"Aku tidak menyalahkan siapa-siapa." Jawab Jaehyun.

"Aku juga ingat kau mengatakan kepadaku untuk bersiap-siap menghadapi kehilangan."

"Tidak ada seorangpun yang siap untuk kehilangan." Jawab Jaehyun meraih gagang gelas Wine dengan tangan kanannya.

"Kau mengubah seorang penyihir menjadi Vampire, apa kau bisa memberiku obat penawar untuk kutukan misterius itu?"

Jaehyun ingin mengatakan jika dia memiliki solusi, namun sekarang dia enggan mengatakannya kepada Franz. Obrolan mereka didengar oleh cukup banyak orang. Termasuk Darwin dan Irene yang langsung menoleh kearah Jaehyun dan Franz.

"Aku tidak punya solusi." Jawab Jaehyun sambil menatap kakeknya, berharap semoga kakeknya tidak mengatakan apa-apa dan membiarkan dirinya mengambil keputusan.

"Kau yakin tidak memiliki solusi?"

"Tidak."

"Taeyong?"

"Tidak, dia juga tidak punya."

"Jangan membohongiku Jaehyun."

"Kaulah yang seharusnya berhenti berbohong." Ucap Jaehyun sambil menatap tajam kepada Franz.

"Berbohong? Kenapa menuduhku berbohong? Apa yang sudah aku lakukan?"

Jaehyun mengeraskan rahangnya kemudian memilih bungkam tidak ingin membuat keributan. Orang-orang yang tadi menatap ke arahnya dan Franz penuh minat langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah lain.

.

.

.

Taeyong sedang membaca buku di lantai dua bekas toko parfumnya saat Jaehyun tiba-tiba muncul di balkon kamarnya. Taeyong langsung membuka pintu dan ingin bertanya kenapa Jaehyun lama tidak memberi kabar saat Jaehyun mengatakan sesuatu yang mengejutkan.

"Ayo pergi ke pemakaman."

"Untuk apa?" Taeyong yang membenci area pemakaman langsung enggan.

"Memeriksa isi peti mati putri Franz."

"Mereka tidak membuka petinya di upacara sebelum pemakaman?"

"Tidak."

"Hmm...," Taeyong mengambil ponselnya di atas meja kayu. Sekarang sudah lewat tiga puluh menit dari tengah malam. "Jangan biarkan ada hantu mendekat."

"Aku jamin." Balas Jaehyun. "Kita pergi dengan portal sihirmu."

"Area pemakaman para Vampire Bangsawan, Corbit."

"Ya."

Taeyong mengangguk pelan dia bergegas mengambil jaket berwarna hitam miliknya. "Ayo." Taeyong menarik Jaehyun masuk ke dalam portal perpindahan ruang.

"Tunggu. Apa kau bisa memakai pelindung sihir untuk membuat kita tidak terlihat?"

"Ya."

Taeyong sengaja memejamkan kedua matanya, dia tidak suka area pemakaman, dia harus mempersiapkan diri sebelum membuka kedua matanya kembali. Taeyong menggenggam tangan kiri Jaehyun.

"Jangan dilepas atau pelindung sihirku tidak akan bekerja untukmu." Ucap Taeyong.

"Jangan melepaskan tanganmu?"

"Ya." Jawab Taeyong.

"Baiklah, aku tunjukan di mana makam putri Franz berada."

Deretan nisan dan bangunan Mausoleum tidak pernah menyenangkan untuk dilihatnya. Keadaan begitu sunyi membuat langkah kaki keduanya terdengar sangat jelas, meski lampu-lampu jalan di sepanjang jalan setapak seluruhnya menyala, suasana pemakaman yang bahkan dilengkapi taman indah, dan air mancur, tetap suaram dan menyeramkan. Taeyong mempererat genggaman tangannya kepada Jaehyun.

(BERHENTI) ADMIRABILIS (JAEYONG VERSION)Where stories live. Discover now