Hiii, guyss!!! Welcome to my first story and work on Wattpad! Honestly, this is my first time being a writer, so please bear with me if there are any mistakes or typos. Oh, and just to clarify, this story is 100% my own creation. So, if there are any parts that seem similar to other stories, it's purely coincidental and unintentional. Don't forget to vote and comment if you like my story! Hopefully, you'll enjoy it. Happy reading!!!
🥀🥀🥀
Suara deru mesin meraung memecah keheningan malam. Asap knalpot bercampur dengan udara dingin, menyelimuti jalanan yang dipenuhi sorakan penonton liar. Lampu-lampu mobil berbaris di sisi jalan, menerangi arena sirkuit ilegal yang hanya dikenal oleh kalangan tertentu.
Di ujung garis start, dua motor berjejer. Lawan kali ini seorang pembalap pria dengan reputasi cukup besar, menatap penuh percaya diri dari balik helmnya. Tangannya mengetat pada stang, siap menantang siapa pun yang berani melawan.
Namun di sisi lain, berdiri sosok yang membuat semua mata tertuju, L-Thena.
Hitam legam dari ujung kepala hingga kaki, helm full-face menutupi wajahnya. Tak ada yang tahu siapa dirinya, hanya satu hal yang mereka yakini, dia adalah "Queen of the Circuit." Tak pernah kalah. Tak pernah membuka helmnya.
Sorakan menggema. Seseorang mengangkat tangan, memberi tanda.
"Tiga... dua... satu..."
Tangan itu turun.
Dua motor melesat bagai peluru. Roda menghantam aspal, menimbulkan percikan kecil. Angin malam berdesing, membawa aroma bensin terbakar. Lawannya berusaha menyalip dengan brutal, menggeser motornya mendekat, berusaha mengintimidasi. Namun L-Thena tak bergeming. Tubuhnya condong ke depan, gerakannya mulus, presisi, seolah menyatu dengan mesinnya.
Tikungan tajam di depan. Penonton menahan napas. Lawannya menginjak rem terlambat, hampir kehilangan kendali, tapi berhasil bertahan. Sementara itu, L-Thena, alih-alih melambat, menukik masuk ke tikungan dengan kecepatan penuh. Ban motornya hanya beberapa senti dari garis luar aspal, nyaris mustahil dilakukan. Namun dia lolos mulus, meninggalkan lawannya yang tertinggal sepersekian detik.
Deru mesin semakin liar. Jarak semakin jauh. Sorakan penonton meledak.
Dan saat garis finish terlewati, hanya ada satu nama yang diteriakkan malam itu.
"L-Thenaaa!"
Sosok berhelm hitam itu tak berhenti, hanya mengangkat satu tangan sekilas ke udara, lalu melesat pergi meninggalkan arena. Misterius, dingin, tak terjamah.
Malam itu sekali lagi, ia membuktikan gelarnya bukan sekadar julukan. Queen of the Circuit. Tak tersentuh.
YOU ARE READING
LAURE
Teen FictionDia Laura-Laura Rheana Azalea. Seorang gadis yang merasa asing di rumahnya sendiri. Sejak orang tuanya bercerai di usia tujuh tahun, hidupnya tak pernah sama lagi. Ibunya membencinya dan memilih pergi, ayahnya dingin tak berperasaan, sementara Aksa...
