"Dia sudah membuat kesalahan besar."

"Aku dengar dia juga memiliki kekasih seorang penyihir."

Jaehyun mendengar dirinya digunjingkan tepat di belakang punggungnya. Jaehyun tersenyum akhirnya mengerti rencana Franz untuk menarik simpati. Jaehyun menatap Franz.

"Apa peti mati anakmu akan dibuka?"

"Tidak. Aku tidak sanggup melihat wajahnya." Jawab Franz.

"Baiklah. Aku turut berduka atas kematian putrimu." Ucap Jaehyun.

"Terima kasih." Balas Franz.

Jaehyun mengikuti acara pemakaman putri Franz hingga selesai, mendengar banyak orang bergunjing tentang dirinya. Tentang dia yang tidak dihukum oleh Darwin, tentang dia yang mengubah seorang penyihir menjadi Vampire, tentang dia yang memiliki kekasih seorang penyihir, bahkan berencana menikahi penyihir itu. Jaehyun bertahan dengan semua topik pembicaraan tidak baik mengenai dirinya. Jaehyun pura-pura tidak mendengar semua obrolan buruk tentang dirinya.

Jaehyun bersama dengan seluruh anggota keluarganya untuk memasukan segenggam tanah ke dalam liang lahat sebelum seluruhnya ditimbun tanah. Jaehyun terus menatap peti mati kecil di dalam lubang tanah dengan curiga. Benarkah di dalam sana ada putri Franz? Jika benar putri Franz meninggal, dia meninggal karena apa? Jika Charles tepat bahwa Jaehyun dan Franz tidak memiliki virus kutukan, mungkinkah Franz membunuh putrinya sendiri? Jaehyun berharap Franz tidak melakukan tindakan yang melewati batas atau dia akan mendapatkan hukumannya.

"Jaehyun, lemparkan tanahnya." Ucap Irene kepada putranya yang hanya diam tidak segera melemparkan tanah di dalam genggamannya.

Jaehyun mengangguk pelan dia melempar tanah di dalam genggaman tangan kirinya ke dalam liang lahat, segenggam tanah kemerahan itu mendarat ke atas peti mati kecil berwarna putih. Jaehyun menoleh menatap Franz dan Alice yang menangis tersedu-sedu. Ada banyak pertanyaan di dalam diri Jaehyun, mungkinkah Franz dan Alice bersekongkol. Darwin terus menguatkan keluarganya terutama pasangan yang tengah berduka. Jaehyun mungkin terlihat seperti orang jahat sekarang karena dia satu-satunya orang yang terlihat tidak menangis. Jaehyun memandang ke sekililing area pemakaman, kepada seluruh tamu, Jaehyun tidak tahu siapa yang bisa dia percayai sekarang. Semua yang hadir di sini kecuali ibu dan kakeknya mungkin para sekutu Franz, orang-orang yang mengincar tahta Kerajaan Galen demi kepentingan diri mereka sendiri.

Jaehyun merasakan kedua pundaknya ditabrak oleh mereka yang tidak dia kenal. Para tamu berjalan maju mendekati makam putri Franz untuk menaburkan bunga, menaruh buket dan karangan bunga, sambil melempar tatapan penuh kebencian kepada Jaehyun. Seolah mengatakan bahwa Jaehyun adalah saudara yang sama sekali tidak peduli kepada kesedihan saudara kandungnya sendiri, hanya karena dia tidak terlihat menangis. Jaehyun melangkah mundur memberikan jalan kepada mereka yang ingin mendekati makam. Pada akhirnya Jaehyun hanya memperhatikan dari kejauhan, memperhatikan upacara pemakaman yang penuh dengan tanda tanya di dalam dirinya.

Seusai acara pemakaman dilanjutkan dengan acara makan bersama, acara makan di rumah duka. Perjamuan makan yang sebenarnya kurang tepat. Hidangan lezat dan Wine-Wine bercampur darah dihidangkan di delapan meja panjang dengan masing-masing meja memiliki dua belas kursi di belakangnya. Semua orang mengobrol banyak hal berbagai topik dengan suara rendah berbisik-bisik. Jaehyun duduk seorang diri mengamati hidangan di atas piringnya tanpa minat, juga gelas Wine berisi separuh anggur dan separuh darah. Jaehyun mengikuti Franz dengan tatapan curiga, saat Franz berjalan ke arahnya dan kembali duduk di sampingnya.

"Aku tahu kau sudah pernah memperingatkan aku tentang virus misterius itu, namun aku tidak bisa menghentikan diriku untuk mencoba memiliki keturunan. Apa itu salah?" Franz membuka mulutnya.

(BERHENTI) ADMIRABILIS (JAEYONG VERSION)Where stories live. Discover now