Bestfriend. Sorry, But I Love You. (Selesai)

KiriDimitri The Series - Mau Makan Apa Kita?

Hallo, ini pesanannya. KiriDimitri the series. Hehehehe
Happy reading.
maaf ya kalo nanti ceritanya agak lebay hahaha. Maklum, aku lagi baper mulu dari kemarin.

**

Pacaran dengan Dimitri itu membahagiakan sekali. Setidaknya selama hampir sebulan ini, Kiri merasa sangat spesial saat Dimitri memperlakukannya. Dimitri mungkin sahabat yang menyebalkan, jahil, pelit dan juga terkadang jahat. Tapi tidak bisa Kiri pungkiri bahwa saat bertindak sebagai kekasih, Dimitri adalah tipe kekasih yang perhatian, pelindung, royal, dan juga lembut. Tidak terhitung, berapa kali Kiri merasa bahwa dia adalah seorang tuan yang selalu dilayani saat bersama Dimitri.

Dimitri tahu, kapan dia harus romantis, kapan harus bijaksana, kapan harus mengalah, dia mengerti hal-hal seperti itu. Bahkan Kiri selalu merasa bahwa dirinya menempati posisi sebagai pihak pasif di hubungan mereka. Karena Dimitri terlalu aktif, dia seperti sudah tahu betul apa yang harus dilakukan. Berbeda dengan Kiri yang masih ragu dan banyak fikir kalau mau melakukan sesuatu.

Tapi memang yang namanya manusia, tidak akan ada yang sempurna. Termasuk seorang Dimitrius Roint yang bak pangeran tanpa cela di mata Kiri. Pria tampan itu hanya tampak luar biasa di luarnya, namun tetap memiliki sifat yang membuat Kiri jengkel sebagai seorang kekasih.

Dari sekian banyak sikap menjengkelkan itu, ada satu yang paling membuat Kiri muak. Muak dalam artian sebenarnya, sampai kadang ia ingin sekali pergi dari hadapan Dimitri ketika mereka sedang kencan. Sikap menyebalkan itu adalah.... Dimitri terlalu mengatur apa yang akan Kiri makan.

Benar-benara menyebalkan. Dimitri akan memarahi Kiri ketika pria imut itu bilang mau makan burger. Bahkan rengekan Kiri yang selama ini jadi senjata andalannya tidak lagi mempan untuk Dimitri. Dia tetap kukuh, tetap tegas bahwa Kiri harus mengurangi makanan tidak sehat.

Sudah hampir dua minggu Kiri tidak makan burger. Rasanya menyiksa bagi burger maniak sepertinya. Apa ya? Burger itu seperti nasi kedua untuk Kiri, dia menyukai makanan itu setengah mati. Ia rela menukar satu malam bersama Dimitri untuk makan burger sepuasnya sekarang.

Makan burger sudah tidak semudah dulu. Dulu ia bisa beli kapanpun dia mau. Bahkan saat dia tidak inginpun, ia bisa makan ketika ada tukang burger lewat di depannya. Memang sejak dulu Dimitri sudah mengomelinya kalau Kiri sedang makan burger, tapi tidak separah sekarang. Dimitri akan mengatakan hal-hal tidak mengenakkan seperti; 'kau akan gemuk kalau makan makanan seperti itu terus. Aku sih tidak suka orang gemuk. Kalau kau gemuk, aku akan cari lagi yang lebih kurus.'

Sungguh kalau saja bisa, Kiri ingin merasa masa bodoh dan tidak mengacuhkan ancaman Dimitri. Tapi ia tidak bisa. Kiri terlalu takut kalau Dimitri akan serius dengan kata-katanya. Selama ini ia berteman dengan Dimitri, pria itu bukanlah tipe orang yang suka berkata omong kosong. Kiri terlalu takut kalau Dimitri akan melirik orang lain kalau ia jadi gemuk suatu hari nanti. Untuk itu Kiri hanya bisa menurut sejauh ini. Walaupun tanpa sepengetahuan Kiri, jelas saja Dimitri hanya bercanda saat mengatakan itu.

"Dim, aku mau makan burger." Rengek Kiri saat mereka tengah memikirkan akan makan apa malam ini.

Dimitri tengah menggenggam tangan Kiri di dalam mobil Ayahnya yang ia pinjam untuk jalan berdua. Ini pertama kalinya Dimitri mengajak Kiri jalan menggunakan mobil, setelah insiden mata memerah Kiri dua hari lalu karena terkena kerikil, membuat Dimitri tidak tega mengajak pacarnya itu naik motor untuk kencan. Setidaknya tidak untuk waktu dekat ini.

Mereka tengah memikirkan mau makan apa sekarang. Mobil masih terparkir di depan sebuah danau yang memang ramai di datangi pasangan kekasih untuk berduaan.

"Aku dapat rekomendasi dari Didi, kalau ada restoran salad yang enak di dekat sekolah. Baru buka dua minggu yang lalu. Mau coba?" Tanya Dimitri tanpa memperdulikan rengekan Kiri yang sudah bertaraf tinggi.