Chapter 3 (REPOST)

67.8K 3.4K 32
                                    


Aku mencium wangi makanan lezat dan membuka mataku hanya untuk mendapati bahwa aku tertidur disebuah ruangan yang belum pernah aku lihat. Ah ya, aku ingat. Semalam adalah peristiwa nyata yang tidak masuk akal yang pernah aku alami.

Sejak pertama kali mendengar cerita Werewolf dari warga sekitar aku mendengus, bukan aku tidak percaya, hanya saja aku malas memikirkan permasalahan seperti ini. Ini bukan urusanku, terlebih lagi aku masih mempunyai urusan yang harus segera aku selesaikan.

Aku tidak punya waktu untuk memikirkan permasalahan seperti ini dan tanpa disangka aku mengalami sendiri permasalahan 'yang bukan urusanku'.

Tiba-tiba tadi malam seorang Werewolf muncul dihadapanku dan memanggilku dengan sebutan "Mate-ku" dan "Milikku"

Oke, dia memang belum menjelaskan siapa dirinya. Namun aku tidak bodoh, aku tahu siapa dia. Hanya tinggal menunggu waktu sampai dia menjelaskan bahwa dia adalah Werewolf.

Kebiasaanku sejak kecil adalah, aku tidak bisa terlalu lama berpikir keras. Itu akan membuatku sangat kelaparan. Apalagi aku mencium aroma makanan sejak aku terbangun tadi.

Aku bangun dan bergerak menuju sisi kiri ranjang yang memiliki meja kecil disampingnya dan melihat piring tertutup. Baru saja aku akan membuka tutup saji tersebut, aku mendengar suara pintu terbuka. Dan si pria tampan semalam memasuki kamarku dengan pakaian rapihnya dan wajah yang tampak segar.

Seketika aku mengingat kondisiku, baru bangun tidur dan kelaparan. Wajahku pasti terlihat sangat buruk.

"Kau lapar?" Tanyanya dengan senyum mengembang diwajah tampannya.

Aku baru menyadari bahwa dia sepuluh kali lebih tampan daripada kemarin malam.

"Mm, ya. Apa aku boleh memakan ini?" Tanyaku ragu sambil menunjuk makanan tersebut.

"Aku menyiapkannya memang untukmu. Makanlah." Dia mengedikkan dagunya ke arah makanan itu.

Aku melihat isinya, ternyata pancake yang disiram sirup dan ditaburi gula. Aku melahapnya, ternyata aku memang sangat lapar.

"Dengar, Kate. Aku harus pergi sebentar. Hanya beberapa jam, aku berjanji akan kembali dengan cepat bahkan sebelum kau menyadarinya. Maukah kau bersikap baik?"

"Tunggu, apa maksudmu bersikap baik? Apa aku terlihat seperti wanita yang sering mengacau? Lagipula darimana kau tahu namaku?"

Pria itu berjalan mendekat dan duduk disamping tempat tidurku.

"Maksudku, aku hanya ingin kau tenang menungguku disini sementara aku pergi." Jelasnya dengan sabar.

"Aku tidak akan melarangmu pergi, aku bukan bayi yang suka merengek. Dan kau tidak menjawab pertanyaanku, darimana kau tahu namaku? Lagipula apa maksudmu aku harus menunggu disini? Aku harus pulang. Ya tuhan, aku tidak pulang semalaman." Ujarku panik.

"Ini yang aku maksud, tenanglah. Aku harus menyelesaikan urusanku. Tolong tunggu aku dengan tenang disini."

"Aku tidak mau." Aku berhenti makan pancake dan menyimpan piringnya. Berusaha bangkit dari tempat tidur saat dia menahan tanganku.

"Dengar, aku akan cepat kembali."

"Aku tidak peduli, aku harus pulang."

"Kau tidak bisa kemana-mana, ini rumahmu."

"Ini bukan rumahku dan aku sama sekali tidak mengenalmu, tuan. Sekarang lepaskan aku dan biarkan aku pergi." Aku membantah sambil menyentakkan tanganku.

"Kau setuju untuk ikut denganku semalam. Mengapa sekarang kau seperti ini?"

"Aku setuju ikut denganmu karena aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, dan aku lelah. Sekarang aku sadar aku harus pulang."

Trapped with an alphaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang