Malam itu, udara di Los Santos terasa berat. Lampu-lampu kota berpendar samar di jendela apartemen yang disewa Claire Harper selama menjalankan penyamaran. Semua tampak biasa—kecuali satu hal: file bernama “Selene Kael” yang ia curi diam-diam dari server Nox Nocturne.
Ia menatap layar laptopnya, jari-jarinya berhenti tepat di atas touchpad. File itu terkunci dengan sistem enkripsi tiga lapis—sesuatu yang bahkan hanya digunakan oleh badan intelijen atau korporasi besar.
“Kenapa Nox menyimpan data ini?” gumamnya pelan.
Claire mengetik perintah bypass yang hanya dia tahu. Kode itu terasa… familiar. Setiap baris seolah membawa aroma masa lalu—gerakan tangannya mengingatkan pada sesuatu yang pernah ia lakukan sebelumnya, tapi entah kapan. Setelah tiga menit, file itu terbuka.
Sebuah nama muncul di layar:
SELENE KAEL – PROJECT AWAKENING
Claire menatap kosong. Jantungnya berdegup keras. Dalam file itu, tertulis detail yang membuat pikirannya retak pelan-pelan: foto seorang perempuan dengan wajah yang persis seperti dirinya, hanya dengan rambut lebih panjang dan mata yang terlihat lebih tajam.
“Selene Kael… siapa kau sebenarnya?”
Ia men-scroll ke bawah. Ada catatan medis, hasil eksperimen, dan rekaman suara.
> “Subjek S.K. menunjukkan perkembangan signifikan dalam kontrol kognitif dan manipulasi memori. Eksperimen akan dilanjutkan ke tahap final—pemisahan identitas.”
Tanggalnya: 7 tahun lalu.
Tempatnya: Facility Alpha, bawah tanah Los Santos.
Claire menutup laptopnya perlahan. Matanya mulai gemetar halus. Semua informasi yang ia tahu tentang masa lalunya… kosong. Ia hanya ingat bergabung dengan Darkwire dua tahun lalu, direkrut langsung oleh Rion setelah misi rahasia di Vinewood gagal total. Tapi sebelum itu? Gelap.
Teleponnya berdering — panggilan terenkripsi dari Rion.
> “Claire, laporan terakhir bagus. Tapi hati-hati. Ada pergerakan aneh dari Nox. Harris tampak curiga dengan penyusup.”
“Baik. Aku masih aman.”
“Pastikan tetap begitu. Kau adalah aset paling berharga di Darkwire.”
Begitu panggilan berakhir, Claire menatap cermin di depannya. Sekilas, refleksinya… tersenyum lebih dulu sebelum dirinya. Ia mendadak mundur, napasnya tersengal.
“Tidak mungkin…”
Ia mendekat lagi, menatap dalam. Untuk sepersekian detik, bayangannya di cermin berubah — wajahnya berganti menjadi sosok perempuan yang sama seperti di foto: Selene Kael.
Kemudian, semuanya gelap.
---
Beberapa jam kemudian, Claire terbangun di ranjangnya dengan kepala berdenyut. Di meja ada secarik kertas bertuliskan:
> “Jika kau membaca ini, berarti aku mulai bangkit. Aku adalah bagian darimu yang mereka hapus.”
—Selene Kael
Kertas itu tertulis dengan tulisan tangannya sendiri.
Claire terdiam. Dunia di sekitarnya seolah melengkung. Ia mulai sadar… penyamarannya di Nox mungkin bukan satu-satunya hal yang sedang berjalan. Ada penyamaran lain — yang jauh lebih dalam.
Dan di luar sana, dua fraksi yang ia kira musuh alami mungkin hanyalah dua eksperimen yang si buat oleh seseorang.
CHAPTER 4
Echo Protocol
Langit Kota Noir malam itu berwarna abu-abu tua, seperti campuran debu dan hujan yang belum selesai berdamai. Dari lantai tujuh apartemen kecilnya di Elgin Avenue, Claire Harper menatap keluar jendela. Jalanan basah, memantulkan cahaya lampu mobil yang melintas cepat, seperti garis-garis cahaya yang patah.
Kota ini tak pernah benar-benar tidur. Hanya berganti topeng.
Di meja, laptopnya masih menyala. Layar menampilkan peta digital dengan jaringan merah yang menyebar dari satu titik utama: Pelabuhan Los Santos.
Sebuah sinyal enkripsi baru saja muncul dari sana — pola yang ia kenal dengan baik.
Kode identifikasi milik Darkwire.
Claire mengetik cepat di keyboard, mencoba melacak asal sinyal itu. Tapi semakin ia menelusuri, semakin banyak kejanggalan yang muncul. Polanya identik dengan milik Darkwire, tapi sumbernya justru dari server internal Nox Nocturne. Dua organisasi yang seharusnya saling memburu, bukan saling menyalin.
“Ini nggak mungkin kebetulan,” gumamnya, matanya menyipit menatap layar.
Laporan itu seharusnya ia kirim langsung ke Rion Kenzo, pemimpin Darkwire — tapi ada sesuatu dalam perutnya yang menolak. Nalurinya yang sudah lama diasah di medan bayangan berkata: jangan dulu.
Dia butuh kepastian.
Ketika jarum jam di dinding menunjukkan pukul tiga lewat dua puluh, tiga ketukan terdengar di pintu.
Tiga kali. Tepat ritmenya.
Key Selyo.
“Claire, ini aku.”
Suara tenang, tapi matanya tajam begitu ia masuk. Jaket kulitnya basah kuyup, dan aroma asap rokok masih melekat di udara.
> “Rion nyuruh aku ngecek. Katanya kau belum ngasih kabar dua hari.”
“Aku lagi kumpulin data tentang Nox. Ada sesuatu yang aneh,” jawab Claire tanpa menoleh.
“Kau selalu bilang begitu sebelum sesuatu meledak.”
Claire menatapnya sekilas.
> “Kali ini bukan paranoia. Ada sinyal Darkwire di server mereka.”
“Kau yakin bukan jebakan?”
“Kalau jebakan, mereka terlalu pintar untuk meninggalkan pola yang sama persis.”
Key terdiam sebentar, lalu mendekat.
> “Dengar, aku tahu kau orang paling dingin di antara kita. Tapi hati-hati, Claire. Kadang data bisa berbohong lebih baik daripada manusia.”
Ia menepuk bahunya lalu keluar. Tinggal suara hujan yang menggantikan keheningan. Claire kembali menatap layar — di pojok kanan bawah, ada notifikasi masuk: Anonymous file received.
Ia membuka. Isinya cuma satu kalimat:
> “Sinyal yang kau lihat bukan milik Darkwire.”
Tak ada nama pengirim. Tak ada asal. Tapi alamat IP-nya… berasal dari jaringan yang seharusnya tidak bisa diakses siapa pun: jaringan lama yang terhapus dari database Darkwire.
Claire membeku sesaat, lalu menutup laptopnya cepat. Nalurinya mengatakan, ada sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar persaingan antar-fraksi. Tapi misi tetap misi. Besok malam, ia akan ke pelabuhan — menyelidiki sendiri.
Di luar, petir menyambar langit.
Dan untuk sesaat, pantulan wajahnya di jendela tampak... bukan dirinya.
YOU ARE READING
Case No. 17: The Shadow Architect
FanfictionAda protokol yang tak pernah dibicarakan di Darkwire-tentang bayangan yang tak boleh diaktifkan lagi. Claire Harper tak tahu ia bagian dari rahasia itu, sampai namanya muncul di daftar yang seharusnya sudah dihapus. Satu pesan, satu nama, dan satu k...
