PART 13 (MY LOVE)

3.9K 232 0
                                    

Prilly POV

Setelah kejadian aku pingsan di kampus saat itu, aku sudah tahu kenapa aku sudah mulai sering muntah-muntah dan bahkan sudah mulai pingsan. Tapi aku hanya tersenyum, aku tak ingin terlihat lemah di depan semua orang. Aku harus tetap terlihat seperti Prilly yang energik, ceria, cerewet dan lain-lainnya.

Aku sengaja waktu itu mengusir Ali dan juga Melati, selain aku kesal melihat Ali dekat dengan Melati, aku juga sakit hati atas bentakan Ali terhadapku. Aku tak terbiasa di bentak, bahkan keluargaku pun tak pernah membentakku. Tapi, justru aku bersyukur juga karena Ali memintaku untuk pergi dari hidupnya. Aku menurutinya bukan kemauanku, tapi karena penyakitku. Sudah saatnya aku mengalah pada penyakitku yang semakin hari semakin parah. Aku juga mengakui kalau aku kalah karena Ali tak terpesona dengan pesonaku. Malah sebaliknya, aku lah yang jatuh dalam pesonanya. Aku sudah mulai mencintainya meskipun sikapnya selalu kasar padaku.

Karena mencintainya pun, aku meninggalkannya. Aku meminta kepada Papi untuk pindah ke kampus lain dengan alasan tidam betah. Berhubung aku adalah putri kesayangannya, Papi selalu menuruti kemauanku.

2 bulan lamanya aku menjalani hari-hariku seperti biasa di kampus baruku. Berusaha untuk melupakan Ali dan semua yang ada di kampus lamaku. Di kampus baruku pun, aku tidak perlu bersikap seperti orang lain. Aku cukup menjadi diriku sendiri.

Hingga suatu hari, keadaanku mulai memburuk. Tubuhku semakin kurus, wajahku terlihat makin pucat, kepalaku sering sakit, mual-mual dan sebagainya. Ahh, penyakitku nampaknya sangat betah sekali di dalam tubuhku.

"Chubby!!"

Saat tubuhku oleng, aku merasakan ada sepasang tangan kekar menahan tubuhku. Dengan mata yang sudah sulit untuk terbuka, aku hanya tersenyum ketika melihatnya.

"Chubby, kamu kenapa??"

Meskipun mataku tertutup, aku masih mendengar suara paniknya. Sudah 2 tahun aku merahasiakannya dari siapapun bahkan keluargaku sendiri, dan saat ini sepertinya lelaki di depanku ini akan mengetahuinya.

Setelah beberapa jam aku tak sadarkan diri. Perlahan aku mulai membuka mataku. Seketika aroma obat-obatan mulai tercium di indra penciumanku. Dengan suasana yang sunyi dan semuanya serba putih, aku bisa menebak dimana aku sekarang. Rumah Sakit!!

Akhirnya aku terbaring disini juga, itu artinya pasti aku akan menjadi penghuni tetap di Rumah Sakit ini.

"Kenapa kamu gak bilang?"

Sebuah suara menyadarkanku, aku memutar bola mataku tepat ke arah samping. Mataku mulai berkaca-kaca melihat mereka semua. Inilah alasanku kenapa aku merahasiakannya dari semua orang. Aku tidak ingin membuat mereka khawatir dan kasihan dengan keadaanku, apalagi mereka menangis seperti ini.

"Kenapa kamu gak bilang i ?"

Aku melihat ke arah langit kamar karena tak ingin menumpahkan airmataku yang sudah siap meluncur dengan deras. Tidak sekarang!!

Aku tersenyum melihat mereka.

"Papi, Mama, Kak Kevin, Kak Nayla dan Mbak Raya. . Maafin Peincess ya? Pasti kalian semua udah tahu ya? Ahh, andai saja Princess gak pingsan tadi. Pasti Princess gak ketahuan. ."

Aku mencoba untuk berbicara dengan riang seperti biasanya sambil tersenyum lebar. Aku melihat Mama duduk di kursi yang berada di sampingku sambil menangis hebat. Ku alihkan pandanganku lagi kepada Papi, dia berdiri di ujung ranjang Rumah Sakit, lebih tepatnya di bagian kaki kananku. Matanya juga berkaca-kaca. Semenit kemudian, aku melihat ke arah Kak Kevin dan juga istrinya, Kak Nayla. Matanya juga berkaca-kaca bahkan Kak Nayla bersandar di lengan Kak Kevin sambil menghapus airmatanya. Ahh, Kakakku telah kembali!!

My LoveWhere stories live. Discover now