three

3K 270 7
                                    

"Perjuangan dalam cinta bukanlah hal lumrah. Terkadang, kau harus merasakan sakit sebelum bisa merasakan cinta."

♡♡♡♡♡♡

Elena kini sudah tampil cantik dengan gaun khas Deonan berwarna hijau. Rambutnya telah diikat keatas dengan beberapa hiasan rambut yang membuatnya sangat cantik. Polesan di wajahnya pun tidak terlalu tebal hingga sedap dipandang. Kini, ia sedang berjalan menuju Istana Ratu untuk memberikan salam.

"Ah, ini kah Selir baru Pangeran?" Elena berhenti saat mendengar suara dari arah kanan. Ia segera menoleh dan melihat seorang wanita dengan gaun khas Deonan berwarna biru. Elena sedikit kebingungan tentang identitas wanita di depannya.

"Selir, Beliau adalah Selir Peringkat 3, Selir Wei." Bisik Ara. Elena mengangguk.

"Hormat Adik kepada Kakak. Benar, Adik adalah Selir Peringkat 5 yang baru saja dinobatkan kemarin. Adik memohon bantuannya." Elena memberikan salamnya. Selir Wei terlihat tidak terlalu suka dengan Elena. Tentu saja karena gosip yang telah beredar selama ini. Selir Wei jelas tahu bahwa Elena adalah Tuan Putri Theora yang telah menjadi buah bibir semua orang bahkan di kerajaannya. Ia takut Pangeran Christian pun akan jatuh dalam pesona wanita di depannya.

"Tak perlu sungkan padaku, aku harap kau tahu posisimu." Selir Wei kembali berjalan menuju Istana Permaisuri dengan dagu yang naik ke atas.

"Aku tak tahu ternyata Selir Wei sangat sombong. Aku kira dia akan baik pada Selir Elena." Ruan berbisik pada Ara. Elena tak ambil pusing, ia segera berjalan menuju Istana Phoenix, Istana untuk Ratu Kekaisaran.

Setelah sampai di sana, Elena melihat Ratu Yura, Selir Wei, dan dua orang wanita yang masih asing di matanya.

"Yang berada di samping Ratu adalah Selir An Yi, dan yang berada lumayan jauh itu Selir Ruo, Selir." Mendengar bisikan dari Ara, Elena merasa hobi gosip kedua pelayannya ternyata ada gunanya.

"Salam kepada Ibunda Permaisuri, semoga Ibunda diberikan umur 1000 tahun lagi. Salam kepada Kakak An Yi, Kakak Wei, dan Kakak Ruo. Adik memohon bantuannya." Elena memberikan salam kepada seluruh wanita yang ada di sana.

"Aduh, Menantuku. Ayo ke sini." Yura segera mengajak Elena untuk duduk di sebelahnya. Elena menurutinya. Terlihat tatapan jengkel dari Selir Wei dan Selir An Yi. Sedangkan, Selir Ruo terlihat tenang.

"Bagaimana malammu? Aku dengar Christian tidak datang menemuimu, ya? Anak itu memang tidak bisa diatur." Selir Wei dan Selir An Yi merasa senang mendengar perkataan Ratu Yura. Sepertinya, Pangeran Christian tidak menaruh hati pada selir barunya.

"Mungkin Pangeran sedang sibuk, Ibunda." Jawab Elena seadanya.

"Seharusnya kalian melakukan malam pertama. Bagaimana aku bisa dapat cucu jika dia tak berusaha seperti itu!" Yura merasa kesal pada anaknya itu. Elena memerah karena malu.

"Pangeran sering mengunjungi hamba, Yang Mulia. Mungkin, hamba bisa memberikan cucu segera untuk Yang Mulia." Yura menoleh dan melihat An Yi yang tersenyum lebar. Memang, selama ini, Istana Merak lah yang sering dikunjungi oleh Pangeran Christian. Walau beberapa kali ia juga mengunjungi Istana Perak tempat dimana Selir Wei tinggal.

"Aku akan menunggu hal itu." Ujar Permaisuri dingin. Ia tak terlalu suka Selir Wei dan Selir An Yi yang terlalu menor dan tidak memiliki banyak bakat. Selir An Yi yang mendengar itu hanya bisa tersenyum masam.

"Selir Ruo, aku harap kamu bisa menemani Selir Elena untuk berkeliling setelah ini." Mendengar perintah itu, Selir Ruo mengangguk patuh.

"Baiklah, Yang Mulia."

Princess of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang