Warning for +21 only
Penulis hanya menuangkan ide cerita, tidak menganjurkan untuk dipraktekkan, harap bijak dalam membaca
Happy reading
(17/3/25 - 17/8/25)
Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
asekkk kondangan online 😍
Vivi POV
Dua bulan itu sangatlah cepat berlalu, tahu-tahu kami sudah selesai melakukan acara resepsi pernikahan dan sekarang kami dalam perjalanan pulang menuju guest house dari gedung tempat pernikahan kami.
Kami tidak menginap di hotel untuk berbulan madu, Felix memutuskan untuk menghabiskan cuti nikahnya di guest house saja. Mengingat ada alasan lain yang membuatnya mengambil keputusan tersebut. Bu Diah yang sekarang menjadi mertuaku, merengek untuk pergi ke Bali selama sebulan. Yang menikah siapa yang liburan panjang siapa.
Apa yang sudah di alami oleh teman-temanku yang duluan menikah ternyata kali ini akan aku alami, tetapi bukannya aku ingin menjadikan mertuaku musuh nomor satu dan menganggapnya sebagai ujian hidup baruku ini. Tidak, bu Diah adalah ibu dari Felix, jadi aku ingin kehidupan pernikahanku berjalan adem ayem tanpa adanya kisruh atau campur tangan orang ketiga walaupun orang ketiga itu adalah mertuaku sendiri.
Felix tentu saja tidak mengabulkan rengekan bu Diah karena sudah berjanji padaku akan berhenti memanjakan orang tuanya secara berlebihan.
Felix akan memikirkan mengirim bu Diah entah kemana dalam waktu sebulan setelah melewati bulan madu kami, dengan bercanda aku mengusulkan agar mengirim bu Diah ke barak KDM, durhaka gak sih?
Ok, hentikan memikirkan bu Diah, sekarang waktunya fokus dengan apa yang akan terjadi beberapa saat lagi.
Genggaman tangan Felix tidak lepas sejak kami berada di dalam mobilnya, pria yang sudah berlabelkan suamiku ini tampak tenang menyetir dengan satu tangan.
"Kenapa?" Akhirnya terdengar suara Felix setelah kami terdiam begitu lama. Felix bertanya padaku mungkin karena dia menyadari aku meliriknya berkali-kali.
"Gak apa-apa" Aku berdeham lalu membenarkan posisi duduk.
"Masih tegang? Kan acaranya berjalan lancar" Felix mengecup punggung tanganku.
Pria itu tersenyum ketika aku menoleh.
Bukan masalah acara tadi berjalan lancar, aku memang merasa tegang, siapa juga yang tidak akan merasa tegang karena memikirkan malam pertama?
Tidak terasa mobil yang kami kendarai memasuki area parkiran. Felix mematikan mesin mobil setelah memarkirkan mobilnya secara asal, dengan gerakan cepat pria itu membuka sabuk pengaman dan langsung keluar.
Wah, ada yang sudah tidak sabar lagi ternyata.
Felix membukakan pintu penumpang dan menunduk lalu membukakan sabuk pengaman yang masih membelit tubuhku. Seperti yang sudah-sudah Felix mengecup bibirku begitu ada kesempatan, matanya berbinar ketika menatapku dengan masih membungkuk.
"Saya sudah tidak tahan untuk menyatu dengan tubuhmu, apa di sini aja ya?"