Prolog
Ada kalanya, hidup terasa biasa-biasa saja. Bangun, mandi, sekolah, pulang, tidur. Ulang lagi besok. Tidak ada yang benar-benar istimewa.
Sampai suatu hari… hari yang awalnya kamu pikir akan tidak terlalu wow… ternyata justru jadi titik awal segalanya.
Hari itu spesial. Tanpa pemberitahuan. Tanpa tanda pembuka.
Di sekolah baru, di tengah pandemi yang bikin semua serba canggung, dua pasang mata akhirnya bertemu. Tidak disengaja—tapi cukup untuk mengubah banyak hal setelahnya.
Mungkin takdir memang suka bercanda. Menyatukan dua orang asing. Lalu diam-diam menyimpan cerita di baliknya.
happy reading semuanyaaaaaaaa
🙏🏿😽
_____________________
18 Juni 2022
Kering... kering... kering.
Alarm di samping ranjang memekik cukup keras, memantul ke seluruh sudut kamar minimalis bernuansa biru laut. Seorang perempuan dengan rambut sedikit berantakan mengejapkan mata, berusaha kembali menenggelamkan wajahnya ke dalam bantal.
Belum sempat ia mematikan alarm, suara mamahnya menyusul, terdengar dari luar kamar.
"Natasha! Bangun! Jangan sampai telat di hari pertama sekolah. Cepat siap-siap buat MPLS!"
Natasha mendengus pelan, meraih ponsel dan mematikan alarm. "iyaaa mamahh cantikk, bentar ya.. isi nyawa dulu." suaranya serak, malas.
"Kalau kamu nggak cepat bangun, mamah masuk kamar nih bawa sapu nyere!" ancam sang mama.
Natasha langsung terduduk. "Iyaa iyaaa Aku bangun mamah bawel!"
Dengan langkah gontai tapi terpaksa, ia masuk ke kamar mandi. Sepuluh menit kemudian, ia keluar dengan rambut basah dan wajah yang sudah lebih hidup. Ia memakai seragam putih-biru baru yang masih terlihat kaku dan wangi toko. Cermin memperlihatkan seorang siswi baru SMP dengan sedikit rasa grogi dan sedikit excited.
Di meja makan, ayahnya sudah duduk membaca koran digital di tablet. Mamah menyusun sarapan roti bakar dan susu hangat.
"Wih ada anak SMP baru nih. Gimana perasaannya?" ayah tersenyum sambil menatap putrinya.
"Biasa aja..." Natasha menjawab sok santai, padahal jantungnya deg-degan memikirkan teman baru, lingkungan baru, dan semua yang belum pernah ia hadapi.
Mamah ikut duduk lalu menatapnya dengan bangga. "MPLS itu kesempatan buat kenalan sama teman-teman baru. Jangan malu, jangan diam aja nanti ga ada temennya loh kamu."
"Aku nggak malu kok, cuman ya gitu..." jawab Natasha sambil menggigit roti.
Ayah terbahak kecil. "Kalau . .gitu, semangat dong. Siapa tahu ketemu sahabat baru. Atau... ada yang spesial?" godanya.
"Masa baru hari pertama udah dipikirin yang gitu-gitu?" Natasha memutar bola mata, tapi pipinya menipis merah.
"Ahahahaha ga ada yang tau loh sha..." goda sang ayah.
"au ah papah ngeselin" kesal Natasha dengan sedikit merah di pipinya.
Sarapan selesai. Ia menarik napas panjang sambil merapikan tasnya.
Setelah obrolan singkat di meja makan, Natasha berdiri, meraih ranselnya yang masih tampak baru. Ia mencium tangan ayah dan mamahnya bergiliran.
"Doain ya, semoga lancar dan punya teman baru yang baik," ucapnya pelan.
YOU ARE READING
RAKSHA
Teen FictionRakha adalah remaja dengan ambisi yang sangat besar untuk maraih mimpinya. Rakha terkenal sangat cuek, cool dan ada sedikit jamet² nya... namun ketika sudah bersama Natasha, sifatnya berubah 180° Rakha manjadi seseorang yang sangat humoris, lucu dan...
