💌 𖤐 ִֶָ ꩜ʾ
Putih padahal berharap kalau kepergian Biru ke Jepang bersama dengan keluarganya itu untuk waktu yang cukup lama, rupanya, tidak. Karena sekarang hidupnya kembali terganggu oleh kehadiran Biru yang sudah kembali dari Jepang dari kemarin. Bahkan cowok itu sekarang pun sudah hadir di sekolah, soalnya tadi anaknya habis nyamperin Putih untuk memberikan oleh-oleh yang dia bawa dari Jepang.
Padahal mereka tetanggaan, bisa banget kalau Biru memberikan hadiah kepada Putih langsung ketika di rumah. Hanya saja kenapa cowok itu harus memberikannya pas di sekolah dan di depan teman-teman satu kelasnya? Sudah jelas Biru butuh validasi dari orang-orang kalau memang dia memiliki hubungan yang spesial dengan Putih. Memang dasar akal-akalan Biru.
“Gue nggak nyangka deh, Put. Hubungan lo udah sedekat itu ternyata sama Biru. Dia nggak lupa loh buat ngebeliin lo oleh-oleh.” Kan! Sudah Putih duga, pasti akan ada perbincangan seperti ini, dan itu keluar dari bibir Lula.
“Too much reaction. Biru kan pergi sama keluarganya, dan udah pasti dia beli banyak oleh-oleh dari Jepang. Aku yakin bukan cuma aku yang dia kasih oleh-oleh, pasti temen-temennya juga dikasih,” elak Putih.
Memang dasar Biru menyebalkan, padahal kemarin Tante Karina dan Athaya sudah datang ke rumahnya untuk mengantarkan oleh-oleh untuk keluarganya. Bahkan Putih juga dapat oleh-oleh maupun dari Tante Karina atau Athaya sendiri. Putih sudah curiga ketika kemarin Tante Karina bilang kalau; nanti ya, oleh-oleh dari Biru nyusul. Dan pada saat itu Putih hanya mengangguk sembari tersenyum, Putih pikir Biru akan memberikan oleh-oleh langsung datang ke rumahnya. Rupanya tidak, malah sengaja memberikannya ketika di sekolah.
“Iya kalau temen-temennya yang cowok mah udah jelas ya, geng pentol korek-nya itu. Tapi kalau temen cewek, emang ada?” Lula memang suka sekali kompor, sementara itu Gemma hanya menyimak sembari meminum bubble tea kesukaannya.
“Ada dong, pasti ada!” Sahut Putih cepat. “Lagian emang wajar nggak sih dia ngasih ke aku? Kan aku tetanggaan sama dia.”
“Tetangga? Tetangga apa tetanggaaa~~” Lula memang tidak mau berhenti menggoda Putih.
“Lula! Bisa diem nggak ya kamu?!” Putih badmood sendiri jadinya. Karena Lula terus saja menggodanya.
“Cieee cieee!”
Putih mulai malas menanggapi Lula yang menggodanya. Dia pun memilih untuk diam dan tidak lanjut menanggapi Lula, kalau tidak Lula akan terus-menerus mengganggunya. Putih pun menyimpan oleh-oleh dari Biru di dalam laci mejanya. Putih pun memilih untuk bermain smartphone-nya saja daripada harus mendengarkan ocehan Lula yang membuat kupingnya terasa panas.
Biru Nyebelin
| Nanti pulang sekolah bareng gue ya Kak
| Nggak usah nolak, Kak Lana nggak bisa jemput lo hari ini.
| Dia nitipin lo ke gue
Gabisaa!!!! |
Aku hari ini ada OSIS, Biruu...|
| Lagi ngebohongin gue ya?
| Nggak pinter ah
KOKK?? |
Hmm.. yaudah deh iya |
[Read]
Putih langsung menutup kembali smartphone miliknya setelah mengakhiri chat-nya dengan Biru. Padahal dia sedang tidak bertatap muka sama cowok itu, tapi kenapa Biru bisa tahu ya kalau Putih sedang membohonginya? Apakah cowok itu menyadap smartphone-nya sehingga dapat melihat ekspresi wajah Putih ketika sedang membalas chat-nya barusan?
CITEȘTI
Biru & Putih | Jaesoo
Ficțiune adolescențiAnala Putih Cadudasa, Putih. Siswi SMA Pelita Harapan, sebagai anggota osis sekbid budi pekerti luhur atau akhlak mulia. Yang dimana tugasnya adalah melakukan satgas terhadap para siswa-siswi yang tidak taat terhadap peraturan sekolah, seperti tidak...
