“Kak, gue duluan yang ngajak lo pergi. Tapi kenapa pas diajak sama nih orang lo malah nge-iyain?” Biru merasa paling tidak terima, dia seperti dikhianati.
“Iya iya aku minta maaf.” Putih menghela napasnya. “Teo, aku minta maaf banget sama kamu. Hari ini aku belum bisa nemenin kamu beli perlengkapan untuk Mama kamu—” dan seketika wajah Teo jadi terlihat seperti seseorang yang kecewa, Putih jadi makin tidak enak hati.
“—tapi.. sebagai gantinya aku bakalan kasih hadiah buat Mama kamu, kalau perlu pulang sekolah ini aku beliin langsung deh. Dan kalau di lain waktu kamu mau ngajak aku pergi, aku bakalan setuju! Pasti!”
“Nggak perlu, Put. Thanks, lo pergi aja sama Si Kutu Kerbau ini. Gue bakalan beli perlengkapan buat Mama gue sendirian aja nanti, gue bisa tanya kok sama yang lain.” Tanpa mengatakan apapun lagi, Teo langsung pergi meninggalkan Biru dan Putih yang masih berada di depan kelas.
“Kutu kerbau? Dih! Dasar Monyet Alaska!” Biru berteriak tidak terima.
Sementara itu, Putih memperhatikan kepergian Teo dengan perasaan berat, entah mengapa dia sangat merasa bersalah dengan Teo kali ini. Tapi Putih juga tidak bisa mengabaikan Biru yang sudah terlebih dahulu mengajaknya.
“Sono! Ngambek dah tua!” Biru meledek kepergian Teo, yang langsung membuat Putih kesal dan berujung mencubit perut Biru. “Aduh, Kak! Sakit lah anjay, kok dicubit?”
“Kamu nggak boleh kayak gitu sama Teo.”
“Kenapa lo jadi ngebelain dia? Suka lo sama dia?” tanya Biru dengan nada tidak suka.
“Kamu kenapa sih? Aku sama dia cuma temenan kok, nggak lebih. Tapi ya kamu nggak bisa seenaknya gitu dong sama Teo.”
“Iyadeh.. yang penting nanti pulangnya lo sama gue ya, Kak.”
“Iyaa!”
“Biru & Putih”
Dan benar saja, pulang sekolah Putih memutusakan untuk pulang bersama dengan Biru. Namun yang pasti keduanya tidak langsung pulang, karena Biru paling tidak suka menyia-nyiakan kesempatan. Jadi mumpung bisa berduaan seperti ini dengan Putih, Biru tidak ingin langsung cepat-cepat pulang. Melainkan Biru akan mengajak Putih pergi jalan-jalan terlebih dahulu.
Saat ini keduanya sedang mampir ke cafe karena ternyata ketika ditengah jalan mereka berdua kejebak hujan. Untung saja di sisi kanan jalan ada cafe, jadi mereka berdua memutuskan untuk mampir sekalian meneduh juga.
Karena cuaca sedang hujan tentu saja udara terasa dingin, maka dari itu Putih memesan Hot Matcha Latte sebagai minumannya dan Croissant Butter untuk bread-nya. Sementara itu, Putih menatap Biru dan pesanannya dengan tatapan aneh karena disaat cuaca hujan disertai dengan udara dingin seperti ini, cowok itu malah memesan Iced Americano sebagai minumannya dan Yogurt Parfait disaat-saat dingin seperti ini. Apakah Biru ini sebenarnya adalah Olaf di kehidupan sebelumnya?
Sadar kalau Putih memperhatikannya, Biru langsung terkekeh dengan percaya dirinya. “Kenapa ngelihatin gue terus dari tadi? Awas demen.” Ucapnya dengan ciri khas Biru yang narsistik.
“Ge-er! Orang aku ngelihatin kamu karena kamu aneh.” Putih menyangkal.
“Aneh gimana?”
YOU ARE READING
Biru & Putih | Jaesoo
Teen FictionAnala Putih Cadudasa, Putih. Siswi SMA Pelita Harapan, sebagai anggota osis sekbid budi pekerti luhur atau akhlak mulia. Yang dimana tugasnya adalah melakukan satgas terhadap para siswa-siswi yang tidak taat terhadap peraturan sekolah, seperti tidak...
[🍌] jealousy without a relationship?
Start from the beginning
