PART 5 (MY LOVE)

4.1K 231 1
                                    

PrillyPOV

"Kamu diam! Artinya iya!" Ucapku karena dia tak juga menjawab ucapanku yang tadi. "Oke kalau gitu, Honey! Muah! Sampai jumpa!"

Ah. Aku jadi senyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi saat di Cafe. Kenapa aku bisa aneh seperti ini saat mencium pipinya? Tidak! Tidak! Tidak boleh ada perasaan itu dalam diriku. Aku tidak mau sakit hati, ini kan hanya senang-senang.

Lagi-lagi aku teringat sebelum aku pergi ke Cafe menemui Ali. Melati. Dia calon istri Ali? Aku akui dia cantik, ramah dan lembut. Tapi aku jauh lebih seksi darinya. Dia memang cocok dengan Ali, sifatnya yang lembut dan ramah pasti dapat mengimbangi sifat Ali yang pendiam, dingin dan cuek. Satu lagi, sepertinya Melati sangat mengetahui kesehariannya Ali. Yaakk!!! Kenapa aku memikirkan itu??

Tidak peduli Melati itu siapanya Ali, yang jelas aku akan membuat Ali jatuh cinta sama aku. Setelah itu, TINGGALKAN!!

"Ya! Lagipula masih calon kan? Jadi aku tidak perlu merasa bersalah telah merebut milik orang lain!" Gumamku pelan.

"Ucapan kamu sangat bertolak belakang sama hati kamu Princess!"

Aku terlonjak kaget mendengar suara seseorang di belakangku. Aku menoleh, ah Mbak Raya! Selalu saja seperti itu! Hobby sekali membuat aku jantungan dan mati mendadak!!

Aku yang sedang bersantai di samping kolam renang sambil meluruskan kakiku, langsung mengambil juice jeruk disebelahku. Sedangkan Raya tersenyum geli melihat wajah sebalku.

"Jangan bermain-main dengan hati Princess! Nanti kamu bisa kena getahnya sendiri."

Raya mendekatiku dan duduk di bawah bertumpu dengan lututnya. Kebiasaan!!

"Mbak Rayaa!! Duduk diatas!" Teriakku kesal melihatnya masih terduduk seperti itu. "Ingat Mbak! Bagi aku, Mbak Raya bukan pelayan atau siapapun itu. Tapi Mbak Raya adalah kakakku! Jadi tolong, duduk di atas!" Lanjutku lagi.

"Princess, kamu bisa lebih cepat tua dari Mbak kalau marah-marah terus kayak gitu." Katanya sambil senyum-senyum.

"Aaaa...Mbak Rayaaa!! Jangan nyebelin deh. Aku ngambek nih!" Rengekku manja sambil menendang-nendang kakiku sendiri.

Akhirnya Raya terkekeh dan segera duduk disampingku.

"Sudah besar kok masih ngerengek kayak gitu. Tadi aja sok galak." Kata Raya sambil memijat-mijat lenganku.

"Biarin! Mbak Raya yang mulai duluan. Pokoknya aku gak suka Mbak kayak tadi lagi. Aku juga udah bilang sama Mbak Raya jangan pake pakaian itu." Kataku pura-pura ngambek.

"Nona muda lupa kalau saya seorang pelayan?"

Tuh kan!! Ngeyel nih tante-tante bawel. Kalau ada Papa dan Mama, Raya memanggilku dengan panggilan 'Nona' atau 'Nona muda'. Padahal sudah aku tegur, supaya memanggil namaku saja. Tapi dia menolak, katanya lebih sopan memanggilku seperti itu apalagi kalau ada Tuan dan Nyonya besar. Baiklah! Aku turuti kemauannya. Tapi saat Papa dan Mama tidak ada, aku melarang keras jika Raya memanggil seperti itu lagi. Mau tidak mau, akhirnya dia memanggilku nama dengan sebutan 'Princess' nama depanku. Beda kalau dia sedang kesal padaku, pasti dia keceplosan memanggilku 'Prilly'.

"Dan anda pelayan! Apakah anda lupa kalau sekarang, Tuan dan Nyonya besar sedang tidak ada di rumah?" Balasku tak kalah kesalnya.

"Princess sayang."

Deg. Suara itu? Suara yang sangat aku rindukan selama beberapa minggu ini. Dengan cepat aku menoleh ke belakang. Wanita setengah baya, berparas cantik dan sebuah senyuman telah terukir di bibirnya, sedang berdiri disana. Mama.

My LoveWhere stories live. Discover now