"Hana...! Han!" Panggilku keesokan harinya. Seperti biasa, aku menunggu Hana di depan kantornya.
"Ohh, Devin," ujar Hana kaget, "ehm..."
Wajahnya tampak ragu, ia menghindari tatapan mataku.
"Pulang bareng yuk?" Ajakku
"Ehm..." Hana terdiam, kelihatan bingung
"Kamu udah ada janji?" Selidikku
"Sorry Vin... hari ini aku ada janji sama Josh..." jawabnya pelan.
"Oh..." jawabku singkat, "oke deh next time aja."
"Tapi aku mau ngomong sebentar sama kamu... sambil nunggu Josh..."
Aku menghela napas, "oke."
Hatiku berdebar tak karuan. Antara penasaran sekaligus takut."Tentang jawaban kemarin..." Hana mendesah panjang, "sorry... sepertinya aku belum bisa..."
Aku mengepalkan tanganku yang gemetar
"Kalau boleh tau... kenapa?"Hana tertunduk, "aku... hanya anggap kamu sahabat..."
"Apa karena Josh?" Pancingku
Hana terdiam. Kami diam dalam sunyi. Tiba2 klakson mobil Josh mengagetkan kami
"Yuk, Han," ajak Josh. Ia melirikku, tampak tidak senang, "cepetan say..."
"Ehm, oke say," jawab Hana sambil menatapku, "sorry, Vin... aku harus pergi..."
Aku mengangguk pelan.
"Tapi... kita masih temenan kan?" Harap Hana
Mau tidak mau aku mengangguk lagi.
"Thanks Vin... thanks banget..."
Aku terdiam. Menatap Hana dan Josh pergi dengan mobilnya. Jadi... Hana menolakku karena Josh. Josh yang baru dikenalnya 1 bulan. Josh yang tampaknya brengsek. Josh yang belum tentu mencintainya seperti yang aku lakukan... lima tahun ini...
"Belajar ikhlas, Vin..."
Aku melangkah gontai. Hana. Hana. Hana. Hana. Hana... Apakah aku harus merelakanmu pergi dengan pria itu? Tidak, Han. Percayalah, aku adalah pria yang mencintaimu... lebih dari siapapun... dan takkan mengikhlaskanmu untuk siapapun.
YOU ARE READING
IKHLAS
Krimi / ThrillerCerpen spontanku. No draft. Semuanya spontan. Devin mengalami kehidupan yang pelik. Setiap kali hendak memprotes, orang lain selalu menganjurkannya untuk ikhlas. Dari kematian ibunya, kekejaman bosnya, sampai kesulitan ekonomi dan masalah cinta. "Ik...