama lengkap, umur dan pekerjaanmu?"
"Alexander Larsson, umurku 29 tahun dan aku punya beberapa bisnis sebagai pekerjaanku. Apa lagi yang ingin kau ketahui?"
Aku mengerutkan keningku dan berpikir keras. Aku pikir Werewolf berusia ratusan tahun. Apa aku salah mengingatnya? Aku akan mencari tahu tentang ini besok.
"Lalu, apa yang kau suka?"
"Kau."
Aku mengangkat kepalaku dan menjauh darinya. "Maksudku, makanan kesukaanmu."
Dia mengangkat lengannya dan menarikku untuk bersandar kembali didadanya.
"Aku suka makanan yang kalian makan. Roti, daging, jagung dan yang lainnya."
"Kukira kau suka memakan daging hewan. Kau tidak ingin tahu namaku?"
"Katerine Charleston. Aku tahu namamu. Kau berumur 24 tahun dan makanan kesukaanmu adalah ayam."
"Bagaimana kau tahu?"
"Aku mencari tahu tentangmu sebelum aku muncul didepanmu." Pamernya dengan senyum mengembang diwajahnya.
"Keren. Kau bisa jadi agen FBI atas usahamu. Bagaimana dengan keluargamu?"
"Kau akan mengetahuinya besok."
♥♥♥
"Bangun pemalas."
Aku tersenyum saat merasakan ciuman dibibirku. Xander. Aku akan terbiasa bangun tidur seperti ini. Aku membuka mataku dan membalas ciumannya.
"Suasana hatimu sangat baik pagi ini." bisikku disela-sela ciumanku.
"Aku menghabiskan malam dengan seorang wanita cantik semalam. Itu membuat suasana hatiku bagus untuk seharian."
"Kalau begitu seharusnya kau membiarkanku tidur lebih lama lagi." Erangku.
"Aku akan mengenalkanmu pada keluargaku hari ini. jadi kau harus bersiap siap. Sebentar lagi mereka tiba."
"Apa?"
Aku langsung bangun dengan seketika setelah mendengar penjelasan Xander. Dia menarik tubuhnya menjauh dan membantuku bangun dari tempat tidur. Aku langsung lari kedalam kamar mandi saat itu juga.
"Pakaianmu ada didalam lemari. Aku menunggumu diruang makan." Teriak Xander diikuti dengan suara pintu menutup.
♥♥♥

Trapped with an alphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang