PART 7 (MY LOVE)

3.2K 211 0
                                    

AuthorPOV

Acara Bakti Sosial sudah di mulai sejak satu jam yang lalu. Tapi Prilly memilih untuk menunggu di luar saja. Semua panitia BakSos sempat mencibir, mereka mengira Prilly tidak mau masuk karena merasa tidak level ada di lingkungan seperti itu. Padahal mereka SALAH BESAR!

Prilly memilih untuk tinggal di luar saja karena dia tidak mau Umi Izza (pemilik panti) dan juga anak-anak panti tahu dengan kedatangannya. Jika sampai itu terjadi, pasti anak-anak langsung berlari dan mengelilingi Prilly seperti biasanya kalau Prilly main ke sana. Prilly merasa sungkan dan tidak enak kalau sampai anak rohis tau sisi lainnya.

"Heh!! Kalian itu ngaku-ngaku anak rohis tapi sukanya mencibir sama ngegosip!! Nggak malu sama bet yang ada di jas kalian?? Dasar!!" Begitulah Prilly mengomel saat panitia pada mencibir dirinya.

Ali cuek dan menyuruh para panitia segera bersiap-siap karena acara akan segera di mulai.

Kini, Prilly sedang berjalan sendirian di sekitar panti sambil menunggu acara selesai. Dia berhenti di sebuah kebun belakang panti, ada berbagai macam bunga dan kolam ikan. Prilly memetik satu bunga mawar putih kesukaannya lalu duduk di salah satu bangku di sana. Dia menghirup dalam-dalam bunga mawar itu.

Sebuah senyum merekah di bibir tipis merah mudanya. Inilah pribadi Prilly yang sesungguhnya. Murah senyum, ceria, humble, ramah, baik dan sangat menyayangi anak kecil. Andai ada yang melihat Prilly saat ini, pasti tidak akan ada yang menyangka.

Tiba-tiba Prilly mendengar suara isakan. Konsentrasinya pada bunga mawar seketika buyar, dia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari suara itu. Prilly berdiri dari tempat duduknya, berjalan sambil sesekali matanya bergerak.

"Ya ampun! Rafa?"

Prilly terkejut melihat seorang anak kecil laki-laki sedang duduk di balik pohon sambil menangis memegang dadanya.

"Rafa! Kamu kenapa sayang?" Prilly berjongkok sambil menghapus airmata Rafa dengan ibu jarinya. "Sakit lagi?" Lanjut Prilly melihat Rafa memegang dadanya.

"Kak barbie?" Pekik Rafa yang masih berumur 7 tahun.

"Iya jagoan! Ini kakak. Kamu kenapa? Dadanya sakit lagi?"

Rafa mengangguk lemah.

"Udah minum obatnya?" Sungguh, Prilly khawatir dengan Rafa. Pasalnya Prilly mengetahui tentang Rafa yang memiliki penyakit jantung. Dia benar-benar tidak tega melihat anak sekecil Rafa sudah memiliki penyakit seperti itu. Lagi-lagi Rafa menggeleng. "Yasudah, ayo kakak gendong. Kita ke kamar ya, terus Rafa harus minum obatnya?"

Rafa menggeleng lagi.

"Nggak nurut sama kakak lagi nih?" Prilly memasang wajah sedih. Rafa tergerak mengangkat tangannya untuk mengelus pipi mulus Prilly.

"Kak Barbie gak boleh sedih, iya deh. Rafa nurut sama kakak." Kata Rafa sambil tersenyum meskipun masih terlihat jika Rafa menahan sakit. Prilly tersenyum dan langsung membawa Rafa ke dalam gendongannya. Mau tidak mau Prilly harus masuk ke dalam panti demi jagoan kecil yang ada dalam gendongannya.

Karena pikiran Prilly fokus pada Rafa, dia tidak peduli jika nanti anak rohis langsung melihat ke arahnya.

"Kak Barbieeee!!!"

Langkah Prilly terhenti, berbarengan dengan semua pasang mata beralih ke arahnya. Anak-anak panti sedang memanggil namanya, Prilly menoleh dan tersenyum.

"Eh ssstt!! Gak boleh rame, kan lagi ada acara. Hormati kakak-kakaknya ya? Duduk dulu yang manis, kakak janji tetep disini sampe kalian selesai. Oke sayang?" Kata Prilly lembut kepada anak-anak panti ketika melihat mereka sudah siap berdiri dan berlari ke arahnya. Sontak mereka duduk kembali dengan rapi dan mengangguk menurut ucapan Prilly. Prilly tersenyum sambil mengangkat jempol tangan kanannya karena dia masih dalam keadaan menggendong Rafa.

My LoveNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ