“Waduh, Gem. Kayaknya bakalan ada perang besar-besaran deh ini. Roro Jonggrang lagi di rebutin sama dua kubu ini.” si duta asal bunyi—Lula itu berbisik kepada Gemma yang daritadi hanya diam menyimak dengan mulutnya yang tidak bisa berhenti mengunyah, ada saja makanan yang Gemma pegang dan dia makan.
“Siapa Roro Jonggrang yang lo maksud, La?” padahal Gemma ikutan menyimak, tapi masih juga tetap bertanya? Hal ini membuat Lula menepuk keningnya sendiri; capek dehhh...
“Ya siapa lagi yang mereka berdua rebutin kalau bukan Putih? Dia tuh ibaratnya Roro Jonggrang gitu.”
“Emang di cerita rakyat tuh Roro Jonggrang direbutin ya?”
“H-huh?? Nggak tau deh, intinya gue mengibaratkan Putih ini kayak Roro Jonggrang.”
“Semprul! Ngawur banget lo ya, tukang asbun.” Gemma geleng-geleng kepala, setelah itu dia pun menghiraukan Lula dan kembali fokus menyimak cuplikan drama kecil-kecilan yang terjadi di hadapannya.
“Apaan dah nih, bocah? Tiba-tiba ikut nimbrung kayak pahlawan kesiangan aja lo.” Teo kesal sendiri, padahal dia merasa bahwa dia tidak ada masalah sama sekali dengan Biru. Tapi entah mengapa sepertinya cowok itu terlihat sangat tidak suka padanya.
“Lu yang apaan!” Biru si memang tidak mau kalah itu menyahuti. “Dia udah ada janji sama gue pulang sekolah nanti, ngapain lo ngajak-ngajak dia pergi?”
Teo merasa kesal, dia pun segera turun dari meja milik Putih dan berdiri. “Terus masalahnya apa? Putihnya setuju-setuju aja nanti mau gue ajak pergi, kok.” Ucapnya membela diri.
“Kak? Kan gue udah bilang sama lo kalau nanti lo pulangnya sama gue, kok bisa lo nge-iyain waktu diajak pergi sama dia?”
Melihat Biru dan Teo yang bertengkar seperti ini, membuat Putih jadi merasa kalau dirinya barusan ketahuan berselingkuh. Mana di depan teman-teman satu kelasnya banget nih? Putih jadi malu.
Dia pun tanpa mengatakan apapun langsung berdiri dan keluar dari kelasnya, tentu saja Teo dan Biru mengekori Putih. Padahal Putih juga tidak menyuruh mereka untuk mengekorinya.
“Kalian bisa nggak gausah berantem?”
“NGGAK!” keduanya menjawab secara kompak. Membuat Putih semakin pusing.
“Apaan sih lo?” Biru tidak terima.
“Lah? Lu yang apaan, aneh!” Teo pun kali ini tidak mau kalah.
“Gue yang ada janji duluan sama Kak Putih setelah pulang sekolah nanti ya!”
“Ya gue juga ada janji sama Putih, dan Putih juga setuju gue ajak pergi!”
“Tapi gue duluan, anjir!”
“Ya peduli apa gue? Orang dia setuju gue ajak pergi.”
“KALIAN BERDUA UDAH STOP!” Putih sudah habis kesabarannya kali ini. Meskipun dia tahu, bahwa ini juga merupakan kesalahannya sendiri, hanya saja Putih tidak pernah menyangka kalau Teo dan Biru akan cekcok sampai sejauh ini.
“Aku yang disini bisa nentuin aku nanti pulang sekolah bakalan pergi sama siapa.” Putih menekankan hal ini kepada mereka berdua. Meskipun sedikit merasa geli, karena kalau begini jatuhnya dia kayak sedang di perebutkan oleh Teo dan Biru.
YOU ARE READING
Biru & Putih | Jaesoo
Teen FictionAnala Putih Cadudasa, Putih. Siswi SMA Pelita Harapan, sebagai anggota osis sekbid budi pekerti luhur atau akhlak mulia. Yang dimana tugasnya adalah melakukan satgas terhadap para siswa-siswi yang tidak taat terhadap peraturan sekolah, seperti tidak...
[🍌] jealousy without a relationship?
Start from the beginning
