Dimitri harus menjaga raut wajahnya sedatar mungkin, kedua orangtuanya tidak boleh melihat wajahnya yang memerah karena ucapan ayahnya seratus persen benar.

"Jadi masih ada syarat yang lain?" Tanya dimitri kesal.

"Kau harus mempunyai anak, setelah itu kau dan Scarla akan mendapatkan bagianmu."

Anak, sebuah kata sederhana menusuk kulit Dmitri bagai sebuah jarum tajam. Ia bukan pria baik, dan sangat amat yakin tidak akan pernah menjadi orangtua yang baik. menyuruhnya mempunyai anak, sama saja dengan menjerumuskan generasi penerus bangsa pada SDM yang buruk dan rendah. Mengingat bagaimana moralnya saat ini untuk mendidik seorang anak.

"Kalian akan menjatuhkan generasi Nolan dengan meminta anak dariku. Aku lebih baik dibuatkan perjanjian pranikah. Kalian bisa memberikanku denda sampai aku bangkrut jika bercerai, daripada harus mempunyai anak."

"Sudah diputuskan dim, jika kau tidak mau mendidik dan merawatnya, kami yang akan melakukannya. Yang perlu kau lakukan adalah membuat anak sebanyak mungkin." Cetus Ayahnya.

"aku bukan pabrik pembuat anak Dad." Rengut Dimitri, ayahnya terdengar seolah-olah membuat anak sama mudahnya dengan membuat mie instan."aku menyukai prosesnya tapi aku tidak menyukai ketika menghasilkan seseorang yang akan rusak masa depannya dengan menjadi anakku."

"sudah kami katakan, anakmu biar kami yang mengurusnya." Ayahnya bersikeras.

Dimitri menggeram, kedua orangtuanya tidak pernah meminta darinya dan sekalinya meminta itu sanggup membuat Dimitri frustasi. Ini seribu lebih buruk daripada kalah di persidangan.

"sepertinya aku memang tidak mempunyai pilihan."

"kau memang tidak mempunyai pilihan nak." Sahut Ibunya. matanya berkilat penuh kemenangan.

***

Christian hanya bisa tertawa bahagia ketika mendengar keluh kesah sahabatnya. Ia melemparkan kembali kata-kata dimitri yang mengejeknya ketika ia jatuh cinta pada Sabrina. "kau memang harus terikat, jika tidak aku akan mengkhawatirkan populasi perempuan yang menurun karena bunuh diri akibatmu."

"jangan meledekku." Sahut Dimitri kesal, bukannya menghibur, christian justru membuatnya tambah pusing.

"tidak akan seburuk itu mempunyai seorang istri. Bahkan kau akan menyesal tidak berumah tangga secepatnya." Harusnya Dimitri bisa melihat bagaimana kehidupan christian dan Sabrina sekarang."kau akan mempunyai seseorang untuk berbagi, membuatkanmu kopi, merawatmu ketika sakit."

"kau mulai terdengar seperti ibuku."

"karena itu memang benar, dan sekarang aku sudah tidak sabar menunggu kelahiran anakku." Usia kehamilan sabrina sudah memasuki 7 bulan. Christian antara takut, senang dan juga cemas. Tapi ia bahagia.

"pernikahan membuatmu berubah."

"aku harap ke arah yang lebih baik." ucap Christian kemudian menyesap angggurnya. "ini anggur yang enak."

"tentu saja, aku sengaja mendatangkannya dari perancis. Dan jangan mengalihkan pembicaraan. Aku sedang tidak ingin membicarakan wine." Rengut Dimitri. Christian mengangguk. "apa rencanamu?"

"Jika saja Sabrina tidak menikah denganmu, mungkin saja aku akan meminta bantuan darinya. kami akan bercerai setelah anakmu lahir. Anakmu akan mewarisi kekayaan keluargaku dan ketika ditambah dengan kekayaanmu. Dia akan menjadi seorang anak yang kaya sepuluh turunan sekalipun." Ucap Dimitri tanpa pertimbangan. Sanggup menghadirkan wajah iblis di wajah christian. " kau katakan sekali lagi, aku bersumpah akan memecahkan botol wine ini di kepalamu!"

"Aku bercanda." Dimitri mengangkat kedua tangannya. ketika christian marah, pria ini tidak akan pernah bisa membedakan mana kawan atau lawan. "tapi aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Jika hanya menikah, aku bisa menyewa seorang artis atau model cantik, dan ketika dia memberikanku anak. Aku akan menceraikannya."

"itu ide yang bagus, jadi dimana letak masalahmu."

"Aku juga harus memikirkan harta keluargaku. Aku pria brengsek, artis atau model yang bersedia kubayar tidak mungkin memiliki sifat yang lebih baik dariku. Dan ketika sifat kami digabungkan itu sama saja aku menciptakan Lucifer."

"aku akui, mencari perempuan seperti Sabrina di jaman sekarang sangat sulit."

Jika saja Sabrina bukan perempuan baik hati, giat belajar dan rajin menabung, ingin sekali Dimitri menyiram christian dengan wine saat melihat bagaimana bangganya bajingan itu memuja istrinya.

"kau bajingan beruntung."

"bagaimana dengan Syna? Kalian pernah berkencan bukan?'" itu bukan pertanyaan sehingga christian melanjutkan "syna gadis yang pintar, walaupun sedikit liar, tapi sahabat yang baik untuk Sabrina. ia juga gadis yang berpikir panjang."

"aku tidak tahu, memang sempat terpikir olehku tapi aku sudah tidak bertemu dengan Syna selama enam bulan. Ia selalu menghindariku. Bahkan terakhir kali ia menggunakan satpam untuk mengusirku!" Dimitri Merengut. Christian mengeluarkan airmata karena tertawa. "Menurutnya aku membawa pengaruh yang buruk untuk kehidupan normalnya. Ia bersikeras sudah meninggalkan kehidupan jalangnya." Lanjut Dimitri. Sejak saat itu Dimitri mencoba menghapus Syna dalam hidupnya, ia marah dan kesal pada perempuan itu. ia adalaha Dimitri Severus Nolan, Pengacara sukses yang tidak pernah ditolak oleh perempuan manapun. tapi semarah apapun ia pada Syna, tetap saja perempuan itu, mengikutinya kemanapun.

"Kau harus mencoba menemuinya lagi, tanggalkan harga dirimu. Aku tidak melihat kandidat yang lebih baik daripada Syna. Tapi aku tidak setuju kau mempermainkan sebuah pernikahan. Syna pasangan yang tepat untukmu, untuk serius bukan untuk kau permainkan."

Dimitri memikirkan kata-kata Christian. Syna memang kandidat yang tepat untuk ini. Syna tidak seperti perempuan kencannya, syna sangat berbeda. Syna perempuan cantik yang penuh gairah. Walaupun jalang, syna bukan perempuan murahan yang naik ke ranjang pria karena uang. Memikirkan Syna di ranjang, sanggup membuat Dimitri nyeri karena gairah. Kencan mereka yang terakhir sekaligus satu-satunya yang pernah mereka lakukan membekas begitu kuat dalam pikiran dimitri bahkan tidak jarang ketika ia bercinta, ia membayangkan saat itu bercinta dengan Syna bukan dengan teman kencannya.

"Aku akan menemui Syna." Ungkap dimitri kemudian. ia akan menanggalkan harga dirinya karena ditolak, Dimitri akan melakukan apa saja untuk membuat perempuan itu membantunya. Jadi sebaiknya ia bersiap-siap, karena Syna bukanlah perempuan biasa. Dia luar biasa.

"Untuk serius Dim, bukan untuk main-main." Sekali lagi Christian menekankan, ia yakin Dimitri samasekali tidak menyimak kalimatnya diakhir. Dimitri hanya menyeringai licik.

Stupid WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang