six

2.8K 273 16
                                    

"Apakah ada kesempatan untukku dan hatiku?"

♡♡♡♡♡♡

"Jadi, apa hobimu, Elena?" Yura mulai membuka pembicaraan. Dirinya, Christian, Elena, dan Ruo telah berada di meja dalam Istana Phoenix. Mereka sedang menikmati teh dan pie yang telah Elena buat.

"Aku memiliki banyak hobi, Ibunda. Saat di Theora, aku suka menunggangi kuda dan memasak." Gumamnya pelan tetapi tetap terdengar jelas. Christian tetap memasang telinganya walau dirinya sibuk memakan pie yang dibuat oleh Elena. Rasanya enak dan membuatnya ingin terus makan.

"Kamu bisa berkuda?" Yura tampak tertarik. Tujuannya adalah untuk memancing ketertarikan Christian pada Elena.

"Ya, Ibunda. Beberapa hari dalam seminggu, aku dan Ayah akan pergi mengelilingi hutan dan mencari beberapa hewan untuk dibawa pulang." Elena tertawa kecil.

"Elena bilang dia suka memanah, Ibunda. Bukankah dia sangat bertalenta?" Ruo menggoda Elena, membuat wajah Putri Theora itu memanas karena malu.

"Pantas banyak sekali yang ingin meminangmu. Pangeran Peter dari Benua Lothern, sepupu Christian, pernah meminangmu, kan? Dia sangat tertarik padamu. Untung saja kamu sudah menjadi milik Christian, tapi kalau Christian berbuat macam-macam, katakan pada Ibunda. Ibunda akan memberikanmu pada Peter. Dia pasti akan menjagamu dengan baik." Christian yang mendengar perkataan ibunya tak bisa untuk tidak melotot.

"Ibunda. Bagaimana bisa Ibunda menghadiahkan selirku pada sepupuku sendiri. Aku tidak akan setuju!" Christian mulai mengeluarkan emosinya. Yura hanya dapat tersenyum dalam hati.

"Oleh karena itu, kamu harus menjaga Elena dengan baik. Jangan menyakiti dia." Christian kembali fokus pada pienya.

"Kamu ini, tadi saja marah-marah. Sekarang hampir seluruh pie buatan Elena kau habiskan. Dasar anak ini. Ibunda hampir tak kebagian." Yura tak habis pikir dengan Putranya ini.

"Elena bisa membuatkannya lagi untuk Ibunda." Elena tersenyum. Yura mengangguk tanda setuju.

"Tidak! Selir Elena tidak bisa pergi ke dapur lagi. Aku sudah melarangnya." Elena segera menatap Christian, bertanya apa maksudnya?

"Kau protes?" Elena segera menggeleng pasrah.

"Bagus." Christian puas. Ia tak suka dibantah.

"Kau ini. Jangan terlalu mengekang istrimu." Christian hanya dapat mendengus kesal. Ibundanya selalu membela Elena.

Elena memotong pienya hingga kecil namun tidak dimakan.

Christian geram dan segera menyuapi Elena. Gadis itu tersentak saat Christian menyuapinya.

"Makan yang benar." Ujar Christian kesal. Elena menatap Christian sambil mengerjapkan matanya.

"Maaf." Gumam Elena pelan. Ia segera menyantap pienya. Yura dan Ruo yang melihat itu kaget bukan main.

Yura hanya menggeleng-gelengkan kepalanya menatap putranya yang sangat cerewet itu.

"Kamu harus bersyukur karena Elena adalah wanita penurut. Jika tidak, mungkin Ibunda akan melihat adu mulut siang ini." Yura tak habis pikir dengan anaknya itu. Selama ini, Christian adalah lelaki dingin yang tak banyak bicara. Namun, karena Elena, putranya menjadi sangat cerewet dan tidak bisa diam barang semenit pun.

Princess of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang