Mereka pun keluar dari kamar dan menghampiri Reza dan Ali yang masih berbincang di ruang tengah.

"Ali, saya tinggal dulu ya?" pamit Reza sambil menepuk bahu Ali pelan saat dia melihat istri dan putrinya menuruni tangga.

Reza mengajak Azkia masuk ke dalam kamar mereka. Tinggallah Ali dan Prilly di ruangan itu.

"Sini Sayang," pinta Ali sambil menepuk-nepuk sofa kosong di sebelahnya.

Prilly berjalan malas dan duduk di samping Ali. Ali menggeser posisi duduknya menghadap Prilly.

"Maafin aku ya? Udah bikin kamu nangis begini. Sekarang saatnya aku akan mengenalkanmu pada keluargaku. Kamu siap, Sayang?" sesal Ali sambil menggenggam tangan Prilly.

"Ya," jawab Prilly dengan nada datar tanpa melihat ke arah Ali.

"Kamu masih marah?" tanya Ali sambil menarik dagu Prilly agar memandangnya.

"Pikir aja sendiri," jawab Prilly ketus dan menampik tangan Ali yang ada di dagunya.

Ali menarik napasnya dalam, wajar jika Prilly marah padanya.

"Aku minta maaf ya? Sekarang aku mau ajak kamu makan malam dengan keluargaku," bujuk Ali lembut.

"Abang tapi aku takut." Mulai terdengar nada kecemasan dari Prilly.

"Kamu tenang ya, Abang selalu ada buat kamu. Apa pun nanti yang dikatakan keluarga aku, kamu jangan masukan dalam hati." Ali berusaha menenangkan hati Prilly dan jemari Ali mengelus lembut pipi Prilly.

"Ya sudah aku siap-siap dulu ya? Abang nggak apa-apa aku tinggal sendiri?"

Ali tersenyum lega, tanpa membujuknya lama, akhirnya Prilly mau menemui keluarganya, yang tentu saja Ali akan selalu bersamanya.

"Iya, nggak apa-apa. Dandan yang cantik ya, Sayang? Mau ketemu calon mertua." Ali terkekeh saat melihat Prilly menanggapi ucapannya dengan memutar bola matanya malas.

Prilly berlalu pergi meninggalkan Ali untuk bersiap-siap di kamarnya. Tak berapa lama, saat Ali menunggu Prilly, Mila dan Kevin baru saja datang, mereka melihat Ali duduk sendiri di ruang tengah sambil menonton televisi.

"Loh ... Ali?" sapa Mila sembari menunjuk ke arah Ali yang bersantai di sofa.

"Eh kalia dari mana? Sorry di kampus tadi nhgak sempat nyamperin kalian," sesal Ali kepada Mila dan Kevin yang langsung duduk di sofa.

"Iya nhgak apa-apa. Aku dari rumah Kevin. Soalnya keluarga besarnya tadi berkumpul di rumah dia," jawab Mila.

"Kamu mau ke mana Li?" tanya Kevin penuh selidik.

"Mau ajak Prilly makan malam bersama keluargaku," jelas Ali santai sambil melihat ke arah televisi.

Mila dan Kevin saling memandang dengan tatapan tidak percaya.

"Kamu yakin Li mau ajak dia?"
Kevin meyakinkan ucapan Ali barusan.

"Iya Kev, ini waktunya," jawab Ali yakin.

"Li, jagain Adek kesayangan aku ya?" pesan Mila was-was menepuk pundak Ali.

"Pastilah Mil. Kamu tenang aja ya? Doain semua lancar," jawab Ali memberi senyum terbaiknya kepada Mila dan Kevin.

Saat mereka masih asyik mengobrol, terlihat Prilly menuruni anak tangga.

"Hayoooo ... pada bicarain aku ya?" tuduh Prilly yang baru saja sampai di anak tangga terakhir.

"Hidih ... PD banget sih kamu, Dek!" sahut Mila menoleh ke arah Prilly yang berjalan menghampiri mereka.

"Aduh calon adik ipar aku udah cantik aja nih! Yang mau ketemu sama camer, cie ... cie ... cie," goda Kevin saat Prilly sudah sampai di hadapan mereka.

KAROJA [KARO-JAWA] (Komplit)Where stories live. Discover now