~35~

2.2K 122 16
                                        

Rawan typo!!!


Renjun memasangkan sepatu ke kaki Naren dan menyimpul talinya. Jaemin datang siap dengan pakaian santai, baju kaos putih, celana training hitam dan sepatu putih terpasang apik di kakinya.

"Nah udah siap"

Kemudian Renjun memakaikan Naren topi. Hari ini mereka berencana untuk jalan sehat sekalian mengunjungi taman yang tak jauh dari rumah. Selesai bersiap, mereka pun keluar dari rumah, sebelum itu Renjun sudah membuat sarapan dan memberi pesan pada para maid di rumah untuk menyiram bunga di taman.

Soal maid, Jaemin langsung mencarikan beberapa maid untuk membantu istrinya beberes rumah. Jaemin tidak ingin Renjun kelelahan, meski sedikit berdebat akhirnya Renjun membiarkan suaminya mencarikan maid.

Sekitar 10 maid yang ikut tes yang pasti di tes oleh Renjun sendiri, mengetes seberapa rapi dan cekat mereka dalam bertugas. 5 maid wanita dan 5 maid pria. Renjun akui mereka semua sangat rapi dan cekat dalam bekerja tapi tiga maid dari mereka sering mencuri-curi pandang pada suaminya bahkan ada yang terang-terangan mencari perhatian suaminya.

Setelah tiga hari mengikuti seleksi akhirnya diputuskan hanya 7 maid yang di pekerjakan, sisanya di pulangkan. Ketiga maid yang tidak lolos yaitu 2 submissive dan 1 wanita lantas merasa sedih Karna tidak bisa lagi menikmati ketampanan tuan mereka.

Bi Darsih selaku maid ketua di sana, Karna Ia yang paling tua, sisanya masih muda juga anaknya Dilan bekerja di sana sebagai maid. Bi Darsih dan Dilan merupakan istri dan anak pak Tarno, supir di rumah tersebut.

Setelah bersiap, mereka pun mulai berjalan santai di sekitar komplek, melewati beberapa rumah megah. Para tetangga sangat ramah, mereka saling menyapa satu sama lain, berbagi senyum dan sedikit mengobrol.

Jaemin dan Renjun berjalan santai di belakang sambil memperhatikan Naren yang berlari kegirangan. Meski sambil ngobrol, pandangan mereka tidak pernah beralih dari sang anak yang sibuk mengoceh melihat semua hal yang Ia jumpai, mulai dari anjing, tempat sampah bahkan semut yang lewat semuanya tidak lolos dari ocehan Naren.

Setengah perjalanan, Naren mengeluh lelah dan meminta di gendong daddy nya, dengan senang hati sang ayah membawa tubuh anaknya dan di dudukan ke pundak lebarnya.

"Hi hi hi Dyy! " Naren memekik kala Jaemin merentangkan tangannya ke atas. Tawa renyah Naren semakin kencang ketika Jaemin berlari kecil membuat badanya memantul.

Renjun dari belakang memperhatikan sepasang ayah dan anak tersebut dengan senyum yang terpatri, terkadang Ia akan tertawa melihat tingkah ajaib suami dan anaknya.

Tingkah Jail Jaemin benar-benar menurun pada Naren. kini mereka bekerja sama untuk mengganggu monyet tetangga yang duduk santai di pohon. Monyet tiba-tiba menjadi bringas dan melompat-lompat menjangkau tubuh Jaemin dan Naren. bukannya takut, Naren malah semakin tertawa dan menjulurkan lidah ke arah monyet seperti yang Jaemin lakukan tadi. Puas mengganggu monyet, mereka berlari tanpa beban meninggalkan monyet yang meronta marah. Syukurlah monyet tersebut di rantai, jika tidak Ia tidak tau lagi bagaimana nasib suami serta anaknya.

Sampai di taman, mereka pun duduk di sebuah bangku panjang yang terletak di tengah taman. Ramai sekali orang di taman tersebut, ada yang joging, ada yang sekedar duduk di taman dan ada yang hanya mencari sarapan Karna Renjun lihat cukup banyak yang berjualan di taman.

"Myy apek" Renjun dengan lembut mengusap wajah Naren yang penuh keringat dengan handuk.

"Capek banget yah anak mommy sampe keringatan begini"

Selesai mengusap keringat di wajah serta leher Naren, Renjun duduk kembali dengan Naren yang duduk di pangkuannya. Mereka sedang menunggu Jaemin yang pergi membeli air. Setelah beberapa menit, Jaemin akhirnya muncul sambil membawa dua mangkuk bubur ayam dan dua gelas air.

BIG BABY [JaemRen]Where stories live. Discover now