First Memory~

32 1 0
                                        

"In this life full of darkness, your presence is a light for me"
















Sepintas cahaya muncul ditengah kegelapan yang memenuhi seisi ruangan. Cahaya itu kian menjadi lebih besar, namun semakin menjauh dari pandangan. Dengan ketakutan dan rasa panik yang terus muncul, ia mempercepat langkahnya mengikuti kemana cahaya itu membawanya pergi. Tanpa disadari, langkah demi langkah telah membawa dirinya keluar dari kegelapan itu.

Di tempat yang berbeda, ia melihat sekelilingnya yang tampak seperti taman bunga. Hamparan luas yang dipenuhi oleh berbagai jenis bunga, dan tidak jauh dari pandangan mata, ia melihat sebuah air terjun yang sangat indah. Tempat ini sungguh berbeda dari tempat sebelumnya yang penuh dengan kegelapan. Seakan terpana oleh keindahan tempat ini, ia hampir lupa dengan apa yang membawanya sampai kesini. Cahaya. Cahaya yang sedari awal menuntunnya menuju area ini.

"Kau mencariku?" Pertanyaan itu muncul secara tiba-tiba. Tanpa wujud dan bergema. "Siapa kau?" Kepanikan mulai menguasai dirinya, laki laki itu melihat kesana kemari mencari sang pemilik suara. Sayangnya tempat ini begitu luas, ia tidak menemukan siapa pun kecuali dirinya sendiri.

"Kau tidak perlu panik, aku tidak akan menyakitimu. Dan juga jangan mencariku ke mana pun, karena kau tidak akan menemukan keberadaanku." Ucap suara itu dengan tegas

"Bagaimana aku bisa yakin bahwa kau tidak akan membahayakanku?" Ucap laki laki itu, bersikap waspada terhadap apa yang ia hadapi. Sungguh tidak masuk akal ada suara namun tidak ada wujud, pikirnya begitu.

"Mahesa Bhumi Nawasena, perkenalkan aku adalah sistem. Sistem yang akan membantumu menemukan kembali kepingan ingatan lama mu di dunia ini." Ucap suara itu, menimbulkan rasa bingung dan kaget terhadap apa yang baru saja ia dengar. Mahesa, laki laki itu merasa ada yang tidak beres. 'Sistem apa? Ada apa dengan masa lalu ku? Lalu dari mana makhluk tanpa wujud ini mengetahui namaku?' Kira kira begitulah isi kepala Mahesa.

"Apa maksudmu? Masa lalu seperti apa yang aku lupakan? Dan, dari mana kau tahu namaku?" Tanya Mahesa secara bertubi tubi. Ia sungguh tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Tempat ini, suara tanpa wujud, dan apalagi, masa lalu? Benarkah ada masa lalu yang ia lupakan?

"Kau tidak perlu mengerti sekarang. Bersabarlah, akan ada saatnya kau mengetahui maksud dari semua ini." Ucap sang suara tanpa wujud. "Mahesa, kau bisa memanggilku kapan saja jika kau membutuhkan bantuanku. Tapi tidak untuk memberitahu maksud dari semua ini, kau harus mencarinya sendiri. Pesanku hanya satu, kendalikan dirimu untuk tidak kehilangan kesadaran di saat serpihan ingatan itu kembali muncul, ini akan membantumu mengingat masa lalu lebih cepat. Selalu ingat pesanku, Mahesa." Tepat setelah ucapan panjang dari makhluk tanpa wujud itu, penglihatan Mahesa mulai kabur. Tempat ini seakan ditutupi oleh kabut yang entah datang dari mana. Laki laki itu sudah tidak bisa melihat jelas apa yang terjadi di sekelilingnya, ia mencoba berjalan ke depan menggunakan insting lalu tiba tiba ada sesuatu yang menarik tubuhnya dari belakang sehingga ia kehilangan keseimbangan.

"Berhenti, berhanti, ku mohon berhenti." Ucap Mahesa yang terus mengigau dalam tidurnya

"Hei teman, sadarlah, ada apa denganmu?" Seorang laki laki bernama Jake berusaha membangunkan Mahesa. Jake adalah sahabat lama Mahesa, mereka sudah berteman sejak usia lima tahun.

Jake yang sudah menyerah membangunkan Mahesa pun memiliki satu cara yang ia yakini dapat membangunkan temannya. Ia mengambil sebaskom air yang akan ia gunakan untuk menyiram temannya itu. "Ku harap setelah ini kau tidak akan memukulku, aku melakukan ini demi kabaikan mu kawan." Ucap Jake penuh keyakinan dan langsung menyiram sebaskom air itu tepat di wajah tampan Mahesa.

Take My HalfDonde viven las historias. Descúbrelo ahora