PROLOG

26.9K 1K 34
                                        

SEBUAH KISAH YANG MENCERITAKAN TENTANG SEORANG WANITA YANG BERHADAPAN DENGAN MAFIA.

SELAMAT MEMBACA, SEMOGA KALIAN SUKA DENGAN CERITA YANG SAYA BUAT.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Bos! Sialan," umpat seorang wanita meneguk wine yang di pegangnya.

Aizel Graciana nama wanita yang duduk di sofa dan meminum wine, ia mengabaikan beberapa orang yang bersenang-senang dengan berjoget, berciuaman atau bahkan lebih dari itu. Dentuman musik terdengar keras di telinganya.

Ia menuangkan wine ke dalam gelas dan meneguknya lagi. Sudah dua wine yang ia minum. Rasanya melegakan dan sedikit menghilangkan rasa stresnya. Karena ulah sekretaris di perusahaan tempat dia bekerja, Aizel dipecat dengan tidak hormat sama atasan.

"Lihat saja kalian, aku akan balas dengan kekayaanku," lirih Aizel tersenyum miring melihat nasibnya yang malang.

Ia kemudian meraih botol wine yang tersisa di meja dan mendekatkan ke bibirnya, meminum semua wine di botol tersebut tanpa tersisa.

"Haaahh..." menghela nafas panjang dengan puas dan menyenderkan tubuhnya.

.....

Pria bertubuh tegak dan tinggi dengan otot yang melekat pada jas hitamnya, mata elangnya mengamati wanita menari di panggung.

Sudut bibirnya tertarik ke atas membentuk seringai kecil, Ia menunjuk kedua gadis yang di atas panggung. "Bawa mereka."

Asisten kepercayaan di sampingnya mengangguk dan beranjak pergi meninggalkan dirinya.

Damon Alaric Carusso, bos mafia terkejam di italia yang tak kenal ampun dan berperasaan saat menghadapi musuhnya. Terlihat wajah tampan dan garis rahangnya tegas, sepasang mata tajam yang memancarkan aura dingin dan tak terbaca.

Semua yang mengenalnya akan tunduk dan takut, hanya dengan nama dan tatapannya saja, sudah cukup untuk membuat orang memilih diam.

Dug!

Ia merasa ada yang menabraknya dari belakang, ia kemudian berbalik, mengamati wanita itu dari atas sampai bawah. Wanita itu berdiri, mengenakan kemeja berwarna hitam dan rok flared skirt.

"Augh... sakit," rintih wanita itu memegang keningnya.

"Sialan, Kau!" kesal Aizel menunjuk pria itu, manik matanya mengamati pria itu, Samar-samar bayangan wajah mantan atasannya terlihat di hadapannya.

Damon satu alisnya tertarik ke atas melihat wanita itu menunjuk dirinya.

"Tuan saya sudah menyiapkan kamar untuk anda," Carlo Francesco asisten kepercayaannya tadi yang di perintahnya, menghampirinya.

Aizel beralih menatap Carlo. "Oh begitu rupanya.! Bos sekarang sudah sadar, cepat juga mengganti Sekretaris itu. Akhirnya Bos ku ini gak bodoh."

Carlo melotot matanya, ia hendak memarahi wanita itu, tetapi Damon mengangkat tangannya menandakan dia untuk diam.

"Dunia memang sangat sempit, Sekarang kau disini pasti mencariku!. Kau ingin membujukku lagi agar aku kembali ke perusahaanmu itu! Oh tentu itu tidak akan terjadi. Aku sudah muak! Denganmu" racau Aizel dengan berani menyentuh dada bidang pria itu.

Sentuhan nya membuat Damon menggeram pelan yang tidak tertahan. Carlo terkesiap melihat wanita itu berani menyentuh bosnya.

"Kalian semua disini dengar!," teriak Aizel pecah dan nyaring.

Semua yang sibuk dengan kesenangan sendiri, perhatiannya langsung tertuju kearah Aizel. Musik yang tadinya terdengar sangat keras, sekarang terhenti. Mereka disana terkejut melihat wanita itu berhadapan dengan pria yang paling berbahaya tanpa rasa takut.

Melihat semua mata tertujuk ke arahnya, Aizel tersenyum licik. Waktunya untuk membuat pria itu yang di kira atasannya malu.

"Sekarang, Bos... tunjukkan pada semuanya, bagaimana kau membujukku," pintah Aizel memegang bahu pria itu.

Satu tindakan wanita itu, semua mata langsung terpaku padanya, terkejut dan tidak percaya. Mereka saling pandang dengan ekpresi tegang dan takut.

Aizel menarik kerah baju pria itu untuk sedikit menunduk. "Tunjukkan ke semuanya Bos. Cepat tunjukkan aku ingin melihatnya. Apa kau malu," desaknya dengan mata sayu dan pipi yang memerah karena efek mabuk.

Damon menunduk, sekarang ia bisa melihat wajah wanita itu dengan jelas. Begitu dekat, terlihat detail dan nyata di matanya. Wanita itu sangat cantik, menawan dan bibirnya yang di majukan membuatnya tidak tahan, jakunnya naik turun.

"Batalkan semuanya," pintah Damon, gerakan tangannya yang cepat, ia menggendong wanita itu ke bahunya dengan mudah, seperti mengangkat sekarung bulu tanpa beban.

"Aaaa lepasin!, kau Bos sialan bodoh yang pernah aku temui!. aku tidak mau bekerja lagi," rengek Aizel memukuli punggung Damon.









TUNGGU KELANJUTANNYA.

MAAF JIKA ADA KESALAHAN DALAM MENGETIK DAN YANG LAINNYA, SELAMAT MENUNGGU. TERIMAKASIH

FORCED TO RETURNWhere stories live. Discover now